8. STEP SIBLING'S

14 2 0
                                    

Author pov

"Tadi saat aku datang, aku tak sengaja melihatnya sedang menangis," ucap Felix pada Jisung. 

Jisung yang mendengar hal itu menjadi bingung. Selama dirinya mengenal adik tiri Hyunjin itu Diya adalah anak yang ceria dan seperti tidak memiliki kesedihan sama sekali. 

"Apa yang terjadi padanya?"

"Entahlah, aku tak tahu. Atau ada yang kau lakukan padanya?"

"Enak saja! Jangan menuduhku sembarangan!"

"Kalau saja begitu,"

"Tapi aku heran, mengapa sikap Hyunjin sangat berbeda pada Diya. Jika, ada Diya pasti moodnya akan berubah drastis,"

"Apakah Hyunjin membenci Diya? Tapi apa alasannya?" Tanya Jisung.

"Mungkin itu hanya keluarga mereka yang mengetahui. Tapi, kurasa Hyunjin memang membenci Diya, karena ia mengatakan pada publik jika ia adalah anak tunggal dan kita juga baru mengetahui jika Hyunjin memiliki seorang adik perempuan walaupun tiri,"

"Aku salut padanya karena bisa menyembunyikan hal itu selama bertahun tahun," ucap Felix.

Beberapa saat Jisung dan Felix yang lumayan lama mengobrol di taman rumah sakit itupun memutuskan untuk kembali ke ruang rawat Hyunjin.

Jung Diya Pov

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jung Diya Pov

"Aku ingin pulangg!" Rengekku.

Sekarang aku berada sendirian di dalam kamar rawat. Dan jujur saja aku merasa bosan di sini. Apakah aku harus menghubungi para teman temanku?

Ah seperti tidak dulu. Aku takut mengganggu waktu mereka dan lagipula ada member Straykids di sini. Aku tak mau mereka tahu jika aku dan Kak Hyunjin adalah saudara tiri.

Tunggu.

Dari tadi aku tidak memegang apapun terkecuali alat alat makan.

Aku merasa ada yang aneh.

"DI MANA HANDPHONE KU!!" Teriakku karena baru menyadari jika dari tadi aku tidak ada menyentuh ponsel.

Brak!

Kak Jisung dan kak Felix datang dengan membuka pintu secara kasar.

"Ada apa?!" Tanya kak Jisung panik.

"Handphone ku di mana?!"

Ku lihat kak jika kak Jisung menghela nafasnya kasar. "Ku kira ada apa. Ini," ucap kak Jisung sambil memberikan sebuah benda pipih itu padaku.

"Terimakasih. Maaf tadi aku panik," kak Jisung hanya mengangguk.

"Heol! Sudah jam sembilan pagi?" Ucap ku saat melihat jam yang tertera di handphoneku.

"Kau baru menyadarinya?" Tanya kak Felix.

"Ku kira masih malam," ucap ku dengan kekehan.

"Jika begitu apakah aku sudah boleh pulang?" Tanyaku.

"Biar ku Tanya dokter," ucap kak Jisung.

"Aku dokternya,"

"Bodoh, sekarang kau bukan dokter tapi pasien," celetuk kak Felix dan hanya ku balas dengan kekehan.

Kak Jisung pun pergi untuk memanggil dokter. Dan tak lama ia kembali bersama dokter.

"Keadaan anda sudah membaik. Hanya perlu istirahat lagi namun sudah bisa dirawat jalan. Dan jangan lupa juga untuk mengingat waktu makanmu, kau boleh sibuk, namun jangan lupakan kesehatanmu. Ingat kau akan menjadi seorang dokter," ucap Dr. Shin padaku. Ia adalah dokter pembimbingku dan juga dokter yang menangani ku.

"Maafkan aku, aku janji setelah ini tak ada sakit lagi,"

"Aku pegang janjimu. Biarku lepaskan infusnya. Mau lepas sendiri?"

"Sekarang aku adalah pasien kenapa harus lepas sendiri?!" Rengekku.

Dr. Shin yang melihat tingkah ku itupun hanya terkekeh dan juga dua orang yang masih berada di dalam ruanganku, kak Jisung dan kak Felix.

Tak perlu waktu lama dr. Shin selesai melepaskan infus dari tanganku dan ia pamit untuk pergi.

"Kau akan ku antar," ucap kak Jisung.

"Tidak perlu, aku bisa naik taksi,"

"Tak perlu membantah, biar ku antar saja,"

Aku menghela nafas kasar, baiklah aku pasrah.

"Terserah."

Akupun beranjak dari brangkar rumah sakit itu dan keluar dari ruang rawat bersama kak Jisung dan Kak Felix.

Kak Felix pergi ke kamar kak Hyunjin, sedangkan aku dan Kak Jisung pergi menuju area luar rumah sakit untuk menuju parkiran tempat di mana kak Jisung memarkirkan mobil.

Jangan lupa vote guyss

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jangan lupa vote guyss

Bye 🤍

STEP SIBLING'S Where stories live. Discover now