16. CHAPTER KITA?

1 0 0
                                    

Aileen tengah Rebahan sembari menikmati lagu yang sudah lama menghuni playlist nya. 'Melawan Restu-Mahalini' tengah mengalun indah di telinga Aileen dengan rasa penat dan kantuk yang bersamaan.

Kini Aileen sudah berada di Vila, Sesampainya Aileen langsung mengistirahatkan dirinya, Di kamar yang di tempati hanya 4 orang ini membuat Aileen sedikit susah untuk tertidur karena sedikit berdesakan.

"Kanala, Lo udah tidur?" Tanya Aileen menatap kanala yang sudah memejamkan matanya

"Tidur Aileen, Bentar lagi shubuh" Jawab kanala dengan suara berat serta mata yang tertutup

"Gue ga bisa tidur Nala" Aileen berdiri mnatap kasur yang ternyata tidak ada Vanilla disana

"Nala, Vanilla dimana ya?" Tanya Aileen lagi pada kanala

"Gue ga tau Aileen" Kanala menutup wajahnya dengan bantal

Aileen yang melihat itu melepas headset yang menempel pada telinganya, Aileen berjalan keluar di rasa dirinya juga haus. Tapi Aileen mendengar suara temannya yang lain.

Aileen berjalan mendekat ke arah suara, Ternyata mereka tengah berkumpul di teras. Vanilla, Lia, Khavi, Rinto, Angkasa. Tengah duduk bersama dengan candaan candaan ringan tak lupa gitar yang di bawa oleh angkasa.

Aileen sengaja tidak langsung kesana ia membuat es jeruk yang lumayan banyak tujuannya memang untuk mereka, dan menyiapkan sedikit camilan juga untuk mereka yang di luar sana.

"Haus bikin minum kane nih" Ucap khavi berdiri hendak masuk ke arah dapur, tapi urung ketika melihat Aileen berjalan mendekat menenteng sebuah tremos dan berberapa snack.

"Tau banget lo leen, sini gue bantu" Khavi membantu Aileen membawakan tremos tersebut

"Makasih bang"

Aileen berjalan terlebih dahulu sesampainya disana matanya langsung bertemu tatap dengan mata indah angkasa.

"Iya iyaa, suka tapi ya jangan di lihat terus lahh" Ejek rinto berbisik pada angkasa

"Sialan" Angkasa tersenyum mendengar bisikan rinto pada telinganya

"Nih Ka, Form Aileen" Khavi memberikan segelas Es jeruk yang di buatkan oleh Aileen tadi. Dengan senang hati angkasa menerimanya

"Vanilla, lia. Nih udah ada camilan sama minuman" Vanilla dan lia yang tadinya sedang mencari jaringan internet kembali mendekat ke arah teras vila.

"Lha ko Aileen belum bubuk" Tanya vanilla dengan nada halus

"Belum ngantuk, Vanilla"

Vanilla hanya mengangguk, setelah itu tidak ada lagi suara dari mereka. Kini Vanilla, Lia, Aileen tengah duduk di kursi panjang. Sedangkan angkasa, Rinto, khavi tengah duduk di lantai.

"Gabung kesana yuk?" Ajak vanilla yang mendapatkan anggukan dari Lia. Sedangkan Aileen mengikut saja

"Bang aka, Nyanyi dong suara lo kan enak" Pinta vanilla pada angkasa

"Mau request" Imbuh Lia yang menatap Rinto

"Camera camera, Ayo bikin vlog" Rinto mencari kamera seolah menghindari tatapan Lia.

"Ayo bang aka nyanyi" Pinta vanilla kembali

"Lagu apa, Vanilla" Suara lembut angkasa terdengar. Hal itu membuat Aileen sedikit merasa kesal, Aileen merasa tidak suka saat angkasa mengeluarkan suara lembut tersebut pada perempuan selain dirinya!

Aileen membuang muka, membuka handphonenya sembari menyandarkan dirinya pada kursi yang sebelumnya ia duduki.

"Yaudah nyanyi deh" Angkasa mulai memetik sinar gitarnya

'Kuterima suratmu, t'lah ku baca dan aku mengerti'

'Betapa merindunya dirimu akan hadirnya diriku di dalam hari hari mu, bersama lagi'

'Kau tanyakan padaku, kapan aku akan kembali lagi. Kata mu kau tak kuasa melawan gejolak di dalam dada'

'Yang membara menahan rasa, pertemuan kita nanti. Saat bersama dirimu'

'Semua kata rindumu semakin membuatku tak berdaya, menahan rasa ingin jumpa'
Percayalah padaku akupun rindu kamu, ku akan pulang. Melepas semua kerinduan yang terpendam'

Vanilla Memvideo Suara merdu serta petikan lihai gitar yang di mainkan oleh angkasa, Semua bertepuk tangan ketika angkasa menyudahi acara menyanyinya.

"Aileen, Diem bae" Goda Rinto yang melihat Aileen hanya menatap layar handphonenya.

"Aku dengerin suara bang aka, terlalu fokus tadi. Kenapa berhenti?" Tanya Aileen dengan wajah polos nya

"Ekhmm"

"Chuakz Chuakzz"

Rinto dan khavi sudah heboh tapi di cubit oleh angkasa langsung mereka terdiam dengan seribu bahasa.

"Bang aka, melawan restu ayooo" Pinta Lia dengan menggoyang kan bahu angkasa

"Yaaa kalo lagu itu lo aja duet sama bang rinto, biar gue yang jadi gitaris" Ucap angkasa dengan gelak tawa diikuti tawa oleh lainnya

"Ayo dong bang aka, mau buat status whatsapp nih" Rengek lia yang tidak di gubris oleh angkasa

"Bang aka, Ayoo coba nyanyi melawan restu" Semua menatap sumber suara yang berasal dari aileen.

Semuanya menatap aileen dengan pandangan kaget, tapi tak lama kemudian kecanggungan itu luntur ketika angkasa menarik senar gitarnya, Suara merdunya mulai terdengar.

'Namun ternyata, pada akhirnya tak mungkin bisa ku paksaa'

'Restunya tak berpihak pada kitaa'

'Mungkinkah aku meminta, kisah kita selamanya tak terlintas dalam benakku, bila hatiku tanpamu. S'gala cara t'lah kucoba pertahanan cinta kita'

'Selalu ku titipkan dalam doaku, tapi ku tak mampu melawan restu'

Tepat saat akhir suara angkasa semua bertepuk tangan, Dengan riuh.

"Suara enak gini kenapa gak jadi tukang becak" Ucap khavi yang langsung di hadiahi toyoran oleh rinto

"Harusnya jualan gado gado cok" Imbuh rinto yang membuat mereka semua tertawa

Angkasa tidak mengalihkan pandangannya pada mereka karena ia sedari tadi sibuk dengan satu objek yang mampu mengunci pandangannya, Senyum aileen. Objek yang mampu membuat mata angkasa tersemat disana, Entah mengapa hati angkasa terasa bungah ketika melihat perempuan favorit nya itu menyunggingkan senyum manis dengan hidung bangir nya yang sangat menawan!

"Ehh kita kan cabut dari villa siangan nih, bikin game yuk besok" Ucap khavi tiba tiba

"Boleh tuh, seru kayanya" Sahut lia dan Diangguki oleh vanilla

"Game apatuh" Tanya aileen

"TOD, Pake botol. Yang gak setuju jangan di temenin" Ucap khavi lagi

"Yang ga mau ktp nya di viralin" Imbuh rinto dengan nada konyol nya.

"Gak, gak. Yang bener itu, yang gak mau main dikasih dicium waria yang ada di bundaran tadi" Khavi, rinto tertawa menggelegar mendengar ucapan angkasa begitupula aileen, vanilla, dan lia.

"Kalian gimana setuju?" Tanya khavi pada perempuan perempuan itu

"Setuju" Jawab tiga perempuan itu dengan kompak!

"Leen, pinjem kamera lo dong. Nanti gue ganti deh kodaknya" Pinta khavi pada aileen

"Boleh, tapi ganti beneran yang bang. Gue bener bener gak ada uang buat beli kodak kodak film itu, stres banget gue. Kenapa juga beli kamera analog" Keluh aileen

"Yaudah besok gue ganti uang atau kodak?"

"Kodak nya aja"

Setelah percakapan itu, mereka memutuskan untuk masuk kembali ke kamar setelah sholat shubuh, setelah membangunkan teman temannya yang lain mereka yang tadi tidak tidur kini gilirannya untuk tidur...

"SHOLAT WOI, DARIPADA LO SEMUA GUE SHOLATIN" Suara angkasa terdengar menggelegar

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 24 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Hai Desember, Bye JanuariWhere stories live. Discover now