10.

12.1K 1.1K 81
                                    

"Bibi, apa kita benar-benar perlu melakukan ini?" tanya Bara mulai ragu dengan keputusan yang dia buat.

"Kalau kita tidak melakukannya, untuk apa kita pergi sejauh ini?" Clarissa balik bertanya.

"Tapi bagaimana dengan Lulu, kita tidak akan bisa menyembunyikannya."

"Kita tidak perlu menyembunyikannya."

"Apa?"

"Kau pernah kabur dari sekolah sebelumnya?"

"Hah? Untuk apa aku kabur dari sekolah?"

"Kalau begitu apa kau pernah melompati pagar sebelumnya?"

Bara, "...." 

Untuk apa dia melompati dinding pagar, dia tidak pernah kabur dari manapun sebelumnya. Selama ini dia menghabiskan sepuluh tahun hidupnya dengan menjadi anak baik yang tidak pernah mencari masalah. Namun, karena Clarissa sekarang dia benar-benar dalam masalah.

"Aiya, naik yang benar, seberapa lama aku harus menahanmu?" Clarissa protes saat membantu Bara menaiki tembok pagar sekolah. Tubuh Bara cukup ringan, seharusnya itu mudah baginya tapi dengan kesibukannya akhir-akhir ini dia belum memiliki kesempatan untuk melatih tubuh Alice dengan benar.

"Kenapa kita harus melakukan ini?" Bara juga tidak mau kalah dan ikut protes. "Kita benar-benar akan mendapatkan masalah jika sampai ketahuan."

"Kalau begitu lakukan dan jangan sampai ketahuan. Lagi pula tidak bisakah kamu berhenti mengeluh, kamu masih muda melakukan hal semacam ini wajar bagi anak-anak muda agar hidupmu tidak hanya berputar di sekitar, belajar, sekolah dan rumah. Kau ingin menjadi pria membosankan seperti ayahmu?"

"Kenapa Bibi jadi bawa bawa ayah?"

"Aish, naik saja yang benar. Ini akan menjadi kenangan yang tidak akan terlupakan dalam hidupmu, bahkan kamu akan merasa bangga."

"Apa bangganya menjadi orang yang melanggar peraturan?"

"Kau sudah setuju untuk melanggar peraturan dengan bolos sekolah, tidak ada jalan kembali." Clarissa mendorong kakinya dan membuat anak itu jatuh ke bawah sisi pagar yang lain.

"Aduh." terdengar Bara mengeluh di luar sana.

"Minggir dari sana," Clarissa memberi peringatan sebelum memberi Lulu nasehat. "Lulu, ayo pegangan yang kencang, Bibi mau membawamu terbang."

"Mm." Anak perempuan yang menggemaskan itu mengangguk lalu berpegangan dengan erat. Sementara Clarissa mengambil ancang-ancang setelah semuanya siap, dia berlari melompat lalu bertumpu pada tembok dan melompat turun.

Lulu yang diajak melompat tersenyum lebar bahkan tertawa. "Hore kita terbang!"

Sementara Bara yang melihat aksi Clarissa dari bawah benar-benar terpana saat melihat Clarissa melayang di udara, dia seperti melihat adegan film yang memakai efek slow motion.

Hup!

Clarissa mendarat dengan sempurna di rumput. 

"Bibi, ayo terbang lagi." Lulu meminta sambil menepuk pundak Clarissa.

"Oke, kita lakukan lagi, tapi nanti ya, sekarang kita harus pergi dulu."

"Bibi janji?" Lulu mengulurkan jari kelingking mungilnya ke depan.

Clarissa tersenyum, menyambut jari kelingking Lulu dengan jari kelingkingnya. "Janji."

"Bibi keren sekali." Bara akhirnya berbicara setelah sekian lama terpana.

Clarissa berkacak pinggang, selama ini semua yang dia lakukan dalam misi-misinya jauh lebih hebat dari sekedar melompati pagar, tapi dia jarang mendapatkan pujian, bahkan jika dia mendapatkannya entah kenapa rasanya tidak sehebat saat Bara memujinya. Mungkin karena Bara adalah anak kecil yang terkagum-kagum pada orang dewasa, itu membuatnya senang sampai ingin menyombongkan diri.

Secret Agent : MAMA  🔞 Where stories live. Discover now