11. STEP SIBLING'S

6 2 0
                                    

"Hoeekk,"

"Hoooekkk."

Kini aku terkapar lemas di dalam kamar mandi. Tadi aku terbangun dan langsung merasakan mual akibatnya aku langsung berlari ke kamar mandi untuk mengeluarkan semuanya.

Dan sekarang aku sangat lemas di tambah lagi dengan sakit yang ada di perut kanan bagian atasku. Sungguh rasanya sangat menyiksa.

"Diya! Kau kenapa?!" Tanya Aeree yang panik tiba-tiba datang.

"S-sakit," lirih ku.

Aku berusaha bangkit dan dengan cepat Aeree membantuku dengan menopang tubuhku.

Brak

Aku terjatuh.

"Diya!" Dan aku tak tahu lagi apa yang terjadi setelah itu karena diriku yang sudah sangat lemah dan berakhir pingsan.

Samar samar aku mulai melihat cahaya yang menembus penglihatanku, bau obat obatan dan disinfektanpun tercium dari hidungku

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Samar samar aku mulai melihat cahaya yang menembus penglihatanku, bau obat obatan dan disinfektanpun tercium dari hidungku.

Aku membuka mataku dan hal itu membuat aku harus menetralkan pandanganku yang terasa silau.

Aku sadari jika ada semua teman temanku, mereka terlihat sedang menatapku iba. Aku tak tahu maksudnya.

"Perlu minum?" Tanya Naeyoon. Akupun membalas dengan mengangguk lemah.

Lalu, Naeyoon membantuku untuk meminum air.

Selesai dari itu tak ada percakapan yang terjadi. Semuanya hening.

Diriku juga merasa tak sanggup walaupun hanya untuk mengucapkan satu kata. Aku sangat lemas. Namun, tak lama rasa lemas itu mulai memudar.

"Ada apa denganku?" Tanyaku lirih dan akhirnya bersuara memecah keheningan di sana.

"Nanti saja. Ketika kondisimu sudah lebih baik, aku akan memberitahumu," jelas Saera.

"Apakah papa tahu?"

"Mereka bilang belum sempat menjenguk karena katanya sedang diluar kota,"

"Memang berapa lama aku tak sadarkan diri?"

"Dari kemarin,"

Aku yang mendengar itu hanya terdiam. Tak menanyakan sesuatu lagi. Itu saja sudah cukup membuatku lelah.

Hari ini adalah hari kedua aku di rumah sakit setelah aku sadar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hari ini adalah hari kedua aku di rumah sakit setelah aku sadar.

Sekarang kondisi ku jauh lebih baik bahkan untuk dudukpun aku sudah kuat walau tak bisa lama.

Mereka juga memperhatikanku dengan baik dan juga menjagaku secara bergantian. Sungguh mereka lah keluarga yang sebenarnya bagiku.

"Naeyoon~a,"

"Ada apa?"

Sekarang hanya ada aku dan Naeyoon di dalam ruang rawatku. Karena yang lain sedang pergi mencari makan.

"Kalian bilang setelah kondisiku membaik kau akan memberitahu ku. Sekarang kondisiku sudah membaik. Jadi, beritahu aku sekarang," ucapku.

Aku melihat Naeyoon menghela nafas beratnya. Ia seperti sangat ragu untuk memberitahuku.

"Ku harap kau akan baik-baik saja," ucap Naeyoon.

"Apa maksudmu?"

"Seperti ini. Dari hasil pemeriksaan saat itu dokter mengatakan jika kau menderita kanker hati,"

"Apa?" Tanyaku pelan hampir tak terdengar. Aku terkejut mendengar hal itu.

Benarkah?

Kanker hati?

Naeyoon mengangguk.

"Kanker hati, dokter mengatakan jika kau menderita kanker hati stadium 2 awal,"

Aku masih tak percaya mendengar ucapan Naeyoon. Kenapa harus penyakit seperti ini? Ini penyakit berat.

"Kau serius? Kau tidak berbohongkan?" Ucapku berharap ini semua tak nyata.

"Aku jujur," Ku dengar jawaban dari Naeyoon yang terdengar lirih.

"Tapi, kau tenang saja. Masih ada harapanmu untuk sembuh,"

Mataku memanas merasa ingin menangis namun masih ku tahan. Namun, lama kemudian aku tak sanggup menahan sehingga cairan liquid itu lolos begitu saja.

Ku rasakan Naeyoon yang memelukku dalam keadaan menangis dan terisak. Ia juga mengusap punggungku seperti orang-orang lakukan ketika menenangkan seseorang yang sedang menangis.

"Mereka tahu?" Tanyaku melepas pelukan pemenang itu.

"Belum,"

"Jangan beritahu mereka,"

"Kenapa?"

"Percuma. Ku mohon jangan beritahu mereka,"

"Baiklah," final Naeyoon.

Setelah itu aku kembali pada pelukan Naeyoon dan kembali menangisi takdirku. Kenapa harus seperti ini?

Walaupun kata Naeyoon masih ada harapan untuk sembuh, namun aku tahu jika itu tidaklah mudah. Harapannya tak sampai lima puluh persen. Itu harapan kecil untuk aku sembuh di stadium seperti ini.

Apa memang aku harus mati?

Seperti inikah hidupku yang sebenarnya?

Aku mau bahagia.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
STEP SIBLING'S Where stories live. Discover now