"Udah telat Ale, besok lagi aja ya mandi sendirinya. Papa juga belom beberes."

Hari ini waktu sangat terbatas untuk Anton bisa mendandani 2 bocahnya itu, bahkan sarapan saja dia membeli di luar. 2 bocahnya juga terlihat berbeda , Agnes lebih lusuh karena Anton tidak menyisiri rambutnya begitu juga dengan Allen, bahkan ke-dua anak itu tidak memakai dasi tk.

Semua mata tertuju pada saudara kembar yang baru saja hadir setelah pelajaran hendak dimulai. Bukan waktu kapan mereka datang yang menjadi perhatian melainkan penampilan yang terlihat lebih lusuh dari biasa.

"Kok Age baru dateng?" Tanya Caca.

"Kesiangan." Agnes mendudukkan diri didepan Caca.

"Ale kok enggak pake dasi?" Pertanyaan Miss tiba-tiba membuat Allen dan Agnes panik saat itu juga.

Tangan anak laki-laki itu meraba-raba lehernya yang kosong. "Papa enggak pakein miss, tadi kesiangan."

"Ale emang enggak bisa make sendiri?"

"Enggak."

"Tapi bawa dasinya enggak?" Miss menghampiri Allen.

"Enggak tahu," jawab Allen seraya membuka tas gendongnya dan mengeluarkan sebuah dasi TK. "Bawa!"

Melihat saudara kembarnya dapat mengeluarkan dasi dari tas membuat Agnes mengikutinya dengan merogoh tas milik sendiri kemudian mengeluarkan sebuah dasi juga.

"Nah itu kan ada karetnya, tinggal dimasukin aja ke leher Ale, gampang kok."

"Oh gitu ya Miss." Allen memandangi dasi di tangan kemudian memakainya sesuai perintah miss. "Makasih miss."

"Sama-sama." Tiba-tiba Miss melihat kearah Agnes, lebih tepatnya mengecek leher anak perempuan versi Allen yang duduk di tengah-tengah jendela bersama Caca. "Age mah udah make yah?"

"Udah tadi barengan sama Ale."

"Pinter, jadi gitu ya anak-anak... Kalo ada orang yang ngajarin kalian yang belum ngerti harus mendengarkan juga biar miss nya enggak capek ngomong terus."

"Iya miss."

Beberapa menit kemudian akhirnya bell istirahat berbunyi nyaring. Allen yang biasanya sibuk membeli mainan sekarang mengikuti aktivitas Agnes yang selalu makan.

"Laper banget." Agnes merengek kepada Allen yang tengah membuka bungkus nasi rames.

"Iya Ale juga."

Mereka makan bersama dengan ditemani beberapa anak yang tengah sibuk bermain , seorang ibu-ibu juga mengawasi anaknya.

"Ale belum makan?" Caca mendekati si kembar bersama sang ibu.

"Belum."

"Tumben, biasanya Age doang yang makan."

"Itu karena Age sering kesiangan bangunnya jadi papa bawain bekel." Allen menjelaskan sambil mengunyah. "Tapi tadi kita semua kesiangan jadi enggak bisa makan dirumah, papa juga enggak sempet masak ."

"Oh, papa nya masak sendiri yah? Kirain beli terus." Ibu Caca angkat bicara.

"Enggak, kata papa boros."

"Pinter banget si, Ale." Ibu Caca mengusap pucuk kepala Allen dengan gemas. "Tapi ini nasi rames yah?"

"Iya."

"Age nanti main yuk," ajak Caca.

"Iya tapi aku makan dulu."

"Tante baru tahu kalo kalian bisa makan beginian juga, ini nasi rames kan?"

HARAPAN (ANTON RIIZE #01) Where stories live. Discover now