Part 1

493 11 10
                                    

Hapyy Reading

"Makanlah dulu, ini masih terlalu pagi untuk pergi ke kan_tor" Ucapan Irina terjeda ketika melihat suaminya duduk cepat di meja makan lalu melahap makanan yang telah tersaji.

Biasanya sang suami akan memberikan alasan bahwa perkerjaan nya begitu banyak atau dia harus berangkat pagi-pagi untuk mengindari macet.

Baiklah Irina paham apa yang di katakan suaminya itu.

Tapi, kenapa sikap Alex tiba-tiba berubah? Apa karena dia lapar?

Irina bahkan bersiap kecewa lagi bila sarapan yang ia buat susah payah hanya akan dimakan sendirian seperti biasa.

Apapun alasan nya Irina hanya dapat bersyukur dalam hati.

Kemudian Irina duduk di hadapan suaminya Alex, dengan tersenyum kecil ia memperhatikan setiap gerak-gerik Alex sampai sebuah suara menyadarkannya dari kegiatan memandingi suaminya.

"Kau tidak makan?" Suara Alex yang begitu dalam membuat Irina sedikit tersentak dan dengan salah tingkah ia mengambil sandwich lalu memakan nya perlahan.

Astaga apa yang kulakukan. Bisik Irina dalam hati.

Namun, baru beberapa gigit Ia memandang bingung Alex yang kini berdiri telah selesai sarapan.

Irina melihat piring Alex lalu tertegun sejenak.

Kapan pria itu menghabiskan nya?

Apa sewaktu ia melamun tadi?

Yah mungkin saja, yang penting suaminya telah makan sarapan yang ia buat dan itu sudah membuatnya senang.

"Kau sudah selesai?" Karena tak mendapat sahutan, Irina melanjutkan "Aku akan mengambilkan tasmu" Lalu ia berlari kecil ke arah kamar suaminya.

Asal kalian tau mereka sengaja pisah kamar karena pernikahan mereka hanya sebuah perjodohan semata.

"Ini tasnya" Ucap Irina, seraya memberikan tas itu kepada Alex

"Ah terima kasih" Balas Alex singkat

Baru saja Alex mencapai pintu suara Irina menghentikanya.

"Kau pulang jam berapa hari ini?"
Alis Alex berkerut mendapat pertanyaan yang menurutnya aneh itu.

Memang Irina siapa hingga harus mengetahui setiap kegiatan nya?

Hell bung!

Irina itu istrimu, dia berhak tau apa yang kau lakukan. Hanya karena pertanyaan kecil itu apa kau akan pergi begitu saja tanpa memperdulikanya.

Masa bodohlah... Ini urusanya bukan urusan dia. Mereka menikah juga karena bisnis sialan itu.

"Jangan besar kepala, memakan sarapan buatanmu saja seharusnya kau bersyukur. Apa yang kau harapakan?" Matanya menatap sinis ke arah Irina kini yang memandang ke bawah.

Sungguh bukan itu yang ingin diucapkan Alex tapi, apa boleh buat jika memang cara seperti ini membuat Irina melepaskan nya. Ia akan melakukan nya sampai gadis berusia dua puluh satu tahun itu menyerah.

Kenapa Alex sebut gadis karena ia belum menyentuh Irina dan ia yakin gadis ini menjaga kesucian nya untuk suaminya kelak karena Ibunya yang begitu baik menjaga anak semata wayangnya itu dari dunia luar. Meski begitu ia heran kenapa dirinya tak bisa menyukai gadis di depan nya ini.

Tapi itu hanya pemikirannya saja, entah itu fakta sebenarnya atau bukan.

"K_kau bisa kena macet lebih baik cepat berangkat" Irina mengabaikan pertanyaan Alex lalu tangan nya dengan segera membersihkan sisa makanan lalu ke dapur.

Last KissWhere stories live. Discover now