Chapter 26

7.6K 766 24
                                    

Sedikit 🍋

_______

Devide memandang kearah nita dengan ekspresi wajah dingin, dia dan Eryk sekarang sudah berada di akademi setelah perjalanan yang panjang, sekarang dia harus menahan kekesalan melihat Eryk di peluk oleh Nita

"Aku tau kau baik-baik saja..." ucap Nita pelan seraya memeluknya Eryk

"Humm!!, aku baik-baik saja!!" ucapnya seraya melirik kearah Devide

Yang di lirik hanya mengalihkan pandangannya, Nita melepaskan pelukannya dia memandang kearah Devide terus kearah Eryk

"!!!"

Nita memandang terkejut dengan perubahan pada tubuh Eryk, rambut coklatnya menjadi rambut pirang terang dengan mata biru yang membuat dia terpanah, pandangannya teralihkan kepada Devide yang masih memandang mereka dingin di belakang Eryk

"K-kenapa kau berubah?? Maksudnya....rambut, matamu??" tanya Nita

"Aaaa! Devide bilang kalau orang bermata biru itu a-aneh, jadi dia memberiku kalung perubahan" ucap Eryk pelan seraya menunduk menyembunyikan matanya dari Nita

'Ha?? Mata biru tidak aneh...malah itu indah untuk di pandang,,apalagi mata Eryk...' Batin Nita

Devide yang terdiam sedari tadi kini bergerak maju memeluk Eryk dengan satu tangan, dia memandang Nita dengan dingin kemudian berbicara

"sudah selesai??, Eryk akan istirahat..." ucap Devide dingin

"e-eh... Baiklah, kita ketemu lagi besok" ucap Nita dengan canggung

Eryk memandang bingung kearah Devide yang berjalan di depannya tangan mereka masih tergenggam, langkah Devide yang lebar tidak mampu Eryk ikuti

"Dev... pelan-pelan" ucap Eryk pelan

Bukanya memelankan langkahnya Devide semakin mempercepat membuat Eryk sedikit berlari, tangan Eryk semakin di pegang dengan kuat oleh Devide

Sampailah mereka di asrama, Eryk memandang takjub melihat betapa besarnya asrama murid langsung dibandingkan dengan asramanya dulu, namun kekagumannya berhenti saat Devide menyeretnya masuk

Brak!!

Eryk memandang Devide terkejut, dia melihat wajah Devide yang mengelap sebuah perasaan takut memenuhi pikirannya, dia mundur sedikit saat melihat Devide maju

"Kenapa mundur?" tanya Devide dingin

"Dev...kenapa m-marah?" tanya Eryk pelan

Devide tidak menjawab dia mengusap tengkuknya untuk menenangkan diri, jika saja Nita memberitahu Eryk niatnya tadi, dia mungkin akan membunuh Nita di situ juga

"Berhenti bertemu dengan dia lagi" ucap Devide pelan

"Ta-"

"kau dengar ucapan ku??" ucap Devide dingin

Mata emas Devide menajam membuat Eryk menunduk dengan mata berkaca-kaca, Devide yang melihat tubuh Eryk yang gemetar menghembuskan nafas

Devide maju mendekap tubuh mungil kekasihnya itu dengan erat, tangisan Eryk mereda dia mengusap air matanya dengan wajah cemberut

"Eryk nggak suka Dev yang tadi!!" ucapnya pelan

"aku hanya cemburu" bisik devide

"Tetap aja!!" bentak Eryk

Devide hanya mengusap rambut pirang Eryk, dia kemudian berjalan menuju lemari, dia mengambil bajunya dan memberikannya ke Eryk menyuruh diam mandi terlebih dahulu, karena tidak ada baju Eryk di dalam asrama

Eryk mengambilnya dan menuju kamar mandi, beberapa saat kemudian dia keluar dengan wajah bingung

Devide menutup mulutnya dengan wajah terkejut, sebuah seringai terlihat di balik tangannya itu, jika dilihat dari dekat kita bisa lihat telinganya memerah

Eryk keluar dengan baju hitam yang kontraks dengan kulit putihnya, baju kemeja hitam itu terlihat sangat besar di tubuh Eryk, terlihat paha putih mulus yang masih memiliki bekas merah yang di buat oleh Devide beberapa hari yang lalu

"Dev... celananya kebesaran" ucap Eryk dengan wajah kesal

Devide tidak menjawab dia berjalan menuju Eryk dengan ekspresi yang tidak bisa di jelaskan, Eryk mundur sedikit melihat betapa dekatnya Devide, dia mendongakkan dengan wajah bingung

"De-hmm?!!"






Gasia dengan wajah senyum memandang kearah pintu, namun beberapa saat wajahnya menjadi sedih, yang membuat temanya yang sedari tadi duduk di dekatnya mendekat melihat dia

Luci memandang Gasia dengan heran, gadis berambut ungu yang di kepang dua itu melihat kesekitar yang di lihat oleh Gasia

"Gasia?? Kamu kenapa??" tanya dia dengan heran

"Luci, aku sebenarnya menyukai seseorang laki-laki, dia tampan, kuat, dia juga pernah menolongku hanya saja dia dingin kepada orang lain..." ucap Gasia

Luci terdiam, dia kemudian mengambil sebuah kayu di dekatnya mencoba mengalirkan listrik di kayu itu, namun gagal, kayu itu terlihat biasa saja

"Kau harus bertanya pada dirimu sendiri, kau menyukainya karena cinta atau menyukainya karena balasBudi??" tanya Luci santai

Gasia terdiam, dia meremas jantungnya yang berdetak cepat saat bersama devide, dia tidak mungkin jatuh cinta karena balasBudi tentu saja dia sadar bahwa itu memang jatuh cinta

"Aggghh sial, kenapa kayunya tidak bereaksi!!!???" teriak Luci

Gasia hanya tertawa melihat itu, Luci adalah teman dekatnya dalam satu bulan ini, karena kebetulan guru mereka tinggal dekat hingga sering datang, ada juga gadis berambut pink namun dia tinggal di asrama yang jauh hingga tidak mungkin mereka sering bertemu







Eryk memandang devide dengan wajah lelah, badanya bergerak ke atas-bawah yang tentu saja perbuatan Devide, Eryk mengerang merasakan perutnya yang menghangat

"Devhh, udhhh..?" ucap Eryk pelan

"Satu kali lagi.." ucap Devide dengan pelan

Devide meletakan kaki Eryk di pundaknya, dia kembali memompa dengan semangat masuk kedalam tubuh eryk, sedangkan sang penerima hanya bisa mencakar punggung devide

"Ugh, ah..Ah..perlahanhh, " desah Eryk

Devide mengerang, dia kemudian mencium wajah Eryk dengan lembut, sesekali dia memberi tanda pada tubuh Eryk, tanda sebelumnya sedikit memudar membuat dia Harus membuat lebih banyak tanda di tubuh halus itu

Keringat membasahi tubuh Eryk, perutnya terasa penuh saat Devide terus mengeluarkan cairannya di dalam, dia takut dirinya hamil, namun merasa tenang dan juga sedih saat menyadari dia laki-laki

"Ah..ah...pelan..Dev..! Ugh!!" desah Eryk saat merasa bahwa kecepatan Devide semakin cepat, dan Dev keluar di dalam lagi

Devide menyisir rambutnya mengunakan tangan kebelakang, dia memandang wajah Eryk yang di penuhi air mata, dia menunduk menjilati air mata yang keluar itu

"Ugh...Eryk mau tidur.." ucap Eryk dengan mata tertutup

Devide terkekeh, dia mencium bibir merah muda itu

"tidurlah"

Mereka tidur tanpa melepaskan penyatuannya

TBC

Si devide malah gas di siang bolong bjir, kasia Eryk mana dia lelah dari perjalanan ya kan???!

Typo tandai ya...

 Eclipse [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang