47. Ancaman

2.3K 461 36
                                    

Para monster berukuran sedang dan kecil sudah habis dibunuh. Walaupun rupanya kekuatan sihir gelap Felix telah membuat para monster berevolusi hingga naik satu tingkat lebih kuat, kekuatan para elf rupanya masih tetap unggul. Satu-satunya hal yang membuat mereka kewalahan di perbatasan antara wilayah pegunungan dan wilayah Archer adalah karena para monster raksasa tengah membobol gerbang yang dikenal kokoh.

Tujuan yang aku garisbawahi pada para elf adalah dengan tidak membiarkan mereka melewati tembok pembatas yang hanya akan membuat Archer hancur. Namun, dengan kekuatan para elf, rupanya tidak membutuhkan waktu banyak hingga para monster rendahan terbunuh. Ditambah, ada kekuatan Dillian, sang protagonis novel, yang mampu membunuh dua sampai tiga monster dalam satu gerakan saja, di mana dia juga rupanya telah membangkitkan kekuatan sihirnya sehingga meningkatkan kekuatannya lagi. Kemudian, ada Claude yang merupakan calon ksatria terkuat. Dia tidak pernah kalah jika berduel dengan ksatria sebaya lainnya, sehingga potensi itu pula sangat penting bagi Claude dalam hal mengalahkan para monster.

Kini, hanya tersisa puluhan monster berukuran besar saja. Kebanyakan, Dillian yang mengurusinya. Akan tetapi, formasi para elf yang pecah membuatku tidak bisa hanya tinggal diam. Akulah yang membawa mereka ke permasalahanku, dan aku ingin menenangkan kegelisahan mereka. Sebab, jika mereka kehilangan fokus karena manusia ikut andil dalam pertarungan ini, maka sama saja seolah tengah membahayakan nyawa para elf. Mereka akan terpojok dan terdesak, sehingga hal ini bukanlah merupakan opsi yang baik.

"Tidak perlu gelisah."

Atas bantuan Sora, suaraku ditransmisikan langsung kepada setiap otak para pasukan elf. Karena mendengar suaraku yang bergaung dalam benak mereka, membuat para pasukan elf langsung menganga, dan mengalihkan atensi mereka terhadapku serempak. Tentu bagi pemimpin seperti Arran dan Aelen, mereka memang kelihatan terkejut atas kemampuanku yang kupinjam dari Sora ini, tapi mereka tetap berusaha untuk membunuh monster-monster besar yang mereka lawan saat ini.

"Tidak perlu gelisah karena manusia bekerja sama dengan kalian di sini. Walaupun para manusia memang telah meninggalkan jejak kelam di memori kalian semua, percayalah padaku, bahwa tidak semua manusia memiliki sifat dan sikap sama dengan apa yang terekam dalam memori kalian. Saat ini adalah masa terpenting, di mana kita harus memutar balik takdir dengan memberantas para monster. Dengan mengukir jasa kalian di sini, tentu akan memberikan keuntungan tersendiri untuk melindungi ras kalian sendiri dari tangan manusia yang keji karena dikenalinya kalian sebagai sang pahlawan."

Jeda. Hampir setiap pasukan elf menahan napasnya. Kalimatku seharusnya berperan besar dalam meredakan rasa emosional mereka.

"Ras elf adalah ras yang unik, begitu pula manusia yang tak gentar dalam menghadapi musuh kita. Akan tetapi, dengan mengontraskan keunikan kalian, apa yang akan terjadi? Kemenanganlah yang akan kita semua genggam! Para monster yang liar, mereka telah terkontaminasi oleh sihir gelap! Sihir gelap yang hampir merenggut nyawa tetua kalian! Apakah kalian akan diam saja melihat sihir gelap perlahan-lahan menguasai bumi ini? Bahkan jika kalian masih merasa marah dan gelisah pada para manusia, maka pikirkan saja aku, bahwa namaku, Kelith Archer, akan menjadi jaminan bagi keselamatan kalian semua, para bangsa elf!"

Ini adalah pidato yang memalukan, untungnya, kemampuan presentasiku dalam hal public speaking saat masih menjadi budak korporat masih bisa digunakan dalam situasi kali ini. Aku telah berusaha semaksimal mungkin untuk membubuhkan kalimat persuasif yang bersifat merayu secara halus sembari menjual namaku untuk meningkatkan peluang keuntungan.

Aku tidak berharap banyak pada para elf jika memang rasa amarah mereka lebih mendominasi pada bangsa manusia dibandingkan dengan harus memperjuangkan tujuan mereka dalam mengalahkan para monster, tetapi rupanya kemampuanku berhasil.

Suddenly, I Became the Hero's FatherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang