12.

9.3K 836 49
                                    

"Ummm."

Eddie menyugar rambutnya dengan frustasi saat melihat sosok Alice yang terbaring di tempat tidurnya. Sosok yang mengaku sebagai Clarissa. Wanita itu meringkuk di samping anak perempuan yang selalu dia bawa kemana-mana, keduanya tidur pulas.

Dia masih sulit untuk mempercayainya. Perpindahan jiwa? Apa itu mungkin jiwa seseorang pindah ke jiwa orang lain sedangkan raganya kini sudah dikuburkan?

Eddie menatap Alice, ragu-ragu tapi akhirnya tangannya terulur menyentuh wajahnya, jika perpindahan jiwa itu tidak mungkin dan wanita ini hanya berbohong, kenapa dia harus mengetahui semua tentang Carissa seolah-olah dia hidup berdampingan dengan Clarissa dan melewati semuanya dalam hidup Clarissa dengan Clarissa.

Atau, dia memang Clarissa?

Eddie yakin Alice sudah tidur nyenyak saat dia naik ke atas tempat tidur dan berbaring di sampingnya, merengkuh pinggangnya dan menariknya ke dalam pelukannya, mencium tengkuknya.

"Jika kamu benar-benar Clarissa, terima kasih. Terima kasih sudah kembali."

Hubungannya dengan Clarissa mungkin bukan hubungan yang spesial, tapi sebagai rekan mereka sangat dekat, dan ada satu kejadian yang membuat cara pandangnya pada wanita ini berubah.

Saat itu di Milan, Clarissa dan dia menyusup ke sebuah acara pelelangan ilegal dan harus terlibat perkelahian dan baku tembak saat semuanya tidak berjalan sesuai rencana. Hanya ada mereka berdua melawan puluhan orang bersenjata, saat itu wanita ceroboh yang hampir mati karena menjadi tawanan di Bahrain telah tumbuh menjadi wanita yang memesona dan cekatan. 

Jujur saja, saat itu di antara suara tembakan, pecahan kaca dan teriakan orang-orang, di bawah cahaya lampu kristal yang berkilauan, sesaat dia benar-benar terpukau pada sosok wanita yang berdiri mengenakan dress hitam selutut dengan wajah cantiknya yang serius menembak musuh-musuhnya.

Katanya, tidak ada pertemanan di antara wanita dan pria, bahkan jika dia tidak menyukainya saat pertama kali bertemu, dia terpesona setelah beberapa tahun bersama sebagai rekan, padahal selama ini dia hanya menganggapnya sebagai adik, siapa yang mengira perasaan itu akan berubah?

Dia benar-benar tidak bisa melepaskan siluet Clarissa hari itu. Dia selalu terbayang-bayang, tapi belum memiliki kesempatan untuk mengakui perasaannya dan Clarissa tiba-tiba mati. 

Hal itu membuatnya sangat marah, dia seharusnya tidak pernah mengulur waktu dan segera mengatakan apa yang dia rasakan padanya.

Eddie memejamkan matanya, merasakan kehangatan tubuh Clarissa, beruntung wanita ini kembali bahkan jika tubuhnya telah berubah menjadi orang lain, orang yang dia cintai masihlah orang yang kini menempati tubuh itu.

"Aku tidak akan melepaskanmu lagi, tidak akan pernah."

Eddie mengeratkan pelukannya dan tidak lama ikut terlelap di samping Clarissa.

***

Matahari sudah tinggi dan udaranya menjadi lebih hangat bahkan mulai terasa panas. Cahaya mentari yang melewati tirai jendela mengganggunya, benar-benar membuatnya merasa tidak nyaman, apalagi dengan semua rasa sesak dan panas yang dirasakan tubuhnya, Clarissa akhirnya membuka matanya dengan malas. 

Tapi rasa malas itu langsung hilang saat menyadari bagaimana posisinya saat ini. Seseorang jelas memeluknya dengan tangannya yang kekar dan acnya sudah lama mati, pantas saja dirinya merasa sangat sumuk sejak tadi.

Tapi siapa yang memeluknya.

"Eh?" Clarissa terkejut melihat wajah Eddie yang masih terlelap begitu dia menoleh.

Apa yang terjadi? Kenapa pria ini bisa tidur di sampingnya?

Clarissa tidak ingat dengan begitu jelas, semalam dia sangat mengantuk setelah seharian pergi kesana kemari dan bertengkar dengan Han, dia lalu pergi ke markas baru kelompoknya dan memutuskan meminjam kamar Eddie, karena dulu hanya Eddie yang sangat dekat dengannya dibandingkan dengan agen lain.

Secret Agent : MAMA  🔞 Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ