20. STEP SIBLING'S

5 1 0
                                    

Author pov

Kini para anak muda perempuan yang tertidur akibat kelelahan karena begadang itu masih tertidur padahal pukul sudah menunjukkan setengah sembilan pagi, namun mereka masih betah untuk menyelami dunia mimpi masing-masing.

Ting tong

Suara bel apartment milik Jung Diya itu berbunyi. Namun, tak sama sekali membangunkan pemiliknya ataupun teman-temannya yang lain.

"Sepertinya tak ada orang," ucap Jisung pada Hyunjin yang tadi memencet bel apartemen adiknya.

"Namun, dia tidak ada memberitahu jika ia ingin pergi,"

"Langsung masuk saja, hyung," ucap Jeongin di balas dengan anggukan oleh Hyunjin.

Alhasil Hyunjinpun memasuk kode digit apartemen yang sempat diberitahu Diya.

Mereka masuk ke dalam apartemen.

"Ini benar apartemen Diya?! Sungguh lebih baik dorm kita, hyung!" Ucap Jeongin yang terkejut melihat kondisi apartemen Diya.

Makanan yang berserakan, kaleng soda, satu botol wine, televisi yang masih menyetel lagu karaoke, dan mereka yang tertidur.

Diya tidur di sofa, Saera tidur di atas Naeyoon, Sandy yang tidur dengan satu kakinya di letak di atas sofa menjadi guling untuk Diya dan Aeree yang tidur sendiri di atas meja persegi di samping sofa.

Sungguh pemandangan itu membuat Hyunjin, Jisung dan Jeongin terkejut saat melihatnya. Apalagi seingat Hyunjin kemarin sebelum ia pergi apartemen ini masih sangat rapi dan bersih. Namun sekarang? Sangat berbanding terbalik.

"Astaga benarkah yang ada di sini adalah para gadis? Tapi kenapa lebih baik dorm kita?" Ucap Jisung.

"Oh tunggu aku harus memotret ini," ucap Jisung mengeluarkan ponselnya lalu memotret pemandangan itu.

"Cepat bereskan semuanya. Aku akan menyiapkan makanan," ucap Hyunjin. 

"Hah kita? Hyung, mereka yang melakukan ini namun kenapa kita yang membereskannya?" Protes Jeongin.

"Cepatlah, siapa suruh kalian meminta ikut," ucap Hyunjin lalu pergi menuju dapur untuk menyiapkan makanan yang sempat ia beli.

Untunglah tadi dia membeli banyak makanan, mungkin itu akan cukup untuk dimakan berdelapan.

"Aishh, mengapa harus kita?!" Kesal Jisung. 

Ia dan Jeongin mulai membereskan segalanya yang berserakan.

Sekitar 20 menit mereka selesai membereskan segalanya, Hyunjinpun sudah selesai menyiapkan makanan.

"Selesai," ucap Jisung sambil menghela nafas lega.

Namun, para gadis itu belum juga bangun. Pukul juga sudah menunjukkan sembilan pagi. 

"Eo? Sudah jam sembilan pagi namun mereka belum bangun? Memang jam berapa mereka tidur tadi malam?" Ucap Jeongin.

"Mungkin mereka baru tidur," balas Jisung.

"Ayo ke dapur," ajak Jisung di balas anggukkan oleh Jeongin.

Namun, sebelum mereka baru melangkahkan kaki mereka memberhentikan langkah mereka dan menutup telinga mereka.

"AAAAAAA AKU TERLAMBAT!!" Teriak Naeyoon yang langsung bangun.

Teriak Naeyoon yang nyaring itulah yang membuat temannya yang lain ikut terbangun.

Namun, karena kaki Sandy berada di pelukan Diya dengan tak sengaja karena efek terkejut kaki Sandy menendang wajah Diya.

"AAWWW!!" Teriak Diya yang kesakitan karena wajahnya yang tertendang kaki Sandy.

"HUAAAAA WAJAHKU SAKIT!!!" Diya menangis dengan setengah sadar.

Hyunjin yang berada di dapur segera menghampiri keributan berasal.

Hyunjin, Jisung, Jeongin langsung menghampiri Diya yang menangis namun matanya tertutup.

"HUAAAAAA!!!"

"Heyy tenanglah," ucap Hyunjin.

Diya yang mengenali suara khas Hyunjin itupun langsung membuka matanya. Seketika kesadarannya langsung sadar jika ada kakaknya.

"Eoh? Kalian di sini?" Tanya Diya seperti biasa saja.

"Yakk KALIAN SIAPA?!" Teriak Saera.

"HYUNJIN? HAN? I.N?" Pekik Aeree ketika menyadari tiga orang tak asing baginya berada di samping Diya.

"AAAAAAAA" Naeyoon, Aeree, Saera dan Sandy berteriak secara bersamaan.

Hoppsan! Denna bild följer inte våra riktliner för innehåll. Försök att ta bort den eller ladda upp en annan bild för att fortsätta.
STEP SIBLING'S Där berättelser lever. Upptäck nu