Bab 2

107 14 1
                                    

Senin.

Perasaan gugup akan hari yang berjalan menjadi buruk terus saja menghantui pikiran Chana. Memiliki janji dengan Dosen Pembimbing jam 10, tetapi gadis itu memilih untuk datang setengah jam lebih awal. Di sebelahnya banyak sekali tumpukan buku dan kertas print out sumber untuk judul-judul yang dipilihnya.

Selang waktu sepuluh menit kemudian datang Hegar dan Regan. Kedua mata pemuda itu sama sepertinya, kantung mata besar dan hitam karna begadang terlalu larut, wajah mereka kusut, baru datang saja Hegar sudah menguap hampir sebanyak 5 kali. Di 5 menit setelahnya muncul Clara yang datang sambil menyunyah cimol bumbu.

Sambil menunggu Marvel datang, empat mahasiswa itu memutuskan untuk duduk di kursi yang tersedia dan bergosip. Banyak topik pembahasan karna banyak teh yang Clara dan Regan tumpahkan. Clara memandang ke arah Hegar, Chana dan Regan prihatin.

“Kacau banget asli keadaan lo bertiga. Pada tidur nggak sih?” tanya Clara.

Hegar menggelengkan kepalanya lesu, lagi pemuda itu menguap untuk yang keenam kalinya. “Nggak lah anjing. Gimana gue bisa tidur dengan nyenyak kalau kepikiran cari judul 15 biji dengan tenggat waktu yang gila-gilaan. Gue udah nggak tidur 2 hari,” jelas Hegar.

“Gue juga sama kayak Hegar, nggak tidur 2 hari. Saking stresnya kemarin gue sama dia habis masing-masing 2 kotak rokok sehari,” keluh protes Regan yang diangguki setuju oleh Hegar. Tapi hebatnya pemuda itu sudah merokok sebanyak itu bibirnya tetap pink.

“Jumat kita penunjukan dosbim kan? Besoknya baru gue stay on depan laptop dari pagi sampai besok subuhnya gue baru tidur, gitu aja selama 2 hari tuh. Gue nggak selera makan asal lo tahu, sering gue skip tuh. Sampai gue diamuk Nolan dan kuping gue panas banget denger ceramahnya si Rona. Lah lo segar benar gue lihat-lihat. Belum ada tanda-tanda depresi sih kayaknya,” tunjuk Chana pada wajah Clara. Tangan gadis itu maju untuk mencomot cimol milik gadis itu.

“Gue dibantuin sama Kak Emily makanya bisa dapat judul tanpa keadaan gue kayak kalian hehe,” kata Clara sumringah.

“Lo enak banget anjir dibantuin sama orang dalam kayak Bu Emily. Coba deh kalian pikir lagi, dosen lain paling banter minta cuman 5 judul. Lah ini 15 anjrit, ngapain juga cari judul banyak-banyak,” ucap sinis Hegar. Ucapannya yang ketus karna masih menunjukkan rasa tidak sukanya.

“Gue dengar dari Rona aja tuh Pak Kevin suruh cari 3 judul buat cadangan. Terus Nolan yang anak dosbimnya Bu Yeri aja cuman cari 1 judul. Gue curiga nih jangan-jangan Nolan judulnya juga dicariin Pak Marvel sama Pak Theo. Kan dia adeknya dosen sama rektor pasti abang-abangnya kasih banyak benefit buat dia,” cibir Regan pedas. Duh, anak ini kalau ngeroasting pedas sekali.

Chana tidak setuju dengan opini Regan. Ia menyilangkan kedua tangannya membentuk tanda silang, gadis itu juga menggelengkan kepalanya.”Nggak ya. Nolan bukan orang yang demen menggunakan kekuasaan keluarganya buat keuntungan dia pribadi. Sumpah, gue berusaha untuk menghindari dosen ini. Gue nggak mau dapat pembimbing kayak dia. Nolan dapat dosbim chill kayak Bu Yeri, Rona dosbimnya incaran para mahasiswa, sedangkan gue? Sial banget tahu nggak sih. Pak Marvel tuh—“

“Apa? Ada apa dengan saya?”

Chana tidak melanjutkan ucapaannya saat mendengar sahutan dari belakang. Clara, Chana, Regan dan Hegar langsung menoleh dan melihat Marvel ada di sana. Berdiri tepat di belakang Chana, tangan pria itu membawa tas kerja dan sebuah ipad di tangan lain. Tatapan yang menyorot tajam seketika membuat keempatnya merinding.

Kesialan apa lagi di pagi ini? Baru saja memulai hari dengan gosip eh yang menjadi bahan obrolan langsung muncul di hadapan Chana. Seperti tertangkap basah sedang mengumpati Dosen itu tepat di depan wajah tampannya, padahal di samping kiri Clara itu adalah pintu masuk ruangan Marvel.

The Skripsweet Thingy - Mark LeeWhere stories live. Discover now