57. Reputasi Baru Iverion

1.7K 327 27
                                    

Satu bulan berlalu tanpa terasa. Dan pesta ulang tahun sang pangeran kedua pun akhirnya tiba.

Seluruh bangsawan di Kerajaan Adria menjadi tamu undangan dalam pesta tersebut, dan menjadi sebuah kehormatan apabila mengucapkan selamat secara langsung kepada sang pangeran. Pesta ini juga memiliki banyak keuntungan bagi para bangsawan yang mengunjunginya. Bisa jadi, apabila beruntung, akan ada seorang lady yang menarik perhatian kedua bintang Adria, dan tiba-tiba menaikkan status sosial mereka dengan mudah.

Akan tetapi, kedua bintang itulah yang paling tahu apabila seorang wanita bukanlah prioritas utama masing-masing pada saat ini. Di mana keduanya harus mampu bertahan hidup kala kedua bintang telah saling menyelundupkan racun ke dalam cangkir masing-masing. Permainan akan selesai ketika salah satu pihak meneguk teh di dalam cangkir dan mencapai tujuan yang diharapkan.

Saat ini, aku sudah berada di aula pesta ulang tahun sang pangeran kedua. Omong-omong, orang yang tidak mau meninggalkan sisiku adalah Dillian dan Claude. Kedua anak itu rupanya masih menyimpan dendam pada masing-masing pihak, tapi tentu saja yang paling menunjukkan permusuhan secara terang-terangan cuma Claude, sementara Dillian adalah anak yang lembut sehingga dia bersikap biasa saja dan cenderung hormat terhadap Claude.

"Sedari tadi, banyak orang yang melihat ke arah sini, Ayah," ujar Dillian.

Ini adalah pesta pertamanya Dillian dan Dillian tentu dirias dengan sebegitu menawan, jadi tidak aneh apabila atensi para bangsawan tertuju kemari. Lagipula, dia adalah salah satu pahlawan yang diberikan penghargaan secara langsung oleh Raja Adria. Terlebih, ada wajahnya yang sangat mengeluarkan aura protagonis sehingga banyak orang akan terpana.

"Menurutku, mungkin karena kamu sangat menawan malam ini, Ian," balasku sambil terkekeh ringan.

Claude menatapku dengan aneh. "Kakak, berhenti bicara dengan sangat menjijikkan seperti itu."

"Hei, memuji putraku itu normal," protesku.

Claude melirik Dillian sekilas, lalu memutar bola matanya. "Tidak, anak ini kelihatan aneh. Dia lebih cocok mengenakan pakaian biasa saja dibandingkan mengenakan pakaian pesta!"

"Claude, kamu juga terlihat menawan, jadi kalian berdua kelihatan sangat tampan malam ini," potongku sebelum Claude memuntahkan lebih banyak hinaan terhadap Dillian.

Claude lalu memerah malu. "A-Aku ...." Dia tergagap dan aku terkekeh pelan.

"Sepertinya, tidak akan ada yang melirik kemari jika kita bahkan tidak mengenakan pakaian yang dijahit sendiri oleh Tuan Iverion," tutur Dillian dengan lembut.

Tidak salah, opininya memang benar. Aku juga mengira seperti itu.

Atas doronganku, Iverion akhirnya mendapatkan kepercayaan dirinya dan berhasil membuatkan seluruh keluarga Archer pakaian yang seragam. Dan itu menakjubkan menurutku. Dia berhasil membuat banyak pakaian yang cukup untuk seluruh keluarga Archer hanya dalam satu bulan. Meski dia banyak dibantu oleh para penjahit, tapi desain dan detail pakaiannya adalah ide Iverion sendiri.

Sebenarnya, Iverion ingin mengecualikan Dillian karena dia rupanya masih belum bisa menerima Dillian sepenuhnya. Bahkan aku yakin jika seluruh Archer pun, masih belum bisa menerima Dillian dengan tulus. Mereka menerima Dillian karena aku telah menyayangi anak itu, makanya seluruh Archer berusaha untuk menerima Dillian, terlepas dari banyaknya opini buruk yang melayang di atas nama anak itu.

Pada akhirnya, aku berhasil meyakinkan Iverion untuk membuatkan satu pakaian pesta untuk Dillian. Tapi tentu saja tidak gratis, aku harus meyakinkan Iverion berkali-kali dan menyogoknya, bahwa aku akan memberikan apa pun yang Iverion inginkan dariku, dan dia langsung setuju. Jadi, aku masih memiliki utang pada Iverion karena dia sendiri masih memikirkan apa yang dia inginkan dariku.

Suddenly, I Became the Hero's FatherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang