Part 7

154 11 0
                                    

••••

Happy Reading

••••

Tandai typo :v

Btw lagu di atas sedih amat 😞

••••

Dua hari setelah perjalanan bisnis Irina di Cina.

Alex mengernyitkan alisnya mendapati lampu ruang tamunya mati, dengan cepat ia nyalakan dan memanggil salah satu pembantu. Tapi tak ada satupun yang merespon.

Kemana semua orang?

Alexe mengecek ponsel dan berdecak kecil. Ia lupa, semua pembantunya meminta cuti libur dan ia memberi izin 3 hari.

Lalu dimana Irina?

Apa gadis itu belum pulang dari perjalanan bisnisnya?

Yah terserah sajalah.. Ia sangat lelah dan ingin istirahat secepatnya.

Namun baru tiga langkah dia pergi hendak ke kamar, suara pintu terdengar terbuka.

Tanpa melihat Alex tahu itu pasti Irina.

Dan benar saja, ia melihat Irina masuk dan terkejut melihatnya tak jauh dari arah pintu.

"Kau belum makan?" Itu bukan Irina, melainkan Alex yang bertanya melihat Irina membawa bungkus plastik berisi makanan siap saji.

"Aku sudah makan" Jawab Irina pelan.

Alex berdecak "Makanlah jika kau masih lapar, tak perlu hiraukan aku" Katanya ketus. Jika Irina sakit, ia juga yang repot.

Irina mengangguk cepat dan bergumam "Kau sudah makan berarti"

"Apa?" Alex mengernyitkan dahi.

Irina menggeleng lalu berkata "Selamat malam"

Alex mengangguk kepala dan kembali berjalan menuju kamarnya. Tapi kali ini dia di buat bingung dengan Irina yang kini memegang bajunya.

Alex menghela nafas panjang, begini jadinya jika ia memberi perhatian sedikit, tidak tapi lebih ke arah basa basi.

Irina pasti akan besar kepala seperti sekarang, seharusnya ia tak perlu menanyakan apapun pada gadis itu.

"Apa yang kau inginkan?" Tanya Alex to do point. Menatap malas Irina seraya menghentakkan tangan istrinya yang masih memegang bajunya.

Irina tersentak kecil dan mundur satu langkah sembari mengusap tangannya.

"Ku dengar kau menyukai seorang karyawan baru di perusahaan"

"Lalu apa urusanmu?" Tanya Alex dingin.

Irina hampir saja menyerah mendengar nada yang menusuk itu tapi harus ia lakukan untuk memastikan sesuatu.

Irina menaikan pandangannya pada Alex yang sedari tadi ke lantai.

"Hanya beberapa bulan lagi kontrak itu selesai, bisakah kita bersikap seperti suami istri sesungguhnya?" Pinta Irina seraya menatap lekat Alex.

Alex tersenyum miring.

"Tak perlu drama seperti itu, katakan saja jika kau ingin kutiduri"

"Masalah pembagian harta setelah kita bercerai sudah ku urus jauh hari, tenang saja" Lanjut Alex tenang dengan nada menusuk.

Irina mematung untuk beberapa saat, ia ingin cepat pergi ke kamar dan melupakan semua ini.

"Bukan begitu maksudku, aku hanya_

"Ck, sudah kubilang tak perlu drama lagi. Lepaskan bajumu" Ucap Alex datar memotong ucapan Irina sembari melepas kancing kemejanya satu persatu.

Irina memundurkan langkahnya berniat pergi melihat Alex membuka kancing bajunya.

Last KissTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang