8|

66.9K 1.8K 63
                                    

Kelas sudah berlangsung, kini semua murid mendapatkan kelompok untuk mengerjakan ulangan. Aleta dan Kania, keduanya jelas satu kelompok dengan dua siswi yang juga duduk dibelakang meja mereka.

"satu jam berdiskusi kelompok dan satu jam lagi untuk sesi tanya jawab!." perintah guru yang juga sedang sibuk dengan kertas kelompok kelas lain.

Ruangan sedikit hening, masing-masing kelompok berusaha memelankan suaranya agar ide dan jawaban mereka tak didengar oleh kelompok lain.

"Al ..."

Hanya suara Kania yang sedari tadi memanggil nama Aleta yang terdengar. Padahal Aleta duduk pas disebelah nya, hanya saja Aleta masih diam tak menghiraukan.

"Al!..."

"Kania, kecilkan suara kamu! Kerja pakai tangan bukan pakai mulut." tegur guru tersebut yang langsung membungkam mulut Kania.

Kania memajukan mulutnya, kini berganti tangan nya yang tak bisa diam.

"Kania, Aleta nya jangan diganggu." bisik Siska, teman sekelompok mereka.

Kania tak menghiraukan nya dan terus menggoyang-goyangkan tangan Aleta.

"shh-" ringis Kania saat gumpalan kertas mengenai jidatnya. Ditatapnya Ferry dan Brian yang duduk di pojok. Keduanya seolah menirukan gerakan Kania dengan Ferry yang menggoyang-goyangkan tangan Brian dan Brian yang sok acuh pada perbuatan Ferry.

Kania yang melihatnya hanya mengacungkan jari tengah nya dan langsung diam untuk mengerjakan tugas, tak ingin mengganggu Aleta lagi.

Untuk beberapa saat semua murid didalam kelas masih sibuk dengan tugas kelompok mereka masing-masing. Dan saat bel pertama berbunyi, mereka semua mendesah lelah dan langsung bersiap-siap untuk melakukan sesi tanya jawab.

"oke, mari kita mulai!." Pak Bento, guru yang sedang mengajar dikelas mereka bersiap-siap untuk memulai pembelajaran kali ini.

Pak Bento menyebutkan urutan-urutan kelompok dan kelompok Aleta mendapatkan urutan keempat.

"silahkan, kelompok mana yang ingin bertanya duluan?." ucap Pak Bento sembari menuliskan beberapa pokok inti pembelajaran di papan tulis.

"saya pak!." ucapan Ferry yang tiba-tiba membuat seisi kelas kaget.

"oke baik! Silahkan, ingin bertanya kepada kelompok berapa?." tanya Pak Bento.

"saya Ferry dari kelompok 4 ingin bertanya kepada kelompok 2." ucapan serius Ferry membuat Brian yang duduk disampingnya tersenyum geli sembari menahan tawa. Kania memelototi keduanya, kelompok 2 adalah kelompok dirinya dengan Aleta.

Pak Bento mengangguk dan mempersilahkan Ferry bertanya. Semuanya diam menyimak pertanyaan apa yang akan diajukan Ferry.

"Aleta." panggilan lembut Ferry membuat seisi kelas mengerutkan keningnya heran.

Ferry menatap dalam Aleta, sebaliknya. Aleta menatap heran sekaligus aneh pada Ferry. Beberapa detik dalam keheningan.

"silahkan Ferry!." ucap Pak Bento yang juga merasa aneh.

Tampak Ferry yang menarik dalam nafasnya, "kamu mau ga jadi pacar aku?."

Wht the hell!!!

Semua melotot terkejut dan bergantian menatap Aleta dan Ferry. Sedangkan, Aleta sudah pucat pias mendengar pertanyaan Ferry. Rasanya dirinya ingin menangis! Malu sekali.

Plokkk

"aww-shhh." Ferry menatap kesal kearah guru yang sudah berkacak pinggang didepannya.

"sakit pak." adu nya sembari mengelus jidatnya yang baru saja dilempar penghapus.

GEMA (On GOING)Where stories live. Discover now