Chapter 23

7.3K 913 68
                                    

Eryk berjalan pelan
dia tertatih-tatih memandang hutan di sekitarnya, wajahnya sudah pucat, bibir merahnya itu terlihat memutih, rambutnya berantakan dengan baju yang sudah robek di mana-mana

‘Lapar,,,Haus,,,Eryk mau tidur..’ batinya

Pandangan Eryk buram dia memandang untuk terakhir kalinya, sosok humanoid bertelinga kelinci datang kepadanya dengan panik menopangnya, setelah itu pandangnya menjadi buram

Eryk membuka matanya dia memandang kesekitar, terlihat rumah kayu sederhana dengan hiasan berbagai macam bunga di sampingnya, dia segera bangun berjalan menuju pintu keluar

“Astaga! Nak kau istirahatlah dulu!!”

Teriakan itu membuat Eryk terdiam kaku, dia memandang takut kearah wanita tua yang sedang menggendong sayuran itu, tanpa sadar dia berjalan mundur

Wanita itu tersenyum dengan reaksi dari Eryk, dia menurunkan gendongannya dan berjalan menuju sebuah lemari tua di dekatnya

“Nak, minum lah. Ini bisa menyembuhkan luka kecil” ucap wanita itu

Dengan ragu Eryk mengambil sebuah botol kecil di tangannya, kemudian dia memandang kearah wanita itu, mata merah jambu wanita itu terlihat saat dia tersenyum

“T-terimakasih..” ucap Eryk pelan namun suaranya serak

Wanita itu tersenyum, dia mengambil gendongannya tadi dan berjalan keluar, tak lupa mengajak Eryk untuk makan di luar, Eryk yang merasa lapar juga mengikutinya

Sampailah mereka di sebuah ruangan seperti ruangan tamu, wanita itu menyuruh Eryk untuk duduk, Eryk duduk dan memandang ke sekitar

Tak lama seorang gadis datang bersama wanita itu, gadis itu terlihat pemalu, wajahnya yang imut membuat Eryk terpana, gadis itu memandang Eryk dengan wajah penasaran

“Titin, duduk dulu yah, ibu akan mengambil makanan” ucap ibunya

“Baik Bu...” ucap gadis itu pelan

Eryk dan Titin terdiam, mereka sama-sama malu untuk memulai percakapan, sampai kemudian ibunya Titin datang membawa nasi serta wortel rebus dengan bumbu

Titin dan Eryk mengeluarkan air liurnya lapar, mereka terdiam saling memandang kemudian mereka berdua tertawa bersama, ibu Titin tersenyum melihat itu

Mereka bertiga mulai memakan dengan lahapnya sampai-sampai belepotan dimana-mana, setelah selesai makan mereka meminum air dan saling memegang perut

“Enaknya...!” ucap Eryk

“Masakan ibu enak!!” ucap Titin

“Hahaha,,, terimakasih..” ucap ibu Titin dengan wajah senyum geli

Eryk melihat keluar ternyata sudah malam, dia memandang wanita cantik berambut perak itu dengan pandangan berharap, ibunya Titin yang melihat itu tersenyum manis

“Eryk kau bisa tidur di kamar sebelah Titin, Sekarang kalian bisa bermain di ruang tamu!” ucap wanita cantik itu

Eryk dan Titin saling memandang mereka kemudian tersenyum, mereka berjalan sambil bercerita tentang hal-hal umum, Titin memandang kearah kepala Eryk

“Eryk..kau dari ras mana??” tanya Titin

“Hmm? Aku dari ras Burung!!” ucap Eryk dengan senyum di wajahnya

Kemudian dia mengeluarkan sayapnya yang terlihat sudah besar dengan 2 sayap masing-masing kiri dan kanan, Titin mendekati eryk untuk menyentuh sayapnya namun Eryk menghindari dengan wajah memerah

Ibu Titin yang melihat itu tersenyum geli, dia menjelaskan pada gadis polos itu, bahwa sayap merupakan tempat penting bagi ras burung, yang bisa menyentuhnya hanya keluarga dan orang yang dia Cinta

 Eclipse [End]Where stories live. Discover now