Chapter 21

7.4K 838 57
                                    

“Dev!!”

Suara itu....
Suara yang membuat ku berfikir, kenapa bisa ada suara se-murni itu di dunia yang busuk ini?

Wajahnya yang cantik saat memandangku, mata biru berlianya membuatku memiliki pikiran buruk tentangnya

Aku ingin mata itu hanya memandang diriku saja...

Tidak.
Dia akan membenciku jika begitu, memikirkan dia memandangku dengan mata penuh kebencian membuatku sesak

Tapi.
Aku sadar, aku egois.
Aku hanya ingin dia ada di sisiku setiap waktu.

Pertama aku bertemu, aku sedikit waspada dengan sosoknya yang misterius dengan umur yang sepertinya dia baru saja lahir, 2 Hari.

Saat itu aku ingin membuatnya menjadi rekanku, hanya itu yang ku maksud, dia sedikit lucu. Bagaimana bisa mempercayai orang dengan begitu mudah?, Bodoh.

Dan ketika suatu peristiwa terjadi, amarah membuatku buta akan balas dendam, mereka teman yang membuatku jijik, Huh! Utusan Dewa? Jangan membuatku tertawa, mereka hanyalah sebuah boneka.

Pikiran akan dendam membuatku tanpa pikir panjang keluar dari jamuan penyambutan utusan Dewa, namun langkah ku berhenti. Kenapa aku berhenti? Apa yang aku harapkan...

“Dev! Tunggu Eryk!!”

Hanya suara itu membuatku tersenyum, kebahagiaan? Aku tidak  tau perasaan ini aku hanya merasa tidak ada lagi kekosongan dalam diriku, semuanya terisi pada sosok kecil ini

Kami berdua harus tinggal di sebuah hutan, dengan sedikit bantuan sistem aku membuat sebuah rumah pohon untuk tinggal bersamanya

Awalnya aku masih waspada dengan sosok Eryk ini, namun saat mata polos itu memandangku membuat tanpa sadar menurunkan kewaspadaan ku

Hari demi hari aku bersamanya, aku merasa sebuah perasaan yang tidak pasti pada rekan ku, rasa itu membuatku menjadi egois, bagaimana aku menggandeng tangannya membuat ku berfikir

‘tidak akan ada yang bisa mengambilmu dariku’

Rasa ingin memeluknya dengan erat, rasa sesak saat aku kehilangan sosok kecil itu saat ujian masuk akademi membuatku gila, pikiran buruk bagaimana Eryk meninggalkan ku dan pergi bersama orang lain

Aku sempat cemburu.
Dia dengan mudahnya membuat orang-orang melekat padanya Nitania Enoah, bagaimana mungkin seorang elf datang ke Benua Azakiel? Apalagi elf berdarah murni sepertinya

‘Akan ku singkirkan nanti..’

Aku membeli beberapa baju untuk Eryk dan mengambil seragamnya dari aula pusat

Saat aku pergi ke asrama Eryk, aku berpapasan dengan laki-laki berambut biru tua, dia memandangku dengan dingin, aku mengabaikannya dan masuk begitu saja duduk di kasur tengah, dan meletakkan baju yang ku bawa untuk Eryk

Namun yang kulihat hanya membuatku marah, rasa cemburu menguasai diriku lagi, aku memandang dingin laki-laki di belakang Eryk

‘Jika terus begini, apa aku kurung saja dirimu??’

Sebuah pikiran buruk terus muncul, aku tidak bisa menahannya lagi, setelah malam ini aku akan mengurungnya di asrama ku sendiri dan hanya bisa dilihat oleh diriku sendiri.

Devide terbangun dari pingsannya dia memandang kesekitar dengan wajah dingin, setelah itu dia bangun mengabaikan perutnya yang terlihat berdarah

“Devide! Kau harus istirahat” teriak gesia

Gesia, gadis itu yang akan menjaga Devide dengan panik memegang lengan devide untuk tidur kembali, namun Devide menepis tangannya, dia hanya ingin menemukan Eryk secepatnya

 Eclipse [End]Where stories live. Discover now