02.ANAK TUNGGAL KAYA RAYA

172 27 6
                                    

Happy reading friends
.
.
.
.
Maaf typo yah
Enjoy
.
.
.
.

Hari ini, hari pertama di hari libur. Nana bangun pagi bukan karena rajin, tapi hari ini bertepatan Kavina akan wisuda. Mereka sudah bersiap sejak sejam lalu, dan sekarang masih pukul 9 pagi.

"Ayo kita berangkat," Kavina sudah dari tadi berdebat dengan pakainya yang sangat susah di kenakan.

"Dari tadi juga," Nana meraih tasnya dan segera menuju ke pintu.

Yunita juga ikut di belakang mereka. Setelah mengunci pintu rapat-rapat, mereka segera berangkat.

Disana sudah banyak sekali yang sudah datang. Vina duduk di kursi yang tertuliskan namanya, dan mereka berdua di kursi tamu.

Nana melihat sekeliling, membayangkan dirinya jika sudah wisuda nanti. Tapi, dia saja tak tahu harus masuk jurusan apa padahal sudah masuk kelas 3, seharusnya dia sudah menentukan jalan kedepannya.

***

"Selamat yah Kavina," terlihat seorang paruh bayah kini menghampiri mereka. Yunita terlihat bahagia, dan kini berpelukan dengan wanita itu.

"Apa ini omah Dewi?" Batin Nana menatap wanita itu. Selama ini, dia tak pernah bertemu dengan sosok yang sering mamanya ceritakan itu. Katanya dia itu baik, bahkan mau membantu proses launching restaurant Yunita yang kedua.

Dia adalah klien Yunita 3 bulan lalu. Walaupun terdengar masih baru tapi mereka sudah sangat dekat. Menurut yang Nana dengar, dia itu sangat baik dan juga kaya.

"Ini Karina?" tanya Omah Dewi menatap Nana.

Nana tersenyum. "Hai Omah." Sapa Nana.

"Aduh, aslinya cantik yah. Imut juga."

Nana tersipu malu. "Aamiin Omah."

"Yasudah omah, ayo ke rumah Yuni. Besok Vina mau tasyakuran, sekalian bicarakan hal itu," Yunita terlihat senyum senyum, entah apa penyebabnya.

Mereka segera bergegas pulang, tapi beda dengan Kavina yang katanya mau nyusul saja. Dengan alasan, mau pergi dengan teman-temannya ke sebuah cafe.

Nana melirik tajam kakaknya itu, dia tahu sebenarnya kakaknya itu mau pergi dengan pacarnya.

"Good luck kak," Nana membisik di telinga Kavina.

"Ustt, jangan ribut yah," ucap Kavina melirik Nana.

"Aman, kalau ada uang tutup mulut mah," Nana terlihat sangat puas memeras kakaknya itu.

"Buset lo."

"Uang tutup mulut kak, gimana sih."

"Ntar gua tf aja."

Nana mengangguk cepat. "Siap."

***

Nana dari tadi menatap cowok yang terus berdiri di belakang omah Dewi. Tadi sempat bersalaman dengan Kavina, tapi dengan Nana tidak. Karena, saat itu Nana lagi balas chat pacarnya.

Tibanya mereka di rumah, Nana segera mengistirahatkan badannya. Duduk di sofa yang empuk adalah solusinya.

"Suka kopi?" tanya cowok itu menghampiri Nana.

"Suka."

"Tadi, mau kasih ke Vina. Tapi dia pergi sama temannya."

Nana meraih kopi itu. "Makasih kak."

"Oh ya, kenalin gua Zidan."

Nana menatap cowok itu saat mengulurkan tangannya.

"Panggil Nana saja kak," balas Nana.

Mendadak Merrried [TERBIT]✔️Where stories live. Discover now