06.TUNANGAN

91 23 7
                                    

.
.
.
.
Happy reading

"Totalnya cincinnya hanya jadi 25 juta mas, di tambah kalung 25 juta, jadi total 50 juta, " ucap wanita itu.

"Buset, mahal banget. Cincin gua aja seharga sejutaan," celetuk Nana.

"Ini beda Na, ini berlian," bisik Vina.

"Oh ya, kamu ga pilih Na? Kali aja udah mau pilih buat nanti," bisik Vina.

"Ga! Harganya kayak DP mobil," balas Nana cepat.

"Siapa beli mobil Na?" Zidan sontak menoleh.

"Harga semuanya."

Vina mencubit pinggang Nana. "Pelanin suaranya!"

"Ini murah kok Na, termasuk sangat murah malah,"

"HAH! MAHAL KAK!"

"NANA! PELANIN SUARANYA!"

Vina sekali lagi menutup mulut Nana dengan tangannya. "Yuk keluar!" Ajak Vina, sebelum Nana banyak bicara.

***

Beberapa tamu sudah berdatangan, di hari pertunangan ini tak banyak yang diundang, hanya keluarga dekat saja yang datang. Dan hanya teman dekat Vina saja yang datang untuk hadir saat ini.

Nana tersenyum melihat Vina berdiri di depan dengan Zidan, walaupun sebenarnya bayangan Nana dulu kalau Vina akan berdiri disana bersama dengan Alvin.

"Kenapa sih kak Alvin jahat, kenapa selingkuh coba!" Batin Nana.

Acara berjalan dengan lancar tanpa hambatan. Cincin yang kemarin mereka beli kini sudah melekat di jadi manis Vina dan Zidan.

"Yang terpasang di jari kak Vina seharga mobil anjay," ucap Nana.

Semua terlihat besorak melihat keduanya. Nana tersenyum bahagia, bahkan beberapa kali mengambil gambar kakaknya di sana untuk dia upload ke sosial media.

"Selamat yah kak," ucap Nana menghampiri Zidan dan Vina.

"Omah bahagia sekali melihat kalian, ini adalah langkah awal. Selanjutnya ada akad nikah, semoga semua berjalan lancar juga," ucap omah.

Vina tersenyum ramah.

"Makasih yah Vina sudah mau setuju. Omah bahagia sekali," tambah omah Dewi.

***

Nana teridam saat melihat sosok yang menurutnya tak asing, disana ada Alvin yang berdiri. Nana mengejar sosok yang dia kira Alvin, dan meninggalkan belanjaan nya begitu saja. Dia ingin memastikan jika dia tidak salah melihat.

"Kak??" Nana terus berlari, namun pria itu sudah memasuki mobilnya.

Brukk

"ADUHHH."

Nana terjatuh saat tersandung sesuatu di depan minimarket. Nana melirik sikutnya yang kini mengeluarkan cairan berwarna merah. Rasanya perih sekali.

"Kakak ga papa?" Seorang anak kecil menghampiri Nana.

"Ga papa kok," Nana segera berdiri di bantu oleh anak kecil itu.

"Makasih yah," ucap Nana lagi sebelum pergi.

Nana kembali mengambil belanjaannya yang dia tinggalkan di dalam supermarket tadi.

"Aww, pedis banget rasanya," ucap Nana melihat sikutnya.

Nana menenteng keresek miliknya dan segera pergi dari sana dengan motornya.

Mendadak Merrried [TERBIT]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang