Part 8

141 7 0
                                    

•••

Happy Reading

•••

Mark menaikan alisnya ketika laporan yang di buat Irina selesai lebih cepat dari biasanya. Tidak, Irina memang selalu tepat waktu. Anehnya kali ini lebih awal bersamaan tugas lainnya.

Tapi apapun itu ia senang jika melihat asisten manisnya terlihat antusias dengan pekerjaan nya.

Mark meraih ponsel berniat menelfon asistennya. Di dering ketiga, Irina mengangkat nya.

"Hi manis, apa tidak lelah mengerjakan nya sekaligus?"

Mark menunggu jawaban di seberang sana dengan sabar. Tapi tak ada sahutan, ia pun mengecek apa masih tersambung, dan masih.

"Hey... Kau mendengarku? Kenapa tak menjawab?"

"...."

"Irina.." Panggilnya lagi.

"Cari asisten lain saja, aku mengundurkan diri" Sahut Irina pelan, namun Mark mendengar dengan jelas.

"Hey, ada ap_" Sambungan terputus.

"Shit! " Umpat Mark menggebrak meja. Hanya gadis itu yang membuat dirinya emosi, biasanya Mark selalu bisa mengendalikan diri. Irina juga memblokir dirinya.

"Cari dimana Irina berada, kirim lokasinya secepatnya" Ucap Mark ketika menelfon seseorang.

"Seharusnya aku tak percaya pada dua iblis itu" Gumam Mark seraya menatap datar keluar jendela.

Mendapati notifikasi ponsel nya, Mark segera pergi ke suatu tempat.

••••••

Mark menghentikan mobilnya di depan sebuah tokoh yang berseberangan dengan restoran francis. Ia melihat gadis itu makan siang sendirian disana. Irina terlihat tak fokus saat makan, tentu saja ia tahu penyebabnya.

Mark tersenyum miring.

"Gadis bodoh, seharusnya kau melakukan itu sejak dulu" Setelah mengatakan itu Mark menancap gas dan pergi dari sana.

Irina pernah bilang ketika dirinya bercerai nanti, ia akan pergi ke restoran francis dimana pertama kali ia bertemu Alex dalam acara perjodohan.

Sekarang, tugas Mark telah selesai tinggal sisanya.

Ia harus membuat gadis itu bertahan di perusahaannya sedikit lagi. Mark berbohong jika ia bekerja di perusahaan Beers Group sebagai manajer. Nyatanya ia pemilik perusahaan berlian itu dan sampai saat ini Irina tak mengetahui nya.

Disisi lain, Irina sendiri makan siang dengan tak berselera. Sebenarnya ini makanan favoritnya hanya saja baginya terasa hambar.

Setidaknya ia bisa mengisi perutnya yang tengah ribut meski sedikit.

Keputusan yang Irina ambil memang berat, sebelum habis kontrak kerja sama dua perusahaan ia malah memutuskan bercerai dengan Alex. Tidak apa, ia bisa membayar denda dibanding menahan rasa sesak ini.

Sudah satu bulan ia pergi dari dari mansion Alex dan baru dua hari ini ia memutuskan kontrak kerja dengan the Beers Group. Tentu setelah tugas yang telah dia selesaikan.

Melihat Mark hanya membuat nya teringat kerja sama yang dilakukan mereka berdua.

Ia kecewa, tentu saja.

Irina menyayangi Mark layak saudara kandung.

Saat Mark pergi keluar negeri, ia beralasan tak bisa ikut dan mengurus surat pengunduran diri.

Seseorang mengatakan bahwa surat resign nya di tolak Mark ketika pria itu kembali dari luar negeri.

Masa bodohlah.

Last KissWhere stories live. Discover now