Part 2

430 13 0
                                    

•••••

Happy Reading

•••••

Tandai typo :(      ngantuk soal y

~~~~~

Menghabiskan waktu dengan teman cukup membuatnya lupa apa yang terjadi pagi tadi, walau hanya  beberapa jam dirinya pergi. Ada rasa enggan untuk kembali ke mansion sebenarnya, pasti Alex sudah pulang karena setiap kamis pulang lebih cepat.

Apa yang harus ia lakukan?

Ia merasa bersalah kepada Alex karena menahan nya dalam pernikahan yang tidak diinginkan.

Tapi dirinya juga begitu mencintai pria yang berstatus suaminya itu.

Apa ia egois?

Yah, ia memang egois. Tapi bisakah ia menahan Alex sebentar lagi?

"Kau memikirkan apa?" Pertanyaan tiba-tiba orang di sebelah nya membuat Irina berjengit.

"Sepertinya aku lupa membawa ponselku" Sahut Irina menoleh ke orang tersebut.

"Rumah Ruby?" Tanya lagi orang itu. Irina mengangguk.

"Menginaplah di apartemenku" Tawar orang di sebelah yang tengah menyetir mobil dengan tenang, membuat Irina menoleh cepat "Kau tidak ingin pulang kan?" Sambungnya.

Dia adalah Eugene sahabat Irina.

Irina mau saja sebenarnya, karena Eugene memiliki dua apartemen yang saling berdampingan ketika mereka semua berlibur dan lelah, mereka akan menginap di apartemen Eugene.

"Terima kasih Eugene, tapi aku mau pulang saja. Tanpa kalian apartemen pasti sangat sepi"

"Kau benar, tidak ramai seperti mansionmu" Sindir Eugene, pasalnya Irina juga sendirian di mansion. Entah kemana suaminya itu.

"Aku tidak sendiri, ada para pelayan yang selalu menemaniku" Balas Irina gelagapan.

"Terserah kau saja" Eugene mendengus pelan.

••••••

"Aku yang akan mengambil ponselmu di rumah Ruby tidak perlu kesana" Peringat Eugene, karena rumah Ruby jauh.

Setelah makan siang mereka mampir ke rumah Ruby untuk mengambil barang mereka yang tertinggal ketika liburan, tapi giliran ponsel Irina tertinggal.

Irina menangguk, menurut. "Hati-hati kalau begitu" Ucapnya.

"Yes little madam!" Seru Eugene membuat Irina berdecak. Sedangkan Eugene terkekeh lalu melambaikan tangan tanda pulang, di balas senyum manis Irina.

Berbalik ke belakang, Irina menghela nafas panjang mendapati mansion sepi. Artinya Alex belum pulang atau mungkin tidak pulang, syukurlah ia bisa menata hatinya yang tak nyaman hari ini.

Melangkah pelan ke arah pintu besar itu, Irina di sambut oleh pelayan yang ada di mansion.

"Selamat datang Nona" Tanya pelayan itu, Irina mengangguk kecil.

"Berikan tasnya pada saya Nona, saya akan membawanya" Lanjut pelayan tersebut sopan.

"Tidak apa, aku bisa sendiri" Irina tak tega hati melihat kepala pelayanan yang sudah berumur tersebut naik ke kamarnya di atas melewati tangga yang cukup panjang.

"Baik nona, saya dan yang lain akan menyiapkan makan malam untuk nona"

"Itu..Apa.. " Kata Irina pelan menghentikan pelayan tua yang hendak pergi itu.

"Iya Nona?"

"Ahh tidak, bibi boleh pergi" Irina ingin bertanya apa Alex tadi sempat pulang atau tidak.

Last KissWhere stories live. Discover now