#29 kejadian di sekolah

25 4 0
                                    

Gw berdiri dan langsung menghadap ke arah kanva dengan perasaan khawatir sekaligus panik.


Gw ngak tau apa yang harus gw lakukan, siswa-siswi sudah panik dan berteriak-teriak karna melihat kanva sudah berlumuran darah sambil memegang pisau tajam.

Suasana jadi semakin mencekam karna Langit yang tadinya cerah kini menggelap dan mendung,ditambah suara Guntur dan angin yang menghembus kencang dari arah selatan,dan hati gw semakin ngak karuan saat kanva mulai melangkahkan kakinya ke arah gw dengan tatapan sinis dan senyumannya yg lebar,itu bikin merinding.

Baru saja 4 langkah dari tempat ia sebelumnya,kanva langsung di tegur oleh guru BK yang bernama pak Defri.

Pak Defri langsung memegang pundak kanva dan kemungkinan itu membuat kanva jadi risih dan ntah apa yang ada dipikirannya oleh kanva saat itu,kanva langsung membalikan badannya dan menusuk pisau miliknya ke perut pak Defri hingga mengeluarkan darah.

Dan tidak butuh waktu lama,pak Defri langsung tidak sadarkan diri di tangan kanva dengan sekali tusukan di perut sang korban.

Gw yang melihat hal itu hanya terdiam sambil memikirkan cara untuk melarikan diri bersama yang lainnya,karna ngak mungkin gw meninggalkan teman-teman gw hanya untuk menyelamatkan diri gw sendiri.

Kalau gw loncat dari pagar terus kanva kejar dan kami saling melakukan pembantaian satu sama lain,itu akan membuat warga-warga yang melihatnya akan jadi heboh dan kami akan dikerumuni oleh orang-orang itu,tapi sebenarnya itu bagus,karna warga akan ikut bantu,tapi gw ngak mau karna itu ada warga yang menjadi korban,dan juga.gw tau apa yang dilakukan sebagian warga jika ada kejadian seperti ini,yaitu merekam tanpa membantu,orang yang seperti itu wajib di kubur hidup-hidup karna tiada gunanya,dia hanya merekam dan tidak membantu sang korban,bagai makhluk diberi hati tapi tidak digunakan,diberi kepercayaan tapi tidak bertanggung jawab.

Tapi kalau disekolah gw takutnya ada siswa yang akan tewas di tangan kanva lagi,aduh kepala gw jadi pusing gini.

Sampai dimana gw mendengar suara yang tidak asing di samping gw.

"Bang Nathan"
Panggil bagas

gw menoleh ke sumber suara dan melihat Bagas dan Rara dengan muka mereka yang tampak serius sambil menghadap ke kanva.

"Ka-kalian kenapa ada disini?"
Tanya gw

"Orang yang satu ini biar kami yang urus walau sebagian sahaja,setelah itu sisanya kami serahkan pada abang,bang Nathan cepat selamatkan yang lainnya"
Jawab Bagas

"Tapi kenapa?!"

"Orang ini...,orang ini lah yang telah menyuruh orangtuanya untuk menabrak kami hingga meninggal waktu itu,kami tau hal ini karna saat arwah kami sudah keluar dari tubuh kami,kami langsung mengikuti mobil itu hingga sampai dirumahnya,dan tanpa saya dan Rara duga anak seumuran bang Bima ini yang telah menyuruh orangtuanya untuk melakukan hal ini,kami benar-benar ngak terima"
Ujar Bagas

"Dan saat ini ia sedang menyimpan rasa pada kak Nathan,Rara Ndak mau kak Nathan jadi milik si brengsek itu,Rara maunya Nathan jadi milik bang Bima dan bang Raka"
Tambah dari Rara

Ja-jadi milik bang Bima dan bang Raka?!,apa maksudnya ini?.

"Rara Ndak terima semua ini,semenjak adegan tabrak lari itu,Rara masih menyimpan dendam Rara padanya sampai sekarang"
Tambah dari Rara

"sengaja kami tidak langsung membalas dendam kami untuknya,tunggu kami akan menunggu hingga kami mendapatkan waktu yang pas untuk membalas dendam padanya,DAN SEKARANG,KAMI MENDAPATKAN WAKTU YANG PAS UNTUK MEMBALAS SEMUA INI!"
Ujar Bagas

My Two BiasWhere stories live. Discover now