34. PERNIKAHAN

42 4 0
                                    

Abang Satria pun sampai dirumah bersama dengan seseorang wanita, yang sama sekali orang rumah belum tau dia siapa.

"Abang pulang" teriak Tio Pakusadewo dia abangnya Satria.

Orang yang dirumah pun langsung menghampiri suara itu. Ibu pun langsung memeluk anak sulungnya itu, namun terheran heran siapa yang Tio ajak pulang bersama.

Tio dan wanita itu pun dipersilahkan masuk kedalam rumah dan menaruh barang bawaan. Setelah itu mereka semua duduk di ruang tamu.

"Tio, ini siapa. Soalnya ibu belum liat" ucap ibu yang penasaran dengan wanita itu

"Ibu ini Cindy, pacar Tio" ucap Tio pada ibunya.

"Cindy ini Satria adik aku, ini ibu, dan kalo yang ini....." Lanjut Tio namun pas bagian Giselle Tio lupa akan namanya.

"Giselle istriku" lanjut Satria, membantu Tio sang kakak yang kebingungan akan nama Giselle.

"Saya Cindy bu pacarnya Tio" perkenalan Cindy pada ibu Tio dan Satria.

Malamnya...

Keadaan keluarga itu sedang melaksanakan makan malam bersama walaupun sederhana namun terasa hangat akan kebersamaan keluarga itu.

Setelah selesai melakukan makan malam biasanya ayah dan ibu akan mengumpul berbincang sekarang lengkap sudah.

"Ibu, Ayah nanti Cindy tidurnya gimana?" Tanya kepada orangtuanya.

"Gimana ya" jawab bingung ibu.

"Tidur sama Giselle aja Bu" jawab ayah. Giselle yang mendengar itu sebenernya tidak keberatan.

"Nanti Tio di tidur bareng Satria" lanjut Ayah.

Satria pun hanya bisa pasrah karena tidak bisa tidur bersama Giselle. Namun dia mengerti karena ada Cindy yang masih berstatus sebagai pacar Tio.

Giselle yang melihat Satria pun menaruh tangannya diatas tangan Satria dan mengusap dengan lembut.

"Ngga papakan, cuma pas disini aja. Kasian daripada salah satunya tidur diluar." Bujuk Giselle agar Satria bisa tidur dengan tio sang kakak.

Dikamar Satria....

Giselle San Cindy tidur dikamar Satria sementara Satria dan Tio tidur dikamar Tio.

Sebelum tidur mereka berbincang sebentar agar suasananya tidak terlalu canggung.

"Giselle, kamu udah lama nikah sama Satria" tanya Cindy.

"Kalo di itung-itung.... sekitar 4-5 bulanan deh" jawab Giselle.

"Lah kamu udah ngelakuin tugas istri" tanya Cindy lagi dengan hati hati. Giselle yang mendengar hanya bisa diam tanpa menjawab. Butuh beberapa menit untuk Giselle menjawab pertanyaan itu.

"Aku belum siap kak, lagi pun aku masih sekolah. Sebenarnya aku juga ngga enak sama dia, mau gimana lagi dong" jawab Giselle. Cindy yang mendengar bahwa Giselle masih sekolah hanya bisa terkejut akan itu.

"Udah ngga usah dibahas, kita tidur sekarang ya" ucap Cindy untuk mengalihkan perhatian Giselle.

Mereka siap siap untuk tidur, Cindy yang mulai terlelap sementara Giselle masih terngiang-ngiang pertanyaan dari Cindy dan Adit dalam satu hari.

Sementara Satria dan Tio.....

"Kalian belum itu" ujar Tio

"Belum bang, Giselle belum siap katanya" jawab Satria.

"Sabar, wajar si apalagi kalian masih sekolah" ucap Tio.

"Iya bang" jawab Satria.

Mereka pun melanjutkan perbincangan random di teras rumah sambil ngopi dan tambah adanya satu orang lagi yaitu Adit yang tau akan dua bersodara itu pulang, jadinya ngumpul.

Hingga malam yang mulai berganti hampir setengah pagi mereka masih berbincang hingga rak kenal waktu. Sementara Satria yang melihat hp untuk melihat jam ternyata sudah jam setengah tiga.

"Bang, dit gue tidur dulu ya" pamit Satria. Tio dan Adit pun juga ikut ikut bubar. Adit pulang kerumahnya San tio mengikuti Satria sari belakang sambil membawa gelas dan piring kotor ke dapur.

Paginya....

Semua orang hampir sudah bangun kecuali kakak beradik. Karena tidur pagi jadi sulit untuk bangun. Giselle pun memiliki tugas baru yang diberikan oleh ibunya Satria untuk membagikan mereka.

Giselle mengetuk pintu kamar Tio, namun tidak ada jawaban didalam kamar. Giselle dengan hati hati membuka pintu kamar itu, melihat kedua sodara yang tidur dengan pulas Giselle sebenernya tidak tega untuk membangunkan mereka rapi apa boleh buat akan tugas yang di berikan ibunya.

"Mas, Satria bangun udah dipanggil ibu buat sarapan" ucap Giselle sambil mengguncangkan tubuh mereka berdua. Tio bangun lebih cepat dari pada Satria.

"Mas cuci muka dulu" ucap Giselle pada Tio.

Giselle pun harus usah untuk membangunkan Satria lagi.

"Satria bangun" ucap Giselle. Satria bukannya bangun malah menarik Giselle di pelukkannya.

"Satria bangun kasian mereka nungguin kamu bangun" ucap Giselle.

"Masih ngantuk Giselle" ucap Satria dengan mata yang masih tertutup.

"Sayang, bangun" ucap Giselle.

"Sayang" ucap lagi.

Satria yang mendengarnya pun hanya bisa tersenyum dengan mata tertutup. Satria yang tidak bisa menahannya pun mengecup bibir Giselle hanya sebentar, sementara Giselle terkejut.

"Sayang, sadar" ucap Satria.

Satria keluar lalu dilanjutkan dengan Giselle dari belakang. Satria dengan lebih cerah dan Giselle terdapat rona merah diarea pipi dan telinga. Sementara mereka yang melihat pun hanya bisa tersenyum simpul.

BERSAMBUNG....

TERIMAKASIH BUAT PEMBACA!!!!

PERNIKAHANOnde histórias criam vida. Descubra agora