31. Aku datang

123 24 17
                                    

Tut

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tut...

"Nomor yang anda tuju sedang sibuk, cobalah beberapa saat lagi."

Shinsuke sedari tadi mencoba menghubungi Aran namun nomornya selalu sibuk.
Dia merasa khawatir, entah kenapa perasaan nya gak enak banget.

"Mas Aran angkat dong mas." lirih Shinsuke mengigit ujung kukunya, merasa khawatir.

Udah tiga hari Aran izin keluar kota untuk melihat proyek mereka. Biasanya Aran akan kasih kabar walaupun singkat, namun dari tadi pagi Shinsuke sama sekali gak dapet kabar dari Aran.

"Mas." lirihnya lalu membuang handpone itu di kasur.  Shinsuke berbaring setelahnya menutupi wajahnya sendiri dengan lengan.
Terdengar suara isakan pelan keluar dari bibir Shinsuke dia sebenarnya tidak tahan dengan sifat Aran yang 2 tahun ini sedikit berubah.
"Maaf."

Tak terasa rasa sedih itu membawanya pada rasa kantuk, Shinsuke ketiduran setelah lelah menangis.

Disisi lain Daichi baru saja tiba di indonesia, saat ini dia sedang berada didalam taksi menuju ke rumahnya.
Dua tahun terakhir ini Aran selalu menjaga rumah Daichi dengan baik. Ya walaupun rumahnya sederhana.

Dia juga sudah mengabari teman temanya dan yang bisa menyambut nya hanya Tooru dan Wakatoshi mengingat Tetsu, Kouta juga Aran tengah berada diluar kota.

"Assalamualaikum." Daichi menarik kopernya masuk ke halaman rumah yang sudah 2 tahun dia tinggalkan.

"Waalaikumsalam." balas Tooru dan Wakatoshi. Ketiganya saling merangkul sejenak sebelum masuk sama sama kedalam rumah sederhana milik Daichi ini.

"Wehh hebat uyy dah jadi ustadz lu?" tanya Tooru memijat mijat pundak Daichi.

"Ada satu rahasia yang mau gua omongin." ucap Daichi.

"Cihh parah lu main rahasiaan sama kita?" pekik Tooru tak terima.

"Dengerin dulu peak." seperti biasa Tooru adalah sasaran empuk buat di pukul kepalanya.

"Duhh benjol nih gua, udah apaan." keluh Tooru.

"Lebay kamu Tor." Wakatoshi menyela membuat raut wajah kesal terdampar di wajah Tooru.

"Sebelum itu, kita ajak vc Tetsu, Kouta sama Aran dulu." Daichi mengeluarkan leptopnya lalu ketiganya mendekat.

Mori memijat pelan kepalanya, sumpah dari tadi pagi kepalanya pusing banget.
Apa dia kecapean lagi, kalau Tetsuro tau dia bisa diamuk lagi.

"Mbak Mori sakit?" tegur salah satu anak magang disana. Morisuke menatap sang gadis lalu tersenyum lembut.

"Enggak kok."

"Itu didepan ada adek iparnya mbak Mori." ucapnya lagi.

"Adek ipar?" siapa yang menjemputnya. Keiji bilang dia ada kelas sore ini. "Pake cadar?"

Diatas Sajadah Cinta (Haikyuu Religi) (Hiatus) Where stories live. Discover now