00. PROLOG

19 2 2
                                    

Selamat malam tuanku, ini aku. Aku yang pernah merajut kisah singkat dengan mu, ini aku orang yang dulu selalu berandai-andai bisa bahagia denganmu.

Tuanku, bagaimana hari harinya? Apakah menyenangkan? Lama aku tidak mendengar berita tentang dirimu. Apa kau baik baik saja? Aku sengaja menulis semua kenangan ini disini, menyamarkan nama indahmu dan menjadikan Angkasa sebagai perumpamaan, karena menurut aku Angkasa adalah Kata paling pas untuk dirimu...

Engkau bertanya mengapa bisa seperti itu? Itu karena cintamu, rasamu, ikhlasmu. Sama dengan luasnya Angkasa, Tuanku.

Apa boleh aku bertanya malam ini? Bagaimana dengan hati yang dulu aku miliki seutuhnya apakah masih sama? Bagaimana Angkasa ku? Apakah sudah ada wanita lain yang sudah menggantikan namaku? Aku tau kisah kita terlalu rumit, aku tau rasa kita terlalu semu. Tapi apakah dua manusia yang memeluk luka sama seperti kita ini tidak pantas untuk bahagia ya?

Aku sadar tuan, sebagaimana pun kita melawan kita tidak akan pernah bisa menang, karena yang sedang kita lawan adalah takdir. Rumus takdir itu kalau sudah ditetapkan pasti menemukan bahagia kalau di paksakan pasti menemukan kehancuran, seperti kita ini mungkin?

Angkasa Sky Davindra, laki laki yang mencintai perempuan biasa biasa saja seperti diriku. Cintanya sangat dalam sampai aku ikut terjatuh di dalamnya. Kisahnya terlalu indah, mungkin Seratus ribu kata indah tidak akan pernah bisa mewakilkan bagaimana keindahan di masa itu...

Sampai hari ini, aku masih berusaha untuk melupakan mu, sampai hari ini aku memaksa diriku untuk melupakan wajah yang sangat candu bagiku, dan pada semesta aku meminta secara terang terangan untuk bisa melupakan dirimu dan dipertemukan oleh sosok lain dengan kisah yang lebih baik tentunya....

Aku mengucapkan Terimakasih, untuk semua hal hal indah yang pernah di lukiskan oleh angkasaku, sekarang dunia berhak tau bahwa Aku 'Aileen Neoma' pernah dicintai besar besaran oleh laki laki sederhana dengan beribu kebahagiaan yang ia bungkus untuk aku.

Karya ini aku persembahkan untuk dia, dia yang sudah aku ikhlaskan. Untuk dia yang masih tetap ada menempati ruang tersendiri dalam hati. Angkasa karya ini berisikan kepingan kepingan bahagia kita yang masih berputar bak kaset rusak di kepalaku, walaupun aku tidak pandai menyusun kata, walaupun aku tidak bisa merangkai kata agar bisa di nikmati. Tapi aku berharap semoga kamu bangga saat tau ini adalah karya yang aku tuliskan untukmu, Aku berharap kamu suka Ya :)

Selamat malam angkasaku, Dari aku untuk kamu di bulan Januari ini.

Sidoarjo, 08 Januari 2024.

"Sudah, cukup sampai sini Epilognya. Maaf kalau terlalu cepat, sudah banyak bahagia yang takutnya nanti akan menimbulkan luka." Cicit aileen melihat laptop yang menampilkan ms word dengan sebuah tulisan kecil kecil.

"Aileen, Fano udah di bawah ayo turun" Ucap sang mama-Sinta, aileen pun mengangguk dan segera mencuci mukanya agar orang orang tidak tahu bahwa dirinya selesai menangis.

"Aku turun setelah ini ma, aku siap siap dulu" Jawab aileen langsung berdiri meninggalkan laptop serta bukunya yang masih terbuka, aileen membiarkan buku buku yang terisi oleh ide ide pikirannya untuk novelnya tertiup angin dari jendelanya.

Hai Desember, Bye JanuariWhere stories live. Discover now