11

28 4 0
                                    

Uap panas keluar begitu air dispenser mengguyur bubuk kopi pada gelas kertas di tangan. Menguap sejenak, pria itu mengambil kembali gelas miliknya yang sudah terisi setengah .

Tubuhnya menyingkir memberikan ruang untuk karyawan lain mengisi air disana. Dan dia berakhir menyenderkan diri pada meja dapur kantor sambil beberapa kali menggaruk rambutnya yang tidak gatal di sela-sela kantuk nya.

Mendekatkan gelas menuju bibir, Anton meniup sebentar untuk menyingkirkan  panas dari minuman supaya bisa diminum. Walau sudah begitu dia tetap tidak bisa meminumnya, karena begitu kopi panas menyentuh, ujung lidah tetap melepuh.

"Enggak bisa minum kopi jangan minum kopi, Ton." Seorang teman sesama karyawan menghampiri Anton yang sempat menarik perhatian karena sangat payah.

Melirik sekilas, Anton melihat Gama, temannya yang sering kali menggodanya. Dia kembali meminum kopi dengan lebih berhati-hati.

"Lagian tumben banget minumnya kopi, biasanya susu."

"Lagi enggak biasanya." Balas Anton  menguap yang langsung membuat temannya memasang tampang kaget.

"Ton, lu ngantuk?" Pemandangan yang begitu luar biasa sampai terasa seperti di luar nalar.

"Hm," Jawab Anton acuh tidak acuh karena terlalu mengantuk.

"Beneran?"

Anton tidak menjawab.

"Gila! Sembilan tahun kerja bareng baru kali ini liat lu males-malesan begini."

"Gue cuman ngantuk."

"Ya sama saja, kan kalo ngantuk endingnya males."

"Makannya gue minum kopi biar enggak males kayak lu."

Pria itu menyentuh dadanya sendiri dengan wajah tersakiti. "Sakit banget hati ini--lu emangnya semalem tidur jam berapa?"

"Tiga pagi."

"Ngapain? Nonton bokep?"

Anton melirik sinis.

"Bukan yah? Hehe maaf."

"Age demam jadi gue ngurusin."

"Biasanya kalo demam lu biarin sampe pagi," celetuk Gama tanpa pikir panjang.

"Kapan gue ngomong kayak gitu."

"Enggak pernah si... Tapi kan ini menjadi pertama kalinya lu kayak gini pasti ada hal yang enggak biasa."

"Age demamnya enggak turun-turun jadi gue temenin sampe pagi."

"Yaampun, makannya ton... Nyari istri."

"Enggak ada urusannya sama istri, Gama." Anton menekankan nama pria yang lebih pendek beberapa cm darinya itu.

"Ya ada, kalo ada istri pasti Age lebih diperhatikan lagi, dia enggak bakal hujan-hujanan pas lu enggak ada."

"Age enggak hujan-hujanan"

"Terus Age sakit kenapa kalo enggak hujan-hujanan?"

"Pengasuh yang biasa sama dia berhenti kemarin gara-gara mau pindah sama suaminya. Age enggak pengen pisah jadi nangis sampe sakit."

"Pengasuh yang muda cewek itu?"

"Hm."

"Dia udah nikah? Kirain belum makannya gue jodohin sama lu."

"Nikah minggu kemarin."

"Lah? Baru dong."

"Emang."

"Lu si, keduluan kan jadinya."

"Orang dia nikah sama pacarnya."

"Oh kirain dijodohin."

HARAPAN (ANTON RIIZE #01) Where stories live. Discover now