22. STEP SIBLING'S

3 1 0
                                    

"Hei, jangan mengatakan adikku sialan," ucap kak Hyunjin datar.

Seketika suasana yang tadi ramai menjadi sunyi dalam sekejap. Akupun ikut terdiam.

"Maafkan aku," ucap Sandy.

"Kak-"

"Kata-katamu tak pantas untuk diucapkan,"

"Kak sudahlah, Sandy hanya bercanda," ucapku pada kak Hyunjin.

"Namun, itu sangat keterlaluan. Aku tidak terima dia mengatakan hal itu padamu,"

"E-eh kita belum berkenalan-"

"Jangan berusaha mengalihkan topik Han Jisung,"

"Kak! Sudahlah Sandy hanya bergurau. Lagipula juga salah ku karena menyumpal mulutnya dengan tissu!"

"Tapi dia mengatakanmu sialan!" Ucap kak Hyunjin dengan kesal.

"Sudahlah aku tak peduli!" Ucapku yang juga kesal.

"Bukankah kita ada kelas satu jam lagi? Bersiaplah sekarang," ucapku ingin beranjak dari dudukku namun tertahan dengan kak Hyunjin yang menahan tanganku.

"Kau jangan kuliah dulu. Kau lupa jika kau boleh pulang asalkan jangan kuliah dulu?" Ucap kak Hyunjin.

"Aku mau kuliah saja,"

"Aku bilang jangan kuliah! KENAPA SUSAH SEKALI DIBERITAHU?!" Ucap kak Hyunjin yang membentakku.

"M-maaf aku kelepasan," ucap kak Hyunjin gugup.

"Aku akan tidak kuliah jika kau minta maaf pada Sandy," ucapku.

Dengan sekuat tenaga aku menahan agar air mataku tidak keluar saat ini juga.

"Baiklah. Sandy aku minta maaf karena perlakuan tadi,"

"Maafkan aku juga karena mengatakan adik mu sialan," balas Sandy.

"Aku mau ke kamar," ucapku lalu pergi ke kamar.

Tiba di dalam kamar aku langsung mengunci pintu kamarku.

Dan aku terduduk di pinggiran bawah kasurku.

Dan aku menangis.

Aku menangis karena tadi kak Hyunjin membentakku.

"Aku takut kak Hyunjin akan membenciku lagi," ucapku di sela tangisanku.

"Aku tak mau itu terjadi."

Tiba-tiba aku tersadar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tiba-tiba aku tersadar. Ternyata tadi aku pingsan di pinggiran kasurku.

Aku melihat jam di dinding kamarku. Eo? Aku pingsan selama sejam?

"Lumayan lama," gumamku.

Aku pun duduk termenung sebentar.

Tadi aku pingsan karena tiba-tiba aku merasakan nyeri yang sangat hebat di bagian perut atasku.

Setelah puas aku beranjak untuk pergi ke kamar mandi.

Tak sampai 10 menit aku selesai. Setelah itu aku keluar dari kamar.

Kosong.

Tak ada siapapun di apartemenku.

Akupun menjadi heran kenapa mereka pergi tanpa memberitahuku?

"Apa kak Hyunjin membenciku lagi?" Gumamku.

Entah kenapa ketakutan terbesarku sekarang adalah kak Hyunjin yang membenciku.

Aku sangat takut jika kak Hyunjin malah membenciku.

Akupun duduk di sofa seperti biasa lalu mengambil ponselku yang terletak di meja tak jauh.

Aku membuka room chat.

Hanya ada pesan dari kak Jeongin.

정인 오빠:
Aku pergi dulu karena harus latihan
Sampai jumpa lain waktu

Aku hanya membaca pesan itu tanpa niat untuk membalas.

Pikiranku sekarang kalut pada kak Hyunjin.

Aku sangat takut karena tadi dia sempat membentakku.

Hal itu jadi membuatku takut jika kak Hyunjin membenciku lagi.

Akupun menangis lagi.

Aku menenggelamkan wajahku dalam tekukanku.

"Hei, kenapa menangis?" 

Seketika aku terkejut karena ada seseorang yang memegang pundak kananku.

Aku menoleh ke arah orang itu.

"Kenapa menangis?" Tanya lagi.

Akupun langsung memeluk orang itu dan menangis dalam pelukannya. Orang itu membalas pelukanku.

"Kenapa?" Tanyanya lagi.

Hiks

"Aku takut kakak akan membenciku lagi. Aku takut. Aku takut karena tak ada siapapun lagi di sini. Aku kira kakak membenciku lagi," jelasku sambil menangis.

Hiks

"Hei. Siapa bilang? Soal tadi kakak minta maaf, kakak juga sudah berbaikan dengan temanmu. Maafkan kakak. Karena, jujur kakak benci jika ada orang yang berkata kasar padamu,"

"Ya sudah kau siap-siap dulu. Kita harus ke dokter hari ini," ucap kak Hyunjin sambil melepaskan pelukanku.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
STEP SIBLING'S Where stories live. Discover now