Seketika si kembar membayangkan diri mereka keluar dari sebuah perut besar melalui puser.

"... Kita semua pernah dilahirkan.” Ia menempatkan tangan di depan dada. “Miss, juga dilahirim sama ibu."

Agnes teringat sang ayah.

"... Lein juga dilahirkan sama mama nya, Age, Ale juga dilahirkan sama mama kalian.”

Allen melihat kearah Agnes yang  termenung dengan wajah terheran-heran. Agnes bertanya-tanya, bagaimana mungkin mereka bisa keluar dari perut yang dipergunakan untuk menyimpan makanan? Apa mereka berdesak-desakan dengan ayam? Tempe? Es krim? Lolipop?

“Tapi Ale cuman punya papa, gimana dong?” Allen kembali fokus memperhatikan miss.

“Iya Age juga.”

“Aku juga, ibu aku meninggal kemarin.” Sahut anak lain menimpali.

“Tapi ibu Age enggak meninggal,” balas Agnes menanggapi, mencoba memperjelas maksud kembarannya. “Cuman enggak ada aja, aku sama Ale dirumah bertiga sama papa.”

Pemandangan itu menjadi buah pikiran untuk miss. Dia sama sekali tidak mengetahui latar belakang si kembar. “Age pernah liat ibu enggak?”

“Ibu itu apa si miss?” Jengah Agnes berdecak. “Dirumah enggak ada yang namanya ibu.”

“Ibu itu orang yang masak buat kita, nyuciin baju kita, bacain cerita buat kita kalo mau tidur.”Miss berniat menyederhanakan.

“Itu mah papa kali miss.” Balas Agnes. “Age tiap hari digituin sama papa.”

“Tau ah, enggak jelas banget.” Sahut Allen merasa kesal sendiri karena tidak paham dengan maksud miss.

Kertas origami membentuk burung, hati, sebagian anak laki-laki membuatnya menjadi pesawat sehingga ramai menerbangkannya. Seorang anak menggambar wajah manusia dengan tambahan pita diatas rambutnya. Hal itu diikuti oleh Agnes yang menggambar ayah.

“Gambar kamu kan cowok masa cowok dipakein pita.”

“Iya yah...” Setuju Agnes ketika tersadar. “Tapi itu punya Rumi pake pita.”

“Ini kan mama, Age... Kalo yang kamu gambar itu papa. Lagian kan ini buat hari ibu bukan hari ayah.” Rumi meladeni Agnes.

“Tapi papa sama aja kayak mama, Caca. Kamu enggak denger tadi?”

“Emang miss ngomong gitu?” Tanya Caca ke Rumi.

“Enggak, miss enggak ngomong apa-apa. “

“Iya, miss ngomong kayak gitu.” Agnes hanya mencari dukungan untuk perkataannya. Bagaimana pun juga dia harus meyakinkan teman-temannya itu jika papanya sama saja dengan mama atau ibu.

“Enggak Age... Papa itu beda sama ibu sama mama. Papa itu cuman kerja kalo mama itu yang ngurus kita dirumah. Kalo siang hari gitu.”

“Tapi papa aku juga ngurus aku dirumah Caca... Kalo malem juga suka bawain martabak.”

“Tuh kan apa aku bilang, papa itu yang kerja yang suka bawain kamu martabak itu papa bukan mama.”

HARAPAN (ANTON RIIZE #01) Where stories live. Discover now