Arviant mengikuti langkah prajurit itu, sesekali memperhatikan kediaman Duke Azer yang sangat luas dan besar. Tapi jika di bandingkan dengan kediamannya, tentu saja kediamannya lebih besar dan luas.

Pertama kalinya Arviant kemari, pernikahannya dengan Selena di langsung kan di sebuah kuil, dan saat acara usai, mereka langsung ke kediaman Arviant.

Di pinggir bangunan tembok yang memiliki corak rumit terdapat berbagai macam bunga tulip yang indah. Tanaman itu terlihat tumbuh subur dan terawat.

Ziro menoleh ke belakang, ikut memperhatikan apa yang sedang menarik perhatian Arviant. "Bunga bunga itu adalah bunga yang Duchess Vina dan lady Selena tanam. Mereka berdua begitu menyukai bunga ber kelopak tertutup itu."

Arviant mengangguk mengerti. Pantas saja taman yang terletak di belakang kediaman Roze—kediaman Duchess— penuh akan tanamann bunga tulip.

"Bukankah bunga bunga semacam ini banyak tumbuh di kediaman Roze, Duke?" tanya Betran, ikut memperhatikan bunga bunga indah di pinggiran tembok.

"Sudah sampai, Duke."

Arviant melangkah memasuki ruang pribadi yang di khsusus kan untuk tamu, Betran tidak ikut, pengawal nya itu tetap berjaga di luar ruangan. Arviant melihat lihat keseluruh penjru. satu kata, Mewah. Tidak heran, sebab bangsawan Duke memanglah kaya, mereka tergerak di banyak bidang, mulai dari bidang pertambangan hingga properti.

Tapi, Selena, gadis itu. Meskipun memiliki suami dan keluarga yang kaya raya, tetap saja berpenampilan sederhana dan tidak berlebihan jauh dari kata glamour seperti kebanyakan para gadis gadis bangsawan lain. Oleh sebab itu, Selena sering kali di anggap remeh.

"Kau datang menantu?" suara bass menyapa gendang telinga Arviant yang sedang memperhatikan sekitar.

Arviant mengangguk, Azer tersenyum. "Ada keperluan apa kau kemari, Arviant? Apakah kau ingin menemui istri mu?"

"Tapi sayangnya, istri mu sudah ke alam mimpi setelah makan malam." Lanjut Azer tanpa menunggu Arviant menjawab pertanyaannya.

"Saya hanya ingin berkunjung, Duke."

"Panggil saja ayah."

"I-iya ayah." sialan, Arviant merutuk dirinya yang tiba tiba gugup saat di tatap intens oleh Azer, ayah Selena itu menatapnya seakan ingin mengulitinya hidup hidup.

Dan lihatlah, tatapannya berbanding terbalik dengan senyumnya yang lebar. Arviant bergidik.

"Kau..apakah kau benar-benar memperlakukan putri ku dengan baik saat di kediaman mu?"

Arviant menahan nafas, apakah kali ini ia akan mati di tangan Duke Azer? Arviant menegakkan tubuh. "Tentu saja, ayah. Saya sangat mencintai putri ayah lebih dari apapun, dan saya sangat memperlakukan nya dengan baik dan hati hati."

Oh tuhan..apakah ia sudah bisa menjadi bintang di sebuah pentas drama? Ada rasa tidak nyaman saat ia harus berbohong, namun apa boleh buat, jika ia jujur, bisa bisa besok dirinya tidak bisa melihat dunia lagi.

Tatapan Azer melunak, bisa Arviant lihat jika di tatapan yang tadinya tajam dan seakan menusuk itu berubah menjadi tatapan tulus yang penuh akan kehangatan.

"Aku bahagia jika putri ku mencintai orang yang tepat. Dan asal kau tahu...Selena sangat mencintai mu dari 6 tahun lalu."

Arviant tersentak, selama itu? Berarti Selena menyukainya saat mereka masih remaja?

Azer menerawang ke masa lalu. "Jika di ingat ingat, lucu sekali saat ia merengek ingin ikut ke pesta perayaan ulang tahun pernikahan orang tuamu, ku pikir, dia ingin bertemu temannya di sana, tapi siapa sangka? Dia kesana hanya ingin melihat mu yang sedang berdiri di samping orang tuamu."

"Saya tidak tahu jika Selena memperhatikan saya selama perayaan."

Terkekeh, Azer kembali melanjutkan ceritanya. "Tentu saja kau tidak tahu, Arvi. Kau sibuk memandangi kue setinggi satu meter di hadapanmu."

Arviant menunduk malu, sungguh. Bisa bisanya ia sebodoh itu, Arviant ingat, saat ia berdiri di samping ibunya Arviant terus memperhatikan kue tinggi itu, entah mengapa, mungkin karena menarik.

"Sebenarnya aku tidak setuju Selena menikah denganmu."

Arviant mengangkat kepalanya, dahinya berkerut heran.  Azer kembali melanjutkan
"Karena aku tahu, kau tidak mencintai putri ku dengan tulus, Arviant. Seperti dia yang mencintaimu sepenuh hati."

Tatapan yang terlewat dingin itu mampu membuat jantung Arviant berdegup tidak karuan.

-

Arviant termenung di ruang kerjanya, ia tidak pernah menyangka, jika Duke Azer begitu mengintimidasi, padahal tidak pernah sama sekali ia terintimidasi oleh siapapun, termasuk raja Denan sekalipun.

Dan kata kata terakhir Azer mampu membuatnya kepikiran. Azer tahu jika ia tak mencintai Selena dan tidak rela Selena menikah dengannya, tapi terpaksa menyetujui pernikahan itu karena Selena terus memohon agar ayahnya mau menjodohkannya dengan dirinya..

Apakah betul....cinta Selena sedalam itu?

Arviant menggeleng kuat. "Mengapa aku memikirkan hal yang tidak penting? Aku harus berendam sepertinya untuk menjernihkan pikiran ku. " gumam Arviant pada dirinya.

Tapi meskipun sudah berendam,  pikiran nya malah terpusat pada Selena.

Arviant meremas rambutnya seakan mengusir Selena dari pikiran nya. "Sepertinya aku sudah gila."

Tok tok tok

"Siapa?"

"Duke, ada surat kiriman dari Duchess."

Dahi Arviant berkerut, surat? Arviant mengambil jubah mandinya lalu keluar dari tempat berendam.

"Siapa yang mengirimnya?" tanya Arviant pada Betran sembari membaca kalimat tiap kalimat yang tertulis rapih di dalam surat itu.

"Kata Aeri, tukang pos yang mengirim nya, Duke."

Ada gerangan apa anda kemari, Duke?
Jika anda kemari hanya ingin mengusik keluarga ku, lebih baik anda tidak usah kemari lagi. Aku akan pulang minggu depan, dan oh ya, apakah anda yang mnaruh pengawal pengawal itu untuk mengawasi ku? Jika iya, itu tidak perlu Duke, sebab jujur saja aku merasa aneh sekaligus tidak nyaman. Hanya itu, maaf jika aku lancang dan membuat anda tidak nyaman saat membaca surat ini.

Tertanda, Selena

Arviant meremas surat itu hingga berbentuk gumpalan bulat. Betran yang melihat surat itu tidak berbentuk seperti semula meringis.

"Ada apa, Duke?"

Senyumam miring Arviant membuat Betran bergidik. "Sudah berani melawan ku heh?"

Dan tanpa menebak, Betran sudah tahu jika yang di maksud Duke Arviant adalah Duchess Selena.

-

Awokawok

Terima Kasih sudah membaca cerita ku, jangan lupa vote💛

Selena's Second LifeWhere stories live. Discover now