"Aku tahu wabah apa yang sedang menjangkiti mereka, dan aku juga tahu obat penangkal dari wabah itu."

-

Penyakit menular yang gejalanya demam tinggi, batuk berkepanjangan dan hilang nya indra penciuman. Jika di biarkan, penyakit itu akan terus menggerogoti si terjangkit, dan berakibat fatal.

Obat dari penangkal penyakit itu sendiri adalah, daun daunan, di antaranya, daun jeruk purut, daun sirsak, daun sirih dan daun jahe.

Selena mengamati mereka yang terjangkit, terbaring lemah dan tak berdaya. Persis seperti apa yang ia rasakan dulu. Penyakit ini terbilang cukup mudah menjangkiti siapa saja, apalagi yang kekebalan tubuhnya rendah.

Penyakit itu di sebabkan oleh udara kotor, kehidupan tidak bersih, makanan yang tidak sehat dan yang paling penting kurang meminum air mineral.

Penyebaran dari penyakit itu sendiri melalui udara. Jadi, Selena, ayahnya dan pengawal yang menjaga menggunakan selendang untuk menutupi wajah mereka, dan menggunakan pakaian tertutup.

"Sebenarnya penyakit apa yang menjangkiti mereka?" tanya Azer pada Selena.

"Penyakit menular, kita butuh obat segera, ayah. Dan aku membutuhkan beberapa para ahli medis untuk membantuku meracik obat itu."

Azer mengangguk, lalu menyuruh salah satu pengawal di sana untuk memanggil ahli medis ternama di negeri ini, kebetulan, ia bertugas meneliti wabah tersebut dan mencari penangkalnya.

Tidak berselang lama, seorang pria dewasa berambut blonde menghampiri. Pria itu menjabat tangan Azer, "senang bisa bertemu dengan anda, Duke Vernant."

Cleo Ardennes—menoleh ke arah Selena, ingin menyapa namun tak tahu nama gadis itu.

Azer yang paham akan kebingungan Cleo terkekeh, "Dia putri ku, Cleo. Namanya Selena."

Tangan Cleo terulur untuk menjabat tangan Selena, dan Selena membalas jabatan tangan itu. "Senang bertemu anda lady Vernant." Cleo tersenyum hingga matanya berbentuk bulan sabit. Tampan dan manis, mungkin begitulah julukan orang orang terhadap pria matang di hadapannya. Selena hanya tersenyum formal.

Azer  mengajak mereka ke sebuah tenda untuk mengobrol. "Jadi, ada apa anda memanggil saya, Duke?"

"Bukan saya, tapi putriku yang memiliki urusan denganmu."

"Urusan?" Cleo bingung, sebab ia merasa tak pernah bertemu Selena, dan baru kali ini. Jadi, urusan apa yang gadis itu maksud?

"Saya membutuhkan bantuan anda untuk meracik obat penangkal wabah itu." terang Selena.

Cleo semakin bingung. "Obat? Apakah anda sudah mengetahui wabah apa itu, lady? Saya bahkan masih berusaha mencari tahu penyebab penyakit itu, begitupun penangkalnya."

Selena mengangguk mantap. "Tahu, penyakit itu di sebabkan oleh udara kotor, hidup yang tidak bersih, asupan yang tidak bernutrisi dan tidak sehat, serta kurangnya meminum air mineral hingga menyebabkan dehidrasi."

Cleo tercengang. "Anda tahu dari mana, lady?"

"Saya pernah meng— maksudku, saya pernah ke suatu tempat, dan ada anak kecil yang memiliki penyakit yang sama. Dan ahli medis di sana mengatakan jika penangkal dari penyakit itu adalah, daun jeruk purut, daun jahe, daun sirih, dan daun sirsak. Jadi, saya membutuhkan anda untuk meracik obatnya." Selena menghela nafas. Hampir saja ia keceplosan.

"Baiklah kalau begitu, besok pagi anda bisa kemari, saya akan menyiapkan segala sesuatu yang di perlukan."

Mereka bangkit, lalu Cleo tersenyum menjabat kembali tangan Azer dan Selena. "Terimakasih duke, dan lady Selena, saya sangat terbantu dengan kehadiran kalian. Sekali lagi Terimakasih." tulus Cleo mengucapkannya.

"Sama sama, Cleo. Sudah menjadi tugas kita sebagai manusia untuk saling membantu."

-

Arviant menghela nafas, kondisi desa amerley sangat jauh dari kata baik baik saja. Tanah tandus bahkan pecah pecah.
Tanaman tidak tumbuh dengan semestinya, dan banyak yang mati.

Arviant tengah sibuk memikirkan, bagaimana caranya menghentikan situasi buruk ini. Jika terus melakukan penyulingan maka desa Amerley bisa hancur.

raja Denan sendiri memutuskan untuk memberhentikan pertambangan. Karena akan sangat fatal akibatnya jika terus di lanjutkan.

Dan untuk memperbaiki desa Amerley yang di 'ambang' kehancuran, Arviant berinisiatif untuk melakukan gerakan tanam pohon bersama. Tujuannya adalah memperbaiki tanah yang tandus akibat kekeringan.

Di saat sedang sibuk memperhatikan orang orang yang sedang menanam pohon, Arviant tiba-tiba mendapat kabar dari prajurit yang sengaja ia kirim sebagai pengawal Selena.

"Katakan."

"Duke, Duchess Selena mengalami demam sehabis keluar dari kediaman Vernant siang tadi."

"Lalu?"

Prajurit itu tercengang melihat respon tuannya. "Apakah anda tidak khwatir dengan kondisi Duchess?"

"Tidak. Mau dia mati sekalipun aku tidak perduli. Lagipula, itu kesalahannya yang telah melanggar perintah ku."

-

Pedasnya mulut duke satu ini:)

Jangan lupa vote 💛

Selena's Second LifeWhere stories live. Discover now