08

42K 3.7K 108
                                    

Ini part katanya paling panjang, maaf kalo bikin bosen😵

•°•_______________•°•

Sebuah bangunan dengan cat berwarna putih. Di ruangan itu nampak remaja-remaja yang mengenakan jaket hitam dengan logo serigala, juga garis lintang berwarna biru tua di bawahnya. Dan di tengah-tengah anggota tersebut, ada tiga orang yang menatap sebuah peta yang dibuat sedemikian rupa dengan seksama.

Akhirnya, malam yang ditunggu-tunggu mereka tiba malam ini. Sebuah malam pembalasan, untuk ketua yang bahkan tidak layak menyandang predikat tersebut.

"Kita bakal bawa dia ke daerah sini. " Thala, laki-laki itu lebih dulu bersuara sambil menunjuk salah satu gang sempit yang ada di daerah tersebut. "Di sana, gue yakin pasti ada anggota musuh yang jaga, dia nggak akan keluar dari sana dengan wajah bersih. "

"Iya, gue yakin sih. Anggota Dragon, ataupun anggota Venus pasti ada di sana, dan bahkan mungkin itu anggota intinya, " sambung Laksa kemudian. "Kita lawan sekuat tenaga kita aja dulu, masalah kita lecet apa nggak, kita kayaknya pasti lecet. Gue nggak habis pikir kenapa dia nantang 2 geng sekaligus. "

Salah satu anggota ikut menimbang-nimbang sebuah rencana yang disusun sejak beberapa hari yang lalu. "Gue udah ngeri duluan, anggota mereka jelas lebih banyak dari kita, dan mereka pun kayaknya bersekongkol buat habisin kita semua. "

"Kalo mereka bersekongkol, bisa-bisa diantara kita malah masuk Rumah Sakit, kan nggak lucu. " Anggota lain yang berdiri di pojok ikut menyahut. "Meskipun kita unggul masalah berantem, tapi tetep aja, lawannya bener-bener nggak seimbang. 2 geng sekaligus. "

Thala ikut menghembuskan nafasnya kasar. "Kita nggak ada pilihan lain kan? Kalo mau batal juga udah terlambat, dalam hitungan jam bakalan mulai. "

Daffa yang juga berada di sana, melipat kedua tangannya diatas dada. "Gue bakal usaha buat kita nggak banyak terluka, kalo mundur banyak konsekuensinya. Cara buat kita jebak dia, pastikan berhasil, mainnya juga harus rapi. Cuman itu yang bisa lakukan buat bales ketua yang nggak tau diri kayak Zidane. " Akhirnya dia menyahut.

"Emang Zidane nggak bakal tau?" Yang lain ikut membuka suara. "Pergerakan kita yang tiba-tiba bawa dia ke daerah gang kecil, emang dia nggak bakal sadar?"

Laksa mendengus mendengarnya. "Ya main rapi lah beg6!" umpatnya kesal. "Kalo lo tiba-tiba nyeret dia, ya pasti ketahuan lah. Pokoknya mainnya harus rapi, ini kesempatan kita buat bales kan?"

"Kesempatan nggak dateng 2 kali, " sahut Daffa dingin. "Gue nanti instruksi di lapangan, lo pada saling bantu membantu aja. Lo pada tau kan, dia cuman mementingkan diri sendiri tanpa mau liat yang lain. Saat kita berusaha buat selalu menang dalam pertarungan apapun selama ini, dan dia? Dia hanya muncul di akhir setelah semuanya selesai, dia membanggakan embel-embel seorang ketua, padahal dia sama sekali nggak bertindak. "

Semuanya nampak diam mendengar ucapan Daffa. Hal itu memang benar, geng ini tidak layak disebut geng. Dan ketua, ketua seperti Zidane juga tidak pantas mendapatkan sebutan ketua dengan sikapnya selama ini. Mendirikan geng ini tanpa mau campur tangan saat  mereka dalam kesusahan, Zidane hanya mencari nama untuknya disebut sebagai ketua, tanpa memikirkan bagaimana rasa dendam mereka masing-masing saat dijebak harus masuk ke dalam geng ini.

Awalnya, mereka tidak terbentuk dalam satu kesatuan, namun karena Zidane yang memanfaatkan semua uang-uangnya untuk menarik paksa mereka agar menjadi anggotanya. Melatih mereka semua dengan paksa agar bisa menjadi terdepan, sementara Zidane hanya berleha-leha menikmati semuanya. Dia seolah menutup mata dengan penderitaan mereka, yang terkadang menjadi sasaran empuk kemarahannya yang tidak jelas asalnya.

"Beberapa jam lagi bakal mulai, gue harap lo semua nyiapin diri. " Daffa mengakhiri pembicaraannya, kemudian melangkahkan kakinya pergi dari sana, diikuti Thala kemudian Laksa.

Transmigrasi Mantan SantriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang