36.

4.3K 552 77
                                    

Clarissa membekap seorang pria dan berhasil melumpuhkannya dalam waktu beberapa detik saja, lalu kembali mengintai ke sekitar, saat ini dia harus membawa Bara dan menyelamatkan Lucy dan Lulu yang masih ditahan. 

Bara yang melihat Clarissa lagi-lagi melumpuhkan seorang pria dengan begitu mudahnya masih mencoba mencerna apa yang sebenarnya terjadi, bagaimana Alice—ibu tirinya bisa begitu hebat dalam hal seperti ini. 

Bukankah dia seharusnya hanyalah seorang guru biasa?

"Bagaimana situasinya?" 

Bara mengernyit, dan dengan siapa sebenarnya Alice berbicara. Sejak tadi secara berkala dia selalu berbicara dengan seseorang melalui alat komunikasi yang terpasang di telinganya. 

"Seberapa jauh aku dari tempat Lucy dan Lulu?"

Alex yang duduk di depan laptop dengan layar yang sebagian menampilkan tampilan gambar dari robot laba-labanya, sementara sebagian lagi terlihat data dan kode berwarna hijau merah yang terus berjalan.

"Kau sudah dekat dengan mereka, hanya satu belokan lagi di depan, ruang nomor dua dari arahmu."

"Sebelah kiri atau kanan?"

"Kiri."

"Berapa banyak orang yang menjaga mereka? Apa mereka baik-baik saja?"

"Jauh lebih dari kata baik." Alexa menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi, melihat Lucy dan Lulu yang terkurung di dalam ruangan mewah yang didominasi dengan warna putih dan kuning emas. 

"Apa maksudmu?" Clarissa mengernyit. Dia khawatir pada kondisi kedua anak perempuannya, setelah melihat Bara yang diperlakukan dengan begitu kasar, bagaimana jika mereka berdua mendapatkan perlakuan yang sama?

"Mereka baik-baik saja, mereka tidak diikat atau disakiti, bahkan hanya ada mereka berdua di ruangan yang mewah itu dan hanya ada lima orang pria yang berjaga di depan pintu."

Setelah mendengar hal itu, Clarissa menoleh dan melihat Bara yang juga sedang menatap Bara. "Kenapa mereka memperlakukan mereka dengan cara yang berbeda?" Clarissa bukan orang yang bodoh, dia bisa merasakan ada yang ganjil setelah mendengar ucapan Alex.

Lucy dan Lulu ditempatkan di tempat yang bagus bahkan Alex menggambarkan tempat itu sebagai tempat yang mewah, tanpa diikat dan tidak disakiti, hanya dijaga dari luar. Sementara Bara harus menerima pukulan keras di tubuhnya bahkan Clarissa mendengar sendiri kalau mereka ingin membunuhnya bersama dengan Han.

Benar, mereka ingin membunuh Bara dengan Han, hanya mereka berdua tanpa Lulu dan Lucy, tapi kenapa?

"Alex, aku tahu kamu sudah mengetahui sesuatu, bukan? Katakan padaku."

Alex tidak langsung menjawab, kini perhatiannya teralihkan dari Clarissa pindah ke layar yang memperlihatkan apa yang sedang Darrius lakukan pada Han, dan ya robot laba-laba itu di lengkapi dengan suara hingga dia bisa mendengar semua yang mereka bicarakan. 

Darrius tertawa lepas melihat wajah Han yang pucat pasi setelah mendengar ucapannya. 

"Eva yang menderita kanker otak stadium akhir, yang divonis tidak akan bisa sembuh. Gadis yang sangat kamu cintai hingga kamu rela terbang ke berbagai negara hanya untuk menemukan dokter terbaik yang bisa mengobati kondisinya …" Darrius terkekeh. "Teknologi manusia belum memiliki kemajuan seperti itu hingga dokter terbaik dan alat-alat medis paling canggih yang kalian miliki tidak akan pernah bisa mengobati penyakitnya, tapi kamu begitu takut kalau Eva sampai mati, kamu sangat mencintainya hingga kamu takut kehilangannya, begitupun dengan Eva."

Darrius menarik napas panjang dan menghembuskannya, berjalan mengitari Han yang masih ditahan oleh dua pria, tubuhnya tampak lesu dengan kenyataan pahit yang harus dia terima setelah mendengar semua hal yang dia ceritakan tentang masa lalu Eva dan Darrius yang tidak pernah dia ketahui.

Secret Agent : MAMA  🔞 Where stories live. Discover now