50 || Epilog

4.6K 139 5
                                    

Semilir angin berhembus tenang. Mengibaskan helaian rambut hitam panjang. Cantik parasnya tak akan pernah terganti, selalu terbayang senyum indah memukau hati, selalu terngiang suara merdu itu.

Terhapus sedikitpun tak pernah. Semakin terlukis jelas, bagaimana ingatan indah saat-saat bersamanya. Seperti saat ini, kedua sudut bibirnya tak berhenti membentuk senyuman. Menatap sang pujaan hati penuh kelembutan.

Sam tak bosan menatapi Vyo yang kini tersenyum secerah langit yang membiru indah. Dibawah cakrawala yang tak terhingga luasnya, kedua insan sedang berbahagia.

Ditengah kebun bunga tulip yang begitu indah, Sam menggenggam tangan Vyo erat. Bahagia melihat senyuman indah itu.

Tidak ada lagi apapun yang ia inginkan di dunia ini

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

Tidak ada lagi apapun yang ia inginkan di dunia ini. Sam hanya ingin Vyo, selama hidupnya pria itu hanya ingin Vyo selalu berada disisinya.

"Haahhh indahnya..." Vyo memejamkan matanya, senyumnya terus terukir. Menghirup dalam udara segar disana.

"Aku juga menyukai aromanya...menenangkan..."

Semua itu tak lepas dari pandangan Sam. Pria itu terpesona untuk sekian kalinya. Sepertinya ia harus berkali-kali lagi bersyukur. Sesenang itu mencintai Vyo.

Masih menutup matanya, Vyo tahu dirinya sedang ditatap. "Sam lihatlah pemandangannya, kau jangan menyia-nyiakannya selagi kita masih disini."

Sam terkekeh rendah, "Aku sedang melihatnya, Vyo."

Vyo membuka mata,melihat pada Sam yang justru sedang menatap padanya. "Pemandangannya Sam, bukan aku."

"Kau pemandangan yang indah bagiku, Honey."

Vyo memutar bola matanya, "Tidak usah menggombal."

Sam kembali terkekeh, "Pandangan semua orang terhadap suatu hal pasti berbeda-beda. Bagiku kau...indah. Lebih indah dan memukau dari bunga-bunga yang berusaha memikat hatiku. Sayangnya, aku tidak terpikat karena kau terlalu mempesona."

Memerah, Vyo merasakan pipinya memanas. "Sam...." rengeknya.

"Iya, Sayang. Kenapa? Aku salah, huh?"

Vyo berdecak, melihat kearah lain terlalu gugup untuk membalas tatapan Sam. "Sudahlah, jangan lagi menatapku seperti itu."

"Salahkan wajahmu yang cantiknya berlebihan,"

Vyo semakin salah tingkah dan Sam gemas melihatnya. Tidak bisa untuk tidak mencubit kedua pipi Vyo.

"Menggemaskan, aku ingin menciummu!"

Cup!

Secepat kilat benda kenyal itu menyentuh bibir Vyo. Tak dapat disembunyikan Vyo semakin memerah. Sampai menutup wajahnya salah tingkah.

GARIS DUA (TERBIT)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin