#41 keperbukitan

17 1 0
                                    

Gw dan teman-teman gw sampai di sebuah hutan lebat.

Di hutan awalnya berjalan baik-baik saja,sehingga langkah gw terhenti karna melihat sesuatu yang terlihat berkilau di semak-semak.

Gw terdiam menatap cahaya itu sedangkan teman-teman gw dan Arkina sudah berjalan menjauh dari gw tanpa sadar bahwa mereka telah meninggalkan gw.

Berjalannya gw menuju semak-semak itu timbullah rasa khawatir dan keraguan gw.

Gw berjalan mendekati sesuatu yang berkilau itu dan melihatnya.

Itu adalah keris yang sudah patah menjadi dua dan memiliki serpihan-serpihan kecil ikut tergeletak,keris yang sudah menua dan mulai sedikit berkarat,namun anehnya itu masih bersinar saat terkena sinar matahari.

Gw mengambil seripihan keris itu dan mengamatinya.

Terlihat bagus,berkilau,dan mengkilat.

Apa ini milik orang yang dulunya pernah mencoba untuk menyelamatkan desa ini?.tapi, bagaimana bisa di mati?,apakah makhluk-makhluk disini juga memakan korban?,kenapa bang Bima ngak bilang?!.

Pikiran-pikiran itu mulai menghantui gw dan membuat gw ngak tenang.

Dan tidak lama dari itu, tiba-tiba ada sesosok makhluk yang langsung keluar dari serpihan keris itu dan menghantam dan masuk kedalam dada gw dengan kencang.

Gw mendadak merasakan sesak di nafas gw, tenggorokan gw menjadi terasa aneh dan mengering membuat gw terbatuk-batuk.

Gw terjatuh ke tanah dan mencoba menenangkan diri.

Gw berusaha memanggil teman-teman gw,tapi mereka sudah terlalu jauh dari gw sehingga gw tidak melihat sosok mereka di mata gw.

Gw mulai panik,sangat panik akan situasi ini,gw takut gw tiba-tiba mati ditempat karna makhluk yang masuk ke dada gw.

Kalau gw mati,maka arwah gw tidak akan tenang karna gw telah membuat warga di desa menjadi kecewa berat,karna mereka sudah percaya pada gw yang diutus sebagai pengganti pakde untuk memusnahkan makhluk-makhluk sebisa gw.

Batuk gw mulai tidak teratur dan tenggorokan gw mulai terasa sangat sakit.

Saat gw menatap ke tanah,gw melihat adanya darah yang ternyata itu keluar dari mulut gw.

Gw mulai merasa pusing dan lemes banget.

Gw mulai terbaring di tanah dengan darah yang terus-terusan keluar dari mulut gw akibat batuk.

Perlahan gw mulai memejamkan mata gw dan mencoba untuk tenang dan berfikir jernih akan semua ini.

'Saktenanne kowe ora ditampa ing donya iki, lan ora bakal ditampa'

Gw langsung membuka mata gw dan meraih keris gw.

Gw mencoba untuk berdiri dan mengarahkan ujung keris itu ke dada gw.

Mantra itu,mantra itu memang simpel untuk di sebut,tapi apa benar ini akan berhasil?.

Gw menarik nafas gw dan memegang erat keris gw dan mulai berkata.

"Saktenanne kowe ora ditampa ing donya iki, lan ora bakal ditampa"
Ujar gw dengar berani walau tenggorokan gw semakin terasa sakit

Tubuh gw tiba-tiba bergetar dengan kencang ada ada bayangan tangan yang menembus dari dada gw seperti tersedot oleh keris gw.

Gw berusaha mendorong keris gw menjauh dan membuat makhluk yang masuk ke dada gw hampir seluruh tubuhnya masuk kedalam keris gw.

"AAAGH!!!,OJO!..,OJO KARO KERIS IKU!!..."
Teriak makhluk itu lalu menatap gw dengan mata merahnya

My Two BiasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang