Bab 18

59 6 0
                                    

guap kalau sepasang kekasih ini sudah sampai di bandara pada pukul 6 tepat. Sepertinya dewi fortuna sedang berpihak kepadanya karena pria itu mampu menyetir dengan selamat dalam keadaan masih mengantuk pagi ini.

Tadi pria berambut hitam itu sempatkan mampir ke starbucks membeli es kopi hitam untuk membuat matanya terjaga. Setelah sampai di bandara pun tidak langsung bertemu mereka, karena ternyata pesawat yang ditumpangi mengalami delay. Kedatangan ditunda hingga pukul 10 pagi. 

“Kalau tahu begini aku numpang tidur dulu di kos kamu, sayang,” erang Marvel malas. Pria berusia dua puluh tujuh tahun itu merapatkan pelukannya pada tubuh sang gadis.

“Ya maaf deh. Kan aku nggak tahu juga kalau pesawatnya bakal delay, Kak Marvel. Sini tidur dulu aja nanti aku bangunin.” Chana menarik kepala pria itu agar bersandar di pundaknya. Tangannya terulur untuk mengusap sayang rambut Marvel. Ia sebenarnya tidak tega juga meminta kekasihnya untuk mengantar dirinya ke bandara.

Semalam, Marvel begadang demi menyelesaikan revisian milik mahasiswa bimbingannya. “Harusnya tadi aku sendiri aja jemput mama sama papa. Biar kamu lebih banyak istirahat juga kan nanti masih harus ngajar kelas siang segala.”

“It’s okay babe. Aku tidur sebentar ya nanti jam delapan kamu bangunin aku,” ucap Marvel mengingatkan.

Marvel menyenderkan tubuhnya pada sandaran kursi. Ia menyedekapkan kedua tangannya di depan dada. Pria itu menurunkan sedikit topi hitam yang dipakainya agar wajah tertidurnya tidak dilihat oleh orang lain. Tidak membutuhkan waktu lama Marvel sudah pulas dalam tidurnya. 

Sembari membunuh waktu yang lumayan lama itu sang gadis gunakan untuk mencicil skripsinya. Chana mengerjakan laporan itu yang sudah ia salin pada ipadnya. Gadis itu hampir menyelesaikan tugas akhirnya. Karena bimbingan Marvel juga Chana mampu mengejar teman-temannya yang lain. 

Gadis berparas ayu itu menyimpan file tugas berjudul skripsi Chana bab 5 agar semua usahanya tidak sia-sia. Saking asiknya mencari referensi dan mengerjakan skripsi tadi Chana sampai lupa membangunkan Marvel yang masih terlelap. Jam sudah menunjukkan pukul 09.45 menit. 

“Kak Marvel bangun. Aku terlalu asik ngerjain skripsi jadi lupa bangunin kamu,” kata Chana sembari mengusap lembut pipi prianya.

Marvel sempat terusik lalu si tampan menguap lebar tanda masih mengantuk. Jemarinya mengusap mata agar sedikit lebih segar dan membenarkan posisi duduknya. “Jam berapa sekarang?” tanyanya dengan suara serak khas bangun tidur.

“10 kurang 15 menit. Aku nggak tega bangunin kamu juga tadi, maaf ya Kak Marvel,” ucap Chana tak enak hati.

“Nggak perlu minta maaf karena kamu nggak salah ya.” Marvel membenarkan posisi tubuhnya dan mengambil kopi di dekat Chana yang sudah mencair sebagian es batu di dalamnya. Kemudian diteguknya minuman itu sampai tandas. Lumayan juga memejamkan mata untuk beberapa saat dan meminum segelas kopi hitam. “Aku gugup banget mau ketemu orang tua kamu,” kata Marvel.

“Mereka orangnya santai Kak. Kamu tenang aja nggak usah khawatir,” tutur Chana.

“Lebih galak mana papa kamu atau papaku?” tanya Marvel asal.

Chana tergelak dalam tawa, lucu sekali tingkah pacarnya ini. “Kayaknya sih lebih galak papa kamu ya. Nih buktinya ada di depan mata anaknya segalak apa kalau ngajar,” jawab Chana sambil mencubit gemas pipi milik Marvel.

 “Sayang ih kamu mah gitu,” balas Marvel merajuk.

“Chana!”

Sang puan menoleh ketika namanya disebut oleh seseorang dari belakang. Lalu ia mendongakkan kepala untuk melihat siapa yang telah menyebut namanya itu. Netra gadis itu membulat sempurna kala mendapati presensi keberadaan seseorang yang sangat ia tunggu kehadirannya.

The Skripsweet Thingy - Mark LeeWhere stories live. Discover now