"Zidan terserah saja pak kyai yang mana baiknya"

"Gimana kalo Kamis aja, jadi kita punya waktu 4 hari untuk mempersiapkannya" usul kyai Hasan.

"Saya setuju Hasan gimana Zidan tanya Abi Zaid"

Gus Zidan tersenyum "Zidan setuju aja Bi"

"Tapi saya ingin bertanya pak kyai"

"Tanyakan lah nak"

"Saya belum mengetahui siapa nama dari calon istri saya, dan saya juga ingin tau apa yang dia minta untuk saya berikan sebagai mahar nantinya"

"Namanya Azkiya Syakila Maulina" ucap lantang Kyai Hasan.

'MasyaAllah nama yang sangat cantik. Tapi rasanya saya pernah mendengar nama itu tapi dimana' batin Gus Zidan berucap.

Zidan tersenyum mengetahui nama calon istrinya.

"Namanya cantik pasti seperti orangnya benarkah Zidan" goda ummi Zainab pada putranya.

Zidan menunduk karena rasa malu digoda sang ummi. Semua orang terkekeh melihat Zidan yang salah tingkah.

"Dan untuk mahar yang ingin kamu berikan pada putri saya, kamu bisa langsung tanyakan pada dirinya"

"Tapi pak kyai saya..."

"Tidak, kamu tidak akan bertemu secara langsung tapi lewat telpon"

"Bizar, Abi pinjem handphone kamu yang gak ke pake"

"Sebentar bi" Gus Abizar berlalu dari sana.

"Nih bi" Gus Abizar memberikan handphone nya pada sang Abi.

"Catat nomor ini dan kamu bisa langsung tanyakan"

Gus Zidan langsung menyalin nomor itu "Terima kasih pak kyai"

"Silahkan dinikmati hidangannya"

Setelah kepulangan keluarga Gus Zidan, keluarga Ndalem mulai di sibukkan dengan persiapan pernikahan, acaranya tidak besar-besaran hanya mengundang keluarga terdekat dan teman-teman dari kedua pasangan, tapi mampu membuat mereka semua sibuk.

Adzkiya sudah pulang dari sekolah, dia langsung masuk ke kamarnya.

"Nak Abi boleh masuk"

"Masuk aja Bi"

"Kamu sibuk" tanya Abi Hasan ketika melihat sang putri sedang bergulat dengan laptop.

Sebagai informasi, laptop itu milik Gus Abizar yang biasanya di pinjamkan untuk para santri yang memerlukannya, tapi tetap dalam pengawasan.

Lanjut...

"Bentar ya bi"

"Hm"

Adzkiya mematikan layar laptop nya setelah menyelesaikan tugasnya dan menatap sang Abi yang berada dihadapannya.

"Kenapa Bi"

"Abi mau bicara"

"Bicara aja bi"

"Pernikahan kamu akan dilaksanakan 5 hari lagi"

"Hah apa ngga terlalu kecepetan Bi, kenapa gak sebulan atau dua bulan lagi gitu"

"Nak, kita tidak baik menunda-nundanya apalagi ini niat baik"

"Yaudah Bi, Kiya ikut aja keputusan Abi"

Abi Hasan menatap sang putri dengan intens dan tersenyum.

"Kamu bahagia kan nak dengan pernikahan ini"

Janji Sakral ZiyaΌπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα