#35 bunuh diri?

10 2 0
                                    

Kini keberadaan gw masih di rumah sakit menunggu bang Bima bangun dari komanya.

Ini sudah hari keempat bang Bima koma,gw benar-benar setia menunggu dirinya bangun,dan gw bakal meminta maaf sebesar-besarnya ke dirinya atas masalah yang gw alami malah nyebar ke dirinya dan teman-teman gw lainnya.

Pintu kamar terbuka dan menampakan sosok bang Raka yang memegang bungkusan indostore.

"Gw balik..."
Ujarnya

Gw menoleh ke arahnya dan tersenyum senang melihat kehadirannya.

"Lo mau makan kagak?,gw ada bawa bubur"
Tambahnya

Tanpa pikir panjang,gw langsung menganggukkan kepala gw senang.

"Iya bang"
Jawab gw

Bang Raka berjalan ke arah gw dan berdiri di depan gw sambil mengambil sebungkus bubur yang ada di kresek.

"Lo sudah sembuh?kepala Lo masih sakit?,atau pusing?"
Tanyanya

Melihat dia perhatian ke gw seperti ini,bagaimana tega gw meninggalkannya di suatu hari nanti?,ya..,walaupun gw masih sedikit kesal dengannya.tapi gw juga respek padanya karna dia ada membantu gw disaat gw terkena masalah saat itu,bahkan sampai rela dirinya terluka demi membantu sesama.

Ini baru bang Raka,belum teman-teman gw yang lainnya,yang dimana perhatiannya itu lebih dari sekedar teman bahkan saudara.

Bahkan setelah gw baca-baca dan cari tau,jarang ada saudara yang rela menginap Dirumah saudaranya yang lain hanya demi menjaga saudaranya itu,apalagi sampai membantu jika saudaranya mempunyai masalah dan rela sampai luka-luka demi masalahnya selesai.

"Nathan?.."
Panggil bang Raka yang membuat lamunan terhenti

"I-iya bang?"

"Lo kenapa?,jangan Ampe Lo sakit lagi malah pingsan saking banyak pikirannya lalu koma kek Bima,kalau ada masalah cerita"
Ujarnya

'Kalau ada masalah cerita'.sekarang gw sadar betapa ngak sukanya gw mendengar kalimat itu keluar dari mulut teman-teman gw.

"Saya sudah sembuh kok bang,saya juga ndak ada masalah lagi,terima kasih.."

"Baiklah kalau gitu,lo makan dulu ya.."
Ujar bang Raka lalu menyodorkan bubur ayam

Gw menerima makanan itu lalu menatap wajah bang Raka yang masih terlihat khawatir akan keadaan bang Bima karna tidak kunjung bangun dari komanya,dan bang Raka ini adalah sosok yang kuat,karna dia mampu menutup kesedihannya disaat berada di depan orang-orang,padahal dia sedang memendam masalah dan perasaan tidak mengenakan,tapi ia masih bisa menutup masalahnya bahkan mengontrol emosinya.

Apa gw kasih tau aja kalau gw bakal pergi nantinya?,tapi gw ngak mau bikin wajahnya yang awalnya sedih jadi makin sedih.

Gw ngak mau membuat hati teman gw semakin terluka bahkan sepersen pun.

"Nathan..."
Panggilnya

"..."

"Lo kenapa sih?,ngapa ngak dimakan buburnya?,mikirin soal kehancuran sekolah?"
Tanya bang Raka

"Kehancuran sekolah?..."

Lah iya,kan beberapa hari lalu sekolah gw hancur karna gw juga,duh...,ngak mungkin harus gw yang memperbaiki atau yang membayar kerusakan sekolah itu sendiri.

Gimana ya...,ngak mungkin gw kabur dan mengganti identitas gw agar ngak dikenal lagi.

"Kalau kamu mikirin soal kehancuran sekolah,Lo jangan khawatir.."
Ujarnya bikin gw bingung

My Two BiasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang