Chapter 27

7.3K 733 13
                                    

Eryk memandang malas atap kamar, sudah berapa jam dia bengong melihat atap kamar??

"Ish!! Ini gara-gara Dev!" ucap Eryk sebal

Setelah dibuat lemas oleh Devide, dia kini hanya bisa tidur memandang atap kamar yang, sesekali dia mengeluarkan kekuatannya yang ternyata sudah meningkat!!

"Yesss, level berapa aku sekarang? Apakah level 10??!!" ucap Eryk pelan seraya membentuk cahaya di tangannya menjadi sebuah huruf random

Eryk merubah menjadi nama-nama orang yang dia kenal, mulai Devide, Nita, Titin, dan beberapa nama random, sampai kemudian tangannya berhenti saat melihat sebuah nama

"Caca??" ucap Eryk pelan dengan perasaan rumit

Devide memandang dingin Gasia yang duduk di hadapannya, mereka sekarang sedang mendengarkan rapat di aula tentang sebuah kompetisi dengan melibatkan kekaisaran lainya

Akademi Leon tentu saja menjadi perwakilan dari kekaisaran Leon, dimana semua yang hadir hari ini ingin memilih peserta untuk ikut berpartisipasi dalam kompetisi ini, kompetisi untuk mencari jenius nomor satu di benua Azakiel

"Jadi, semuanya yang hadir hari ini, saya, ketua Dyre dan para tetua sepakat bahwa ada 6 orang yang akan ikut di kompetisi ini, saya akan membacakan namanya dan diharapkan yang mendengar nama itu untuk berlatih dengan giat"

"Adapun nama tersebut, Gasia de Leon, Devide, Luci, Luvi, Heris, dan Viola, mereka berenam akan mewakili kekaisaran Leon. Ingat apa yang aku ucapkan ini Hati-hati dengan kekaisaran Deon,, itu saja" ucap Raja kerajaan Leon, Jemas De Leon

Mata Devide di penuhi dendam mendengar nama kekaisaran Deon, sedangkan mereka yang ada di sana bingung dengan kekaisaran Beru itu

"Kekaisaran Deon?? Aku baru mendengar nama itu" tanya Luci

"Tentu saja kalian baru mendengarnya karena kekaisaran ini dulunya adalah kerajaan kecil di sebelah barat yang dimana dipimpin oleh kekaisaran Wekaria, kekaisaran terkuat kedua di benua, namun kerajaan Deon memberontak mereka meminta bantua dari utusan Dewa untuk membantu karena kekaisaran Wekaria telah berbuat dosa dengan membunuh banyak nyawa.." ucap Jemes dengan wajah serius

"Aku mendengar mereka akan mendapatkan utusan Dewa untuk kompetisi kali ini.." ucap ketua Dyre

Semua yang ada di aula terdiam, sampai sebuah kekehan dari seorang murid, Heris. Dia tertawa mendengar apa yang di ucapkan dyre

"Ahahaha, kalian terlihat sedikit ragu untuk melawan utusan Dewa??, mereka masih manusia, masih memiliki ketakutan dan rasa sakit, jika melawan boneka dewa saja kalian takut, jangan harap kalian bisa menjadi dewa!" ucap Heris

Heris adalah pria berotot berambut merah dengan mata serupa, dia adalah tipe orang yang nggak mau kalah meskipun di hajar sampai babak belur, intinya tipe orang nggak kenal takut

"Haha, kau tetap bersemangat ya Heris.." ucap Viola lembut

Viola, gadis cantik berambut pink dengan mata coklat itu tersenyum lembut seraya mengipas wajahnya, Heris berdecih tidak suka dia memandang kearah devide yang terdiam

"Huh? Aku tidak sadar ada kau di sana" ucap Heris dengan heran

"karena kau buta" ucap Luvi dengan wajah jahilnya

Luvi, adalah adik kembar dari Luci, mereka sama-sama jahil namun Luvi lebih jahil dari Luci, Heris adalah targetnya selalu

"Apa!!" teriak Heris kesal

"hey sudah diam!!, kalian berenam bisa keluar, aku dan para tetua ingin berbicara dulu!!" ucap Dion dengan wajah kesal

Mereka berenam akhirnya keluar, kecuali Devide mereka berlima terlihat saling berbicara, Gasia memandang kearah Devide dengan wajah bingung, terlihat jelas bahwa Devide manahan amarah

"Kau tidak apa-apa?" tanya Gasia pelan

Devide hanya memandanginya sebentar dan langsung pergi, Gasia mengigit bibirnya bawahnya dengan gentir, Luci yang melihat interaksi mereka menghampiri Gasia

"Laki-laki yang kau suka boleh juga" ucap Luci menggoda

Namun gasia tidak menjawab dia hanya menunduk menyembunyikan wajah, matanya berkaca-kaca yang membuat Luci terdiam

'Cinta memang merepotkan' batin Luci





Devide membuka pintu, dia melihat Eryk sedang memainkan elemennya di udara tanpa menyadari bahwa dia ada di hadapannya, dengan cemberut Devide menarik tangan Eryk dan membuat dia duduk di pangkuannya

"Akh! Dev!!, kau bikin aku kaget!!" ucap Eryk kesal

Devide tidak menjawab, dia memeluk tubuh kecil itu dengan erat, wajahnya yan penuh amarah kini terlihat rileks saat menghirup aroma dari tubuh Eryk

Beberapa saat Eryk terdiam, membuat Devide heran dia mengigit bahu Eryk yang membuat Eryk meringis

"Kenapa hmm??" tanya Devide

"Tidak apa-apa aku hanya bosan di kamar teruss!!" ucap Eryk pelan sambil memainkan tangan Devide

"Mau jalan-jalan?" tanya Devide pelan

Eryk mengangguk cepat, dia turun dari pangkuan Devide kemudian dia berdiri meskipun kakinya masih leemas dia dengan pelan berjalan kearah lemari mengambil pakaiannya dan memasuki kamar mandi

"Hmm? Masih menggunakan kamar mandi? Aku sudah melihatnya jadi tidak perlu malu" ucap Devide menggoda

"T-tetap saja!!" teriak Eryk

Setelah beberapa saat dia keluar dengan baju biru laut dan celana hitam kecil yang di beli Devide, sedangkan Devide hanya tersenyum dia mengambil tangan Eryk berjalan menuju keluar

Mereka berjalan-jalan di taman akademi, Devide hanya mengajaknya jalan keliling akademi karena dia takut kejadian yang sama terulang lagi, dia tidak sanggup kehilangan sosok yang dia Cinta

Beberapa murid memandang kearah Devide dan Eryk, cukup langka melihat seorang laki-laki tampan bergandengan dengan laki-laki imut yang membuat beberapa murid memandang aneh

"Dev,..tidak apa-apa kita bergandengan tangan??" ucap Eryk pelan

Devide menggeleng, dia memandang kesekitar dengan wajah tajam membuat beberapa murid memalingkan wajahnya dan berpura-pura melihat kesekitar

Mereka akhirnya sampai dia sebuah pasar kecil ayang ada di akademi, Eryk terlihat bahagia melihat makan tertata rapi di kios-kios, dengan lembut dia menarik tangan Devide

Akhirnya mereka duduk di taman dengan pemandangan bunga di sekelilingnya, Devide memandang wajah Eryk yang imut, wajahnya dipenuhi oleh sisa-sisa makanan

"Hm? Dev mawu??" ucap Eryk yang masih mengunyah itu

Devide membuka mulutnya saat Eryk memberi sepotong cumi bakar di tangannya, rasanya manis membuat Devide sedikit tidak suka Mereka menghabiskan waktunya di taman itu, setelah selesai mereka pergi ke asrama karena sudah malam apalagi Eryk yang sangat lelah

Sampailah hari dimana akademi Leon akan melakukan perjalanan menuju pusat kekaisaran, yaitu kekaisaran terbesar di benua, Neonia

Yang sayangnya Devide harus meninggalkan Eryk selama tiga Minggu untuk mengikuti pertandingan itu, Eryk sebenarnya ingin ikut namun dia kemudian mengerti bahwa perjalanan itu berbahaya setelah Dion menceritakan betapa berbahayanya itu

"Jangan pergi kemana-mana!" ucap devide dengan wajah tegas

"Humm!!, Dev cepat pulang!!" jawab Eryk dengan senyum di wajahnya

"Aku akan kembali, kau harus menunggu ku!!" ucap Devide pelan

Mereka berpelukan beberapa menit, dan Devide mencium bibir Eryk untuk perpisahan, sedangkan Eryk memerah melihat wajah Dion yang melotot itu, setelah beberapa saat Devide dan Dion



Namun mereka tidak tau bencana apa yang terjadi...

TBC

Wkwkwk maaf lama up soalnya ada pemilu kan wkwkwk, aku harap kalian pilih pemimpin yang tepat🔥

Typo tandai yaa....

 Eclipse [End]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant