13. STEP SIBLING'S

11 2 0
                                    

Jung Diya pov

Kini kami semua sedang berkumpul di depan tv sambil menonton drama romantis. Sekarang mereka memutuskan untuk menginap.

Akhir akhir ini setelah aku di vonis menderita kanker mereka lebih sering menginap bersama ataupun salah satu dari mereka.

Dan selama 3 bulan ini aku tidak ada pulang kerumah sama sekali. Papa ataupun mama saja tidak ada menghubungiku via chat maupun telpon. Bahkan ketika aku sakit mereka tidak ada menjengungku.

Dan aku juga sudah mulai melakukan kemoterapi seminggu yang lalu. Sungguh rasanya sangat sakit dan menyiksa.

Sebenarnya aku tak mau. Tapi mereka terus memaksaku dan mengancam tak mau berteman jika aku tak melakukan pengobatan apapun.

Sampai akhirnya aku memutuskan melakukan kemoterapi ditemani mereka.

Walaupun sudah seminggu yang lalu namun rasanya masih terasa hingga saat ini.

Ting

Tiba tiba ponselku berbunyi menandakan satu pesan masuk.

Mama:
Pulanglah. Makan malam bersama

Me:
Iya...

"Semuanya sepertinya kalian malam ini tidak perlu menginap," ucapku.

"Mengapa? Kau tidak ingin kami temani?" Tanya Aeree.

"Tidak bukan begitu. Mamaku menyuruhku pulang untuk makan malam, jadi lain kali saja ya?"

"Tumben," ucap Saera terdengar julid.

"Entahlah, aku juga tak tahu," balasku.

"Ya sudah kau datang saja turuti saja. Namun, jika ada sesuatu hubungi segera," ucap Aeree.

"Ya pasti akan ku hubungi kalian,"

"Baiklah aku ganti duluan ganti baju," ucap Naeyoon bangkit dari sofa dan menuju kamar untuk mengganti baju tidurnya. Tak hanya Naeyoon, namun yang lainnnya juga termasuk aku.

Oh sungguh aku beruntung mendapatkan teman seperti mereka. Mereka sangat mengerti dan mengetahui bagaimana hubungan mu dengan keluargaku terkecuali rahasia yang sangatku jaga, yaitu aku adalah adik tiri kak Hyunjin.

Dan malam itu aku pulang menggunakan taksi. Aku menggunakan taksi karena cuacanya yang sangat dingin karena sudah akhir tahu dan juga diriku yang masih lemas efek dari kemoterapi minggu lalu.

Tak jauh mungkin kurang 10 menit jika menggunakan taksi.

Ketika aku sampai di depan rumah. Aku juga melihat kak Hyunjin dan teman-temannya baru datang. 

"Kenapa kau menggunakan taksi? Buang buang uang saja," ucap kak Hyunjin lalu pergi masuk duluan.

"Tak perlu dipikirkan," ucap kak Chan.

Akupun mengangguk.

"Hai Diya!" Sapa kak Jeongin.

"Langsung ngesapa aja," ucap kak Jisung terdengar menyindir, namun entahlah karena kak Jeongin hanya membalas dengan tertawa geli.

Sekarang tak semua member Straykids datang. Hanya ada kak Chan, kak Jisung, kak Felix dan kak Jeongin.

Kitapun masuk ke dalam rumah. Dan aku masuk ke dalam kamar untuk menaruh beberapa barangku.

Lalu setelah itu aku turun menghampiri mereka yang sudah memulai makan malam. Tak apa mungkin mereka sudah lapar.

Ketika aku sampai di anak tangga terakhir tiba-tiba aku merasakan pusing dan juga nyeri di bagian perut kanan atasku.

Aku berhenti sebentar untuk menahan rasa sakitnya.

"DIYA CEPATLAH NANTI MAKANANNYA DIHABISKAN JISUNG HYUNG," panggil kak Jeongin dengan keras padaku.

Seketika aku merasa diriku tak merasakan sakit apapun lagi, aku berjalan untuk menghampiri mereka yang sedang makan.

Aku duduk di samping kiri mama dan di sebelah ku ada kak Felix. 

"Kau sakit?" Tanya papa.

"Tidak," bohongku.

Apakah wajahku sangat pucat?

"Makanlah," ucap mama sambil memberikan lauk padaku.

"Terimakasih,"

Aku makan suap demi suap di temani dengan cerita cerita konyol dari member member Straykids.

Namun, baru suapan ke 6 aku sudah merasakan mual.

Oh sungguh kenapa hal ini terus terjadi akhir akhir ini?

"Aku pamit sebentar," ucapku lalu berlari kecil menuju kamarku.

Dengan cepat dan sekuat tenaga aku menaiki tangga dan membuka pintu kamar. Sampai di kamar aku langsung menuju ke kamar mandi dan memuntahkan segalanya.

Tiga puluh menit aku berada di dalam kamar mandi hanya untuk memuntahkan segalanya, hingga saat ini aku tak bisa lagi memuntahkan apapun, namun diri ku masih merasa mual. Di tambah dengan nyeri yang kurasakan.

Aku melihat diriku di kaca.

"Persis sekali seperti mayat berjalan," gumam ku.

Namun, seketika mataku membelalak ketika melihat darah segar mengalir dari hidungku.

Aku mimisan.

haii gengsss

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

haii gengsss

bagaimana cerita yang ini?

maaf kalau ada alur yang mungkin buat kalian bingung hehe

tapi gapapa

semoga nanti kalian paham di chapter berikutnya yang belum ke up

jangan lupa spam komen

dan divote juga

salam bucinnya lino dan chan

bye 🤍

STEP SIBLING'S Where stories live. Discover now