🔹33|𝑯𝒐𝒘 𝒀𝒐𝒖 𝑭𝒆𝒆𝒍?

48 7 0
                                    

Typo tandain, oke?!

Happy Reading 💚💚

🔹

🔹

🔹

🔹

🔹

Pukul 06.00 pagi

Seperti yang telah dijanjikan sebelumnya, saat ini Archer dan Astra sudah berada di dapur, tentunya untuk mengajari Astra cara memasak. Archer menatap Astra yang tengah memotong sayuran menjadi lebih kecil agar mudah untuk dikunyah.

“ Hampir bagus.” ujar Archer saat melihat hasil sayuran yang Astra potong.

Astra menghentikan aktivitasnya memotong sayuran, dan kemudian menatap Archer dengan membrengut kesal

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Astra menghentikan aktivitasnya memotong sayuran, dan kemudian menatap Archer dengan membrengut kesal. “ Hampir saja?” bukan hasilnya tapi eforrtnya.

“ Tidak seburuk itu. Kamu hanya perlu lebih banyak latihan.” ucap Archer sembari menjawil hidung Astra.

“ Aku ingin bisa melakukannya.”

“ Kamu ingin melakukannya karena kamu ingin tahu cara memasak, atau kamu hanya ingin membuktikan bahwa aku salah.”

“ Yah...” ragu Astra menjawab.

“Hm?” Archer menaikkan sebelah alisnya.

“ Keduanya.” Astra kemudian menunduk. “ Kamu sudah berusaha keras untukku. Aku takut kamu kecewa padaku.” cicit Astra sedih.

“ Ketidakmampuanmu memasak—tidak membuatku semakin mencintamu. ” Astra menatap Archer.“ Kamu harus fokus pada apa yang kamu kuasai. Soal memasak, kamu tidak perlu repot. Itu bukan alasan kenapa aku ingin bersamamu. Bahkan jika kamu seorang chef terkenal, itu tidak akan membuat aku mencintaimu lebih atau kurang. Tetapi jika kamu benar-benar ingin tahu cara memasak, aku akan mengajarimu. ” jelas Archer tersenyum lembut.

“ Aku sangat ingin belajar memasak.” Astra kembali melanjutkan memotong sayur.

  Archer tersenyum menatap Astra. “ Astra.” Astra menengok, menatap Archer.

“ Kamu tidak pernah mengecewakanku, bahkan tidak sekali pun. ” tangannya terulur mengusap rambut astra.“ Terimakasih... Telah tumbuh dan menjadi sumber kebahagiaanku.” Astra tersenyum mendengarnya, namun sesaat kemudian ekspresinya berubah menjadi murung.

How You Feel?Where stories live. Discover now