04. ALUN ALUN KOTA

3 1 0
                                    

Berjalan jalan di alun alun kota, mengamati setiap orang yang melintas tak lupa ia memotret berberapa hal yang menurutnya indah, Aileen itu bisa menyendiri seharian tapi Aileen juga bisa bermain seharian.

Walaupun berangkat dengan kanala, tapi Aileen tidak bersama kanala sekarang karena Kanala tengah berduaan dengan pacaranya. Aileen itu type manusia tidak mau ribet kalaupun kanala berjalan dengan pacaranya aileen akan memilih berjalan sendiri, ia tidak mau mengekor.

"Dek, Boleh fotoin saya di depan tugu?" Ucap seorang tiba tiba membuyarkan fokus aileen

"Eh, boleh pak mau difoto dimana pak?" Tanya aileen mengiyakan bapak bapak itu

"Di depan tugu, ayo" Aileen mengikuti langkah bapak bapak tersebut

Sesampainya di depan tugu yang dimaksud bapak itu tadi, aileen dapat melihat seorang anak remaja yang mungkin berkisar sepantaran nya dengan mamahnya yang terlihat sangat modis walaupun kulitnya sudah mulai mengeriput.

"Ayah, ayo ini panas banget Yah" Keluh anak remaja tersebut pada ayahnya.

"Mbak tolong ya difoto sekarang" Aileen mengangguk ia membuka penutup lensa kameranya dan berisap untuk mengabadikan moment keluarga yang tampaknya bahagia ini.

"Udah mbak" Aileen mengacungkan jempolnya ketika sang anak remaja tadi meminta untuk menyudahi.

"Emm ini kirimnya gimana dek?" Tanya bapak bapak itu lagi

"Yaallah, pak maaf banget saya lupa bawa OTG Ini juga terlalu riweh kalau dipindah dari memorinya. Kalau saya drive terus kirim via WhatsApp Bagaimana pak?" Aileen sedikit panik karena ia melupakan satu hal, bahwa ia tidak membawa OTG. Tapi beruntung nya si bapak mau memberikan nomor Whatsapp nya pada aileen.

"Saya kirim secepatnya ya pak" Ucap aileen

"Iya dek, ohya jadi berapa?" Tanya bapak tersebut sembari mengeluarkan dompetnya

"Seikhlas bapak"

"Gimana konsepnya kok seikhlasnya sih mbak?" Bapak bapak itu menakutkan alisnya seolah bingung

"Karena saya udah bahagia hari ini, jadi gausah pasang harga buat foto saya" Jawab aileen dengan mantap

Bapak bapak itu terseyum mendengarnya, Tanpa ragu ia memberikan 2 lembar uang pecahan limapuluh ribu pada aileen. Tapi aileen tidak mau menerima nya

"Terlalu banyak pak, hasil foto saya juga tidak sebagus itu. Saya rasa ini juga sudah kebanyakan" Aileen hanya mengambil satu lembar uang tersebut dan

"Terimakasih pak, saya permisi" Bapak tersebut tersenyum lagi melihat tingkah aileen.

Aileen kembali duduk di sekitar taman alun alun kota, aileen lupa sejak tadi ia sama sekali belum membuka handphone nya.

Aileen segera membuka aplikasi whatsapp ketika banyak notif dari kakaknya yang masuk

|Kak Farin|
Papah udah pulang, mabok sepeda lo di gadai lagi dek.
Nanti kalau pulang lo pastiin dulu ya sepeda lo dimana
Jangan pulang sore sore

Muak, Muak sekali rasanya sedari aileen kecil ia selalu mengikuti ego ayahnya ia selalu ikut apa mau ayahnya, tapi mengapa sampai saat ini ayahnya tidak pernah sadar? Aileen lelah langkah ayahnya mana yang tidak pernah ada aileen di dalamnya? Cerita hidup ayahnya mana yang aileen tidak menjadi korban nya?

Aileen itu selalu takut dengan bayangan bayangan masalalu, tapi apa mamahnya, kakaknya, papahnya mengerti? Tidak...

Yang mereka tau hidup aileen itu sudah enak menurut mereka, karena secara porsi pendidikan aileen lebih tinggi dari mereka dan nasib aileen lebih terjamin karena kakaknya yang sudah berkerja dan tidak perlu memikirkan hutang hutang keluarga nya sewaktu sekolah itu mungkin fikiran keluarga aileen?

Padahal aileen yang asli itu seperti gelas pecah yang dirakit kembali oleh sang pemilik, Aileen kecil yang terluka secara mental dan batinnya membuat aileen besar menjadi seperti sekarang ini. Sering takut, terancam, Overthinking sampai tidak bisa tidur, ketakutan berlebihan, cemas hingga menangis. Apa mamah papah serta kakaknya tau? Tidak, mereka tidak tau sama sekali bagaimana sisi asli dari seorang aileen neoma!

"Capek banget yaallah" Aileen menghapus air matanya yang hampir saja terjatuh

Tak mau mengingat hal hal menyakitkan itu, aileen membuka kameranya dan memindahkan memorinya. Disana ia melihat foto foto keluarga cemara tadi

Pose bapak bapak itu mencium anaknya di sebelah kiri dan mamahnya di sebelah kanan, pose bapak bapak tadi jongkok dibawah mamahnya di tengah dan sang anak berada diatas dengan dagu bertumpu pada kepala mamahnya dan masih banyak pose yang membuat aileen cemburu.

Yatuhan, Aileen kadang merasa iri dengan mereka yang bisa hahahihi dengan keluarga nya tanpa memikirkan masalah ekonomi, tapi mengapa ia tidak pernah bisa ya?

Aileen mengirim foto foto tersebut setelah itu ia keluar dari aplikasi WhatsApp, mulai berjalan mencari kanala tidak jauh dari tempatnya ia melihat kanala duduk dengan laki laki yang sudah pasti adalah pacarnya.

"Nala gue pulang dulu ya, Urgent. Maaf banget inimah" Ucap aileen pada kanala

"Yaah kenapasih leen, ngga bisa yaa nunggu bentar ini habis ini nasi goreng gue ga bisa kita pulang" Rayu kanala pada aileen

"Jangan kanala, udahlah lo enjoy aja gue bisa pulang sendiri toh ini lagi bener bener ada urusan mendadak" Tak lama lama setelah mengucapkan hal itu aileen melambaikan tangan dan meninggalkan kanala

***

Aileen sudah sampai di rumahnya membawa motornya, aileen mengambil di rumah teman ayahnya yang ia tahu sebenarnya sepeda ini di gadai tapi aileen bersikukuh untuk membawa pulang apa yang menjadi miliknya!

"Assalamu'alaikum aileen pulang"

"Loh? Kok motornya bisa di kamu leen?" Sang mamah terheran heran mendapati aileen pulang dengan motor army nya

"Aku ambil apa yang seharusnya jadi milik aku mah" Jawab aileen singkat

Mamah aileen masih ingin mencerca aileen dengan seribu pertanyaan tapi aileen menyodorkan selembar uang berwarna biru

"Buat mamah" Ucap aileen

"Makasih yaa" Tanpa di tanya sang mamah tahu darimana anaknya mendapatkan uang itu, sudah pasti dari hasil Memotret nya

"Gausah bilang makasih kalau sama anak mah, aileen bersih bersih dulu ya? Ini titip kunci motornya" Aileen menyerahkan kunci motornya dan masuk ke dalam kamarnya untuk segera mandi

Aileen keluar dari kamar mandi melihat ada sang mamah yang tengah merapikan letak kamera dan buku buku novelnya.

"Tadi aku tanya sama om anjas katanya motornya ga di gadai mah, kalaupun iya aku gak mau tau. Karena itu milik aku mah" Cicit aileen dengan suara yang sangat kecil hampir tak terdengar

Sang mamah menghampiri aileen dan memeluk aileen

"Maaf ya aileen, Tetep sabar dan tabah ya nak. Kuatkan lagi bahunya semoga bahagianya besok segera datang, kerja yang enak yang serius ya sayang, kasihan kak Farin harus banting tulang sendiri" Ucap Sinta-Mamah aileen

Aileen hanya mampu terisak, ia benar benar merasakan ada batu yang mengganjal di hatinya rasanya ia tidak bisa menerima setiap kenyataan yang ada pada hidupnya...

Hai Desember, Bye Januariजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें