11. Resepsi

Mulai dari awal
                                    

"Saya makan, berdua sama kamu"

"Satu piring gitu Gus"

"Iya memangnya kenapa"

"Banyak orang Gus malu"

Gus Zidan menatap sekitar yang dimana semuanya sedang asik sendiri sendiri.

"Mereka gak liatin kita Humaira mereka aja sibuk sendiri sendiri"

"Tapi tetap aja Gus"

"Kamu malu makan berdua sama saya"

"Bukan gitu Gus"

"Yaudah makanya makan aja, saya suapin"

"Saya sendiri aja Gus"

"Kamu pakai cadar Humaira mana bisa makan sendiri saya yang suapin"

"Bismillah dulu"

"Bismillahirrahmanirrahim"

Gus Zidan membantu sang istri makan dengan tangannya langsung.

"Gimana enak"

"Iya enak"

Makan selalu masuk kedalam mulut Adzkiya hingga setengah porsi yang dibawa Gus Zidan.

"Jangan Kiya terus dong Gus, giliran Gus yang makan"

"Iya nanti saya setelah kamu kenyang"

"Kiya udah kenyang Gus"

Kini Gus Zidan sedang menghabiskan makanan sisa sang istrinya makan tadi.

Keduanya sudah kembali keatas pelaminan setelah selesai acara makan makan. Mereka berdua menyalami para tamu undangan yang hadir dan berfoto-foto.

Diatas pelaminan sekarang sedang ada teman-teman dari Gus Zidan.

"Gus kita ini udah sold out nih giliran siapa setelah ini"

"Makasih udah dateng" ucap Gus Zidan.

Mereka semua ber tos ria ala laki-laki.

"Halo Ning" sapa salah satu sahabat Gus Zidan pada Adzkiya yang dari tadi diam.

"Humaira mereka teman teman saya" Gus Zidan memperkenalkan.

"Assalamualaikum semuanya"

Balasan tersebut membuat yang menyapa tadi dibuat bungkam seribu bahasa.

"Tau nih orang ucap salam malah halo" mereka semua tertawa melihat wajah yang bersangkutan meringis.

"Gus bakalan unboxing nih ntar malem" bisik salah satu sahabatnya.

"Ada-ada aja, dia masih kecil"

"Kecil gitu mantap Gus" sahut yang lain

"Bersihin otak kalian, pada pikiran kotor semua"

Mereka semua turun dari atas pelaminan dengan gelak tawa menggelegar setelah berhasil menggoda Gus Zidan.

Dimana membuat Gus Zidan geleng geleng kepala dengan semua tingkah sang sahabat.

"Gus mereka semua kenapa"

"Lupain aja, mereka gak penting Humaira"

"Ada ada aja Gus ini"

"Huh" helaan napas Adzkiya keluarkan dimana membuat Gus Zidan menatap sang istrinya.

"Kenapa, Cape ya" Adzkiya hanya mampu menganggukkan kepalanya.

"Yaudah duduk dulu"

"Tapi Gus kalo ada tamu lagi yang pengen foto gimana"

"Biar nanti fotonya sambil duduk aja"

Janji Sakral ZiyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang