Pulang (18+)

632 8 0
                                    

Saat perjalanan pulang dari mall, Alea tidak berbicara sedikit pun membuat Alessandro heran. Tapi sedetik kemudian ia tersenyum saat melirik Alea yang tertidur. Mungkin dia lelah, pikir Alessandro.

Alessandro kemudian sedikit mempercepat laju mobilnya, ia tidak mau pacarnya sakit pinggang karena tidur dengan posisi duduk yang tidak nyaman.

Sampai di apartemen, ia memarkirkan mobilnya dan membawa barang-barang yang ia beli untuk Alea ke dalam apartemen. Terakhir, ia kembali ke mobil dan menggendong Alea ala bridal style menuju kamarnya.

Di gendongan Alessandro, Alea menggeliat seakan tidak nyaman kemudian mengalungkan tangannya ke leher Alessandro dan menaruh wajahnya di pundak Alessandro. Membuat Alessandro bisa merasakan nafas hangat Alea yang membuat ia cukup tidak nyaman.

Sampai di kamarnya, Alessandro menaruh tubuh mungil Alea ke ranjang dengan perlahan kemudian mencari baju tidur Alea. Ia membuka t-shirt yang ia paka karena ia terbiasa bertelanjang dada saat di kamar. Baru kemudian ia membuka t-shirt miliknya yang dipakai Alea pelan-pelan. Tapi saat t-shirt nya selesai dibuka Alea berulah lagi. Alea dengan tidak sadar memeluk Alessandro lagi, Alessandro yang tidak siap langsung jatuh diatas tubuh Alea yang tidak mengenakan pakaian.

Karena bersentuhan tanpa pakaian juga karena tangan Alea yang tidak bisa diam. Pikiran Alessandro menjadi tidak jernih dan memikirkan hal-hal kotor. Ia segera bangun dan akan keluar kamar menjernihkan pikirannya tapi lagi-lagi Alea mencegahnya dengan memegang tangan Alessandro sambil bergumam dalam tidurnya.

"Jangan tinggalin aku sendiri, aku takut, ku mohon jangan pergi." lirih Alea kemudian meneteskan air mata dengan mata yang masih terpejam.

Pikiran Alessandro sudah berkabut, ia tidak memikirkan hal-hal lain dan fokus melihat tubuh Alea yang seakan menggodanya. Ia sudah lupa tujuan awalnya membuka baju Alea untuk menggantinya dengan baju tidur supaya Alea bisa tidur dengan nyaman.

Alessandro pun langsung mulai melakukan aksinya dengan Alea yang masih tidak sadarkan diri. Ia mulai mencium bibir Alea juga menciumi bagian tubuh Alea yang lain. Tangannya juga tidak diam saja ikut menggerayangi lekuk tubuh Alea. Tubuh Alea sendiri merespon semua sentuhan dari Alessandro seakan menyetujui apa yang sedang Alessandro lakukan.

Baru saat Alessandro memasukkan miliknya dengan kasar Alea tiba-tiba terbangun. Ia sangat syok melihat Alessandro berada di atasnya. Juga bagian bawahnya yang terasa penuh.

"Ah.. Apa yang kamu lakukan Ale?" tanya Alea dengan suara serak khas bangun tidur.

Alessandro diam dan tidak bergerak sebentar kemudian melanjutkan aksinya tadi.

Ia kemudian berbisik ditelinga Alea, "Diam lah sebentar, aku akan menyelesaikan ini dengan cepat."

Alea yang sudah sadar sepenuhnya langsung meneteskan air mata nya dan mendesah merasakan gejolak panas yang ia rasakan ditubuhnya karena apa yang Alessandro lakukan pada tubuhnya.

Alessandro menepati ucapannya yang akan menyelesaikan hal itu dengan cepat. Ia melakukan itu dengan cukup kasar membuat pikiran Alea tak karuan harus merespon bagaimana.

Selesai melakukan itu pun Alessandro langsung tertidur diatas tubuh Alea. Sedangkan Alea sendiri terus meneteskan air matanya tanpa suara hingga ia pun ikut tertidur meski tubuhnya ditindih Alessandro.

Keesokan paginya, Alea bangun tapi tidak melihat siapa-siapa. Ia kemudian berusaha bangun dan merasakan tubuhnya terasa sangat lelah. Ia mengingat lagi kejadian semalam dan meringkuk di ujung ranjang, ia memeluk tubuhnya sendiri dengan erat. Aku menjijikkan, pikir Alea.

Alea kemudian menuju kamar mandi dan membersihkan badannya. Ia melihat beberapa tanda merah di dada juga di pahanya. Entah apa yang sebenarnya Alessandro lakukan terhadap tubuhnya saat ia tertidur. Ia kemudian menggosok badannya, terutama bagian badannya yang memerah dengan kasar dan segera menyelesaikan mandinya.

Ia keluar dari kamar mandi dan sadar ada sebuah notes kecil di atas laci dengan beberapa lembar uang seratus ribuan.

Pulanglah naik taksi. Orang tuamu mungkin pulang nanti malam atau paling lambat besok pagi. Aku tidak bisa mengantarmu karena ada urusan mendesak. Aku akan menghubungi mu nanti. ~Alessandro

Alea semakin merasa sakit di dadanya dan meremasnya kuat. Hah! aku seperti wanita penghibur yang mendapat uang setelah memuaskan pelanggannya. Pikir Alea kemudian mengambil uang itu dan memasukkannya ke dalam tasnya.

Ia kemudian mengambil baju acak dan mengenakannya. Ia juga memesan taksi sesuai yang diperintahkan Alessandro untuk pulang.

Saat pulang, sesuai apa yang dikatakan Alessandro, orang tuanya belum pulang dan hanya ada bibi yang sedang mengepel lantai ruang tamu.

Alea berusaha tersenyum dan menyapa bibi.

"Siang bi. Alea pulang. Sini Alea bantu." ucap Alea akan menggantikan apa yang dikerjakan bibi.

"Eh Non Alea udah pulang. Gak usah Non, nanti Non Alea capek, kan baru pulang. Biar bibi aja." tentu saja Bibi menolaknya tapi akhirnya mereka berdua melakukan pekerjaan itu bersama-sama.

Tapi baru setengah jalan mengepel, perut Alea tiba-tiba berbunyi membuatnya tersenyum malu.

"Non belum makan ya? Makan dulu ya non, bibi tadi buat sup ayam, ada di dapur. Non hangatkan dulu terus makan ya. Ini biar bibi selesai kan dulu, nanti setelah selesai bibi nyusul." suruh bibi ke Alea.

"Iya bi" Alea mengiyakan karena dia memang sudah lemas, ia bahkan lupa jika belum makan malam karena ketiduran dan melakukan 'itu' lagi dengan Alessandro. Saat ia bangun pun sudah siang hari dan ia segera pulang ke rumahnya.

Alea makan dengan tatapan kosong memikirkan dirinya sendiri yang menyedihkan. Tapi tiba-tiba bibi duduk disampingnya membuat ia langsung berusaha tersenyum lagi.

"Non ada masalah apa? Mau cerita ke bibi?" tanya bibi khawatir karena tadi melihat ekspresi Alea sebelum Alea tersenyum.

"Tidak ada apa-apa bi, seperti biasa, Alea cuma kesepian aja." Alea berusaha menutupi kesedihan nya.

"Kalo nggak mau cerita sekarang gak apa-apa Non. Kapanpun nona butuh tempat cerita bibi siap mendengarkan kok"

"Iya bi. Ayo makan bareng" ucap Alea kemudian mendekatkan sup ayam yang ada di sebelahnya ke arah bibi dan bibi mengambilnya.

Mereka makan dalam diam. Dan saat selesai makan, Alea membawa piring kotor juga panci sup tadi, ia akan mencuci piring tapi dihentikan oleh bibi.

"Non istirahat aja, udah sore. Biar bibi yang beresin cucian piringnya. Nyonya dan Tuan tadi menelpon, mereka berpesan kalau mereka akan pulang dini hari nanti, jadi nggak usah masak untuk mereka." jelas bibi membuat Alea mengingat notes dari Alessandro yang menjelaskan kepulangan orang tuanya.

"Gak apa apa bi, ini terakhir, habis cuci piring aku akan langsung ke kamar dan istirahat. Bibi juga jangan lupa istirahat ya."

"Ya sudah kalau begitu Non." Bibi mengalah dan menyerahkan piring kotornya.

Selesai mencuci piring, ia langsung naik ke lantai dua, ke kamarnya berada. Ia membuka kunci kamarnya dan duduk di ujung ranjang. Saat ia akan mengganti bajunya, ia melihat bekas merah itu masih ada dan segera menutupinya dengan baju tidur. Ia kemudian bermain handphonenya sebentar. Ia baru tidur setelah melihat jam di handphonenya menunjukkan pukul 6 malam.

Sekitar jam 12 malam Alea terbangun karena ingin buang air dan ia mendengar suara berisik Angel dan ibunya dari lantai bawah.

Mereka sudah pulang, pikir Alea kemudian tidur lagi setelah dari kamar mandi.

My Insane BoyfriendWhere stories live. Discover now