Part 15

119 6 0
                                    

••••

Happy reading

••••

Irina menghela nafas panjang lalu menengok ke arah kirinya.

"Bisa berhenti melakukan itu padaku?" tanya Irina pelan.

Chris menaikan alisnya pura-pura bingung.

"Tanganmu Chris... " segera Irina singkirkan tangan mesum itu.

Sejak di bandara hingga penerbangan dan sampai di mobil untuk tujuan rumahnya Chris terus mengelus perutnya.

Bagaimana ia tidak kesal?

Oh ya ampun..

Kuatkan ia sebentar lagi karena ia akan terbebas dari makhluk ini setelah sampai rumah orang tuanya .

"Kau mau tau kenapa aku terus melakukan itu?"

Irina membuang muka, tak peduli memilih minum air dalam botol kemasan.

"Aku bermimpi menidurimu di meja makan" sontak saja kalimat itu membuat Irina tersedak.

Irina mendelik kesal, "Karena itu kau terus menyentuh perutku?"

"Menghayal agar aku cepat hamil begitu?" lanjut Irina. Chris mengangguk polos.

Irina berdecak kecil melihat tatapan polos itu.

"Itu hanya mimpi, lupakan saja!"

"Tapi itu enak" jawab Chris enteng tanpa tau orang yang di mimpikan menatap aneh dirinya.

"Terserah kau saja Chris" desah Irina lelah.

"Milikmu begitu ketat hingga aku nyaris meledak di dalam_

"Apa kau tidak malu?" tanya Irina geram memotong ucapan Chris.

Chris menyeringai.

Tangannya menekan tombol dan seketika sekat menghalangi supir dengan dirinya bersama Irina.

"Aku ingin menciummu hingga kehabisan nafas, kemarilah" ucap Chris kemudian namun Irina tak bergeming.

Melihat respon Irina, tanganya mengambil sesuatu di samping dan mengarahkan nya ke jarinya.

"Kau boleh melakukan nya" cegah Irina melihat Chris akan melukai dirinya sendiri.

Ini juga yang membuat Irina tak berkutik saat berhadapan dengan Chris, pria itu selalu mengancam akan melukai dirinya sendiri jika ia melakukan penolakan.

Ia sendiri pernah begitu keras menolak permintaan aneh dan mesum Chris dan yang ia dapatkan malam menakutkan melihat mantan kekasih nya tengah mengiris pergelangan nadinya sendiri.

Irina hampir saja jantungan malam itu, dokter yang memeriksa Chris bilang telat sedikit saja pria itu tak tertolong.

Hingga sekarang ia tak pernah menolak skinship apapun dari Chris.

Irina mengambil pisau itu cepat dan menaruh benda itu jauh dari Chris.

"Aku suka saat melakukan itu di meja"

"Luar biasa... " lanjut pria itu.

Perkataan itu membuat Irina yang menaruh pisau itu menegang kemudian berbalik cepat menghadap Chris.

"Kau menyelinap setiap malam ke kamarku, karena itu mimpimu jadi seperti itu"

"Kau selalu mengunci pintu kamarmu, membuatku kesal saja. Aku kan hanya ingin melihatmu sebelum tidur" kata Pria itu.

"Terkunci pun kau bisa masuk!" Irina menatap garang Chris dengan mata bulatnya yang lucu dan terlihat manis secara bersamaan.

Mata Chris berkilat melihat hal itu, ia meraih cepat tengkuk Irina dan berhenti saat bibirnya hampir menyentuh bibir Irina, ia bisa mencium harum mawar yang terus menguar dari tubuh Irina.

Last KissWhere stories live. Discover now