Part 4

188 10 0
                                    

•••••

Happy Reading

•••••

"Kau masih disini?"

"Kukira dia akan mengantarmu pulang, tau begitu sejak awal denganku saja." Lanjut orang itu sinis.

Irina menatap orang itu tak enak lalu berkata "Aku tidak enak dengan Angel_

"Kau tidak mencium aroma tubuhnya yang bau sperma? Dia pamit untuk melakukan seks dengan kekasihnya" Potong Cristian malas.

Cristian terus meneror sekretaris nya untuk mengawasi Irina saat gadis itu berpamitan pulang.

Ia khawatir dengan mantan kekasihnya yang terlihat pucat dan lemas.

Kabar dari sekretarisnya tentang jalan macet juga membuat Cristian gelisah. Pasalnya mobil Irina tak tampak di parkiran yang artinya supir itu akan datang jika Irina panggil.

Cristian tau bagaimana Irina, gadis itu pasti tak tega dan menyuruh supirnya pulang.

Dugaan Cristian benar, sekretaris nya memberitahu bahwa Irina sendirian tengah mencari taxi.

"Sama seperti kalian, kami juga melakukan ini karena bisnis dan dalam satu tahun kedepan kami berpisah" Tambah Cristian.

Irina terdiam mendengar semua penjelasan itu lalu matanya melirik pada tangan Cris yang meraih tangannya.

Menggengam erat tangan Irina, Cris dikejutkan dengan balasan tangan Irina yang juga menggengam balik.

"Terimakasih, maaf merepotkan" Kata Irina tersenyum manis. Melihat itu, Cristian mengalihkan pandangan ke arah lain.

Ia benar-benar tak tega melihat wajah manis itu merah kedinginan dengan mata sayu kelelahan.

Apa Alex tak memiliki hati barang sedikit? Dia lebih memilih mengantar wanita lain daripada istrinya sendiri?

Dasar brengsek!

Keterlaluan!

Sampai di mobil Cris bertanya "Apa kau sudah makan di pesta?"

"Tidak sempat, aku memang lapar tapi sekarang hanya ingin pulang" Balas Irina lemas.

Melirik gadis disebelah, tangannya mengambil sebuah roti yang disediakan di pesta. Sudah Cris duga, Irina pasti menolak jika ia mengajak makan di restoran.

"Makan, habiskan" Perintah Cristian, Irina menurut.

Beberapa menit kemudian.

Mendengus malas, Cris melirik datar Irina yang hanya habis setengah.

"Aku mual" Ungkap Irina.

"Aku akan membuatkan bubur jika kau mau menginap di apartemenku" Tawar Cris.

"Tidak mau" Cicit Irina, meski tawaran barusan menggiurkan.

Bubur buatan Cris memang seenak itu. Tapi ia sudah bersuami, tak sepantasnya menginap di apartemen pria lain.

"Aku sudah menaruh obat tidur di rotinya, kau tidak bisa menolak" Jelas Cristian santai.

"Cris biarkan aku pulang" Balas Irina setengah menangis.

Melihat itu, langsung saja Cristian menghentikan mobilnya lalu memeluk gadis itu erat.

"Astaga, aku hanya bercanda" Cris terkekeh geli.

"Aktingmu buruk sekali" Ucap Irina susah payah di sela tangisnya.

"Tapi kau kan percaya" Balas Cris lagi seraya mengusap pelan air mata Irina.

Last KissWhere stories live. Discover now