11.

9.1K 880 32
                                    

Situasinya benar-benar buruk.

Sebelumnya, Clarissa membawa anak-anak pergi ke mall dan menghabiskan semua uang yang dikirim Han beberapa hari yang lalu, total dua puluh juta habis dalam satu hari hanya untuk bermain dan membeli barang-barang yang selama ini diinginkan Bara dan Lucy. 

"Apa ini caramu untuk menarik perhatian anak-anakku?"

Apa yang Han pikirkan sekarang adalah Alice melakukan semua itu menghambur-hamburkan uangnya untuk menyenangkan hati anak-anak adalah untuk menarik perhatian anak-anaknya agar dia bisa menarik perhatiannya. 

Han sudah hafal segala jenis perilaku wanita yang mencoba mendekatinya, rata-rata dari mereka akan mendekati anak-anaknya mencoba mengambil hati mereka lalu menggunakan mereka sebagai senjata untuk mendapatkannya.

Clarissa mengerutkan bibirnya. "Jangan bilang kalau kamu berpikir aku sengaja menghambur-hamburkan uang untuk mendapatkan perhatian mereka agar mereka menyukaiku lalu menerimaku menjadi ibu mereka dan bisa mendapatkan hatimu." 

Clarissa mencibir. "Kamu terlalu percaya diri, aku tidak suka pria tua sepertimu!"

Han terhenyak mendengarnya, entah kenapa Clarissa selalu mengejutkannya setiap kali wanita itu berteriak padanya. Dia benar-benar merasakan sensasi dimarahi oleh orang lain.

Clarissa yang sebelumnya merasa bersalah di depan Han karena mengajak anak-anak itu bolos sekolah menjadi tidak bersimpati, bahkan Clarissa merasa kesal karena hanya itu yang ada di otak si Burhan ini.

"Kau!" Clarissa menunjuk tepat di hidung Han. "Di saat seperti ini kamu malah memikirkan hal yang tidak penting. Bisa tidak sih, sekaliiiiii saja kamu tidak bersikap narsistik seolah kamu yang paling tampan di dunia ini dan semua wanita akan menjadi tergila-gila hanya karena melihatmu. Cuih." Clarissa tidak benar-benar meludah, dia tidak mau mengepel malam-malam begini. 

Dia lalu mendekati Han hingga jarak mereka begitu dekat, mendongak saat menatap tajam wajah Han yang lebih tinggi satu kepala darinya. "Aku tekankan kan pada dirimu, bahkan jika hanya kamu satu-satunya laki-laki di dunia ini, aku tidak akan tertarik padamu. Selain itu aku baru saja membawa anak-anak bolos sekolah loh, kamu tidak mau tanya kenapa? Kamu tidak penasaran? Kamu tidak ingin tahu? Putrimu Lucy dirundung di sekolah, kamu tidak peduli? Apa yang kamu pedulikan cuma para wanita yang mencoba naik ke tempat tidurmu? Kalau kamu begitu takut pada wanita yang mencoba naik ke tempat tidurmu, kenapa kamu tidak potong saja burungmu!"

Clarissa melihat kebawah. "Lagi pula itu juga tidak akan digunakan lagi, tidak ada gunanya menyimpannya. Potong saja, kalau mereka melihatnya aku yakin mereka akan pergi dengan sendirinya."

"Bicarakan masalah Lucy dengan anak-anak, mereka juga membutuhkanmu sebagai seorang ayah. Itu pun jika kamu masih mau menjadi ayah." 

Clarissa sengaja menabrak bahu Han saat dia pergi membuka pintu kamar dan disambut oleh tatapan ketiga anak Han yang menatapnya dengan tatapan aneh.

"Kenapa kalian menatapku seperti itu?"

Lucy dan Bara kompak menggelengkan kepala. 

Clarissa mengerutkan dahinya, karena terlalu keras mulutnya tidak bisa dijaga saat berbicara dan lupa kalau ada anak-anak di luar yang pastinya mendengar apa yang dia ucapkan. Clarissa menggigit bibirnya dengan frustasi lalu memilih untuk berpura-pura seperti mereka dan mengambil Lulu sebagai gantinya.

"Lulu, ayo kita pergi ke suatu tempat." Clarissa menggendong anak perempuan menggemaskan yang sudah mulai mengantuk karena terus bermain sepanjang hari.

"Bibi mau pergi kemana?" tanya Lucy, ini pertama kalinya anak itu bertanya lebih dulu padanya.

"Aku akan pergi ke suatu tempat, gunakan waktu kalian untuk berbicara dengan ayah kalian. Katakan saja, jangan takut, katakan semuanya. Kalian benar-benar harus mengobrol."

Secret Agent : MAMA  🔞 Where stories live. Discover now