30|

11.8K 258 19
                                    

"Hilangkan ingatanku, dan biarkan berlalu."

***

Tangan mungil itu terus digenggam erat, berusaha menyadarkan wanita yang masih setia menutup matanya. Bekas luka sayatan dipergelangan tangan membuat lelaki tersebut marah! Ini semua salahnya.

Pandangan yang sedari tadi mengarah pada luka dipergelangan tangan kini beralih pada perut datar sang wanita. Dielusnya perlahan, sedikit getaran terasa mengusik dirinya. Seperti ada sengatan kecil dan kupu-kupu berterbangan diperutnya.

Flashback on

"Dia hamil!" Ucap seorang pria yang berperawakan seperti dokter.

Gema terdiam membeku.

"Bukannya dia sepupu-mu?" Tanya pria tersebut.

Gema masih diam tak tau ingin menjawab apa. Lirikan matanya tak pernah lepas dari perut Aleta yang bajunya sedikit tersibak. Tangan Gema kembali menutup pakaian Aleta.

"Udah berapa bulan?" Tanya Gema yang masih belum memutuskan pusat perhatiannya pada perut rata tersebut.

"Tiga bulan!"

Kembali Gema terdiam. Tiga bulan yang lalu sebuah nyawa dititipkan pada Wanita-nya. Tiga bulan lalu dirinya dan keluarga dengan sangat kasar menghancurkan hati dan mental Wanita-nya. Dan pada hari ini pun dirinya masih berperilaku buruk pada Wanita-nya.

"Kalian-bukannya.."

"Bukan urusan om!" Potong Gema seraya menatap tajam sang empu.

"Brengsek!" Jawab lelaki yang tak lain dan tak bukan adalah teman Papa Gema.

"Kalau dihilangkan?" Gumam Gema yang masih dapat didengar.

Bukkk

"Apa-apaan sih!" Teriak Gema yang tak siap menerima pukulan telak dari pria disampingnya.

"Urus dia brengsek! Aku tau apa yang kau perbuat sampai dia jadi begini." Tomy, yang memeriksa Aleta ikut tersulut emosi. Saat mengetahui hal yang tak pernah ia pikirkan sebelumnya.

"Dan luka dipergelangan tangan ini, akan kuperiksa tiga hari lagi. Pastikan dia sehat atau kau yang akan kubunuh!" Sambung lelaki tersebut dan langsung beranjak pergi.

Flashback off

"Aleta!" Panggil Gema lembut seraya tangannya mengelus kening Aleta.

Gema merenenung mengingat semua kenangannya bersama Aleta dulu. Wajah ceria dan senyum yang selalu Aleta berikan hanya untuk dirinya.

Lalu sekarang, raut wajah takut dan tertekan yang Gema dapatkan saat bersama dengannya. Gema tau ini semua salahnya! Lelaki pengecut yang hanya bisa membuat kekacauan.

"Eughh.." Geraman halus keluar dari bibir pucat tersebut. Tangannya yang sedang dibaluti selang infus tergerak membuat Gema sadar bahwa Aleta sudah sadar dari pingsannya.

GEMA (On GOING)Where stories live. Discover now