26.

9.5K 779 60
                                    

Apa dia sudah bahagia sekarang?

Bahagia dengan pria lain?

Yang benar saja? Dia tidak bisa menahannya. Bagaimana bisa Alice bahagia dengan pria lain sementara dirinya disini tertekan melakukan semua hal untuknya?

Kenapa Alice tidak mau mengerti situasinya setelah semua yang dia jelaskan padanya, bahwa dia melakukan semua ini demi dirinya.

"Frank? Ada apa?" temannya merasa Franklyn aneh, tapi setelah melihat ke arah Franklyn melihat pria itu tiba-tiba memahami sesuatu. 

Dia sudah berteman dengan Franklyn cukup lama dan dia tahu siapa wanita itu. 

Alice adalah mantan kekasihnya sekaligus adik iparnya sekarang. Dia juga mendengar banyak rumor yang mengatakan bahwa Franklyn berselingkuh dengan kakak Alice—Aluna yang membuat hubungan mereka kandas dan pada akhirnya Franklyn menikah dengan Aluna, tapi bukan itu intinya.

Bukankah Franklyn sudah memilih Aluna? Bukankah itu artinya dia tidak mencintai Alice lagi, tapi kenapa dia terlihat marah sekarang?

Temannya merasakan hal yang tidak baik dan jujur saja dia tidak ingin ikut campur dalam masalah rumah tangga orang lain bahkan jika itu adalah temannya.

"Frank." Dia menepuk pundak Franklyn. "Maaf aku baru ingat ada urusan lain sekarang. Aku harus pergi, aku benar-benar minta maaf, lain kali aku akan mentraktirmu makan, oke?"

Franklyn tidak menjawab, entah dia mendengarnya atau tidak tapi dia pergi setelah mengatakan hal itu padanya. 

Franklyn masih disana menatap Alice yang masih tersenyum bahkan saat berbicara dengan Lulu dan Han, tidak hanya itu Han bahkan mencium kening dan pipinya tapi Alice sama sekali tidak terlihat terganggu dengan hal itu. 

"Bagaimana? Kamu suka?" tanya Han srmbari mengangkat tubuh Lulu dan membiarkannya duduk di etalase agar dia bisa memasangkan kalung dengan model yang sama dengan milik Clarissa.

Clarissa menyentuh kalung miliknya. "Cantik sekali, ini pertama kalinya seorang pria memberiku kalung berlian dan ini juga cocok sekali dengan Lulu. Kamu manis sekali." Clarissa mencubit pipi anak itu dan menbuatnya tersenyum.

"Mama juga sangat cantik!'

"Ooh, benarkah? Kau sudah pintar menyanjung mama sekarang ya?"

"Tapi Mama memang cantik." Lulu mengulurkan tangannya meminta digendong Clarissa. Clarissa menerima ulurannya dan membiarkan anak itu duduk di pangkuannya.

Keduanya sangat serasi sebagai ibu dan anak, Clarissa yang cantik dan Lulu yang manis, tidak hanya itu mereka menggunakan pakaian yang sama, dress hitam berenda dengan rambut yang sama-sama dicepol, melihatnya Han tidak tahan dan mengeluarkan ponselnya dan tidak berhenti mengambil foto mereka. 

"Kau serius? Apa kau sedang mengambil fotoku sekarang?"

"Kenapa? Kalian terlihat manis dan aku senang karena aku menjadi pria pertama yang membelikanmu hadiah. Aku akan membelikan semua yang ada di toko untuk kalian." 

Clarissa tahu Han tidak bercanda, dia akan benar-benar melakukannya jika dia bilang iya. "Tidak perlu dan berhentilah mengambil foto." Clarissa mencoba mengambil ponsel Han tapi Han berhasil menghindarinya. Lulu juga tidak mau kalah membatu Clarissa, tapi tangannya terlalu pendek dan interaksi mereka membuat para pramuniaga menahan senyum. 

"Oh, sebentar." Han berhenti mengambil gambar, dia mengangkat panggilan yang masuk dan pergi menjauh dari tempat Clarissa dan Lulu.

Clarissa memperhatikannya, terkadang ada beberapa panggilan yang membuat pria itu dengan sengaja menghindarinya. Kira-kira siapa yang menelponnya dan apa yang mereka bicarakan hingga Han tidak ingin dirinya mendengarnya. 

Secret Agent : MAMA  🔞 Where stories live. Discover now