48 || Dia Duniaku

2.7K 139 10
                                    

‼️ WARNING ‼️

CERITA INI SUDAH DIBUKUKAN!!!

BISA DIPESAN MELALUI IG @TEORIKATAPUBLISHING
ATAU KONTAK YANG AKU SHARE DI AKHIR CERITA!!!

Maafin melenceng, telat banget up nya hehe

Happy Reading!!


Tak bisa diam, tak bisa tenang. Sam tak henti-hentinya berjalan mondar mandir di depan ruang operasi. Mulutnya tak berhenti merapalkan doa. Kondisinya masih sama sejak ia datang kesini dengan kacau berantakan.

Noda darah yang mewarnai bajunya tak kunjung ia ganti. Bahkan dilengan juga wajahnya tak ia bersihkan. Tak ingin memikirkan itu, tak peduli. Hatinya dilanda ketakutan akan hal yang mungkin saja terjadi.

Debar di dadanya menggema tak mereda. Nafasnya memburu, lupa bagaimana caranya ia harus tenang. Sam berkali-kali mengalihkan pandangan pada ruang operasi yang masih menyala.

Sudah 5 jam Vyo di dalam sana. Keputusan cepat yang diambil dokter karena melihat pasien yang sekarat. Terpaksa harus mengeluarkan bayi dalam kandungannya yang masih berumur 8 bulan.

Antara hidup dan mati. Entah Vyo atau bayinya yang selamat. Sam berdoa keras agar keduanya bisa selamat. Menyakitkan jika lagi-lagi Sam mengingat bagaimana Vyo berdarah-darah menatapnya dengan lemah tak berdaya.

Mama Ghina juga Velania sudah berada disana sejak 2 jam yang lalu. Semuanya hadir, Shelina dan Reygan yang tengah berbulan madu mendadak pulang dan langsung mendatangi rumah sakit saat mendengar kabar buruk yang menimpa Vyo. Kendra dan Steve juga siaga disana.

Semua yang berada disana merapalkan doa. Semua wanita sudah menangis. Duduk tak tenang dikursi tunggu. Velania tak berhenti mengusap menenangkan Mama Ghina. Shelina tak lepas dari dekapan Reygan, semuanya cemas. Lebih cemas, lebih ketakutan Sam yang tak bisa diam.

Lampu ruang operasi mati. Sam ribut menunggu dokter keluar darisana. Degup jantungnya tak berhenti bertalu nyaring.

Semua menanamkan harapan saat pintu itu terbuka. Dokter keluar dengan wajah lelah, tatapannya sendu memandang semua yang hadir disana.

"Operasinya lancar kan, Dok?" Sam berusaha bertanya setenang mungkin.

Helaan nafas terdengar dari mulut Dokter paruh baya itu. "Operasinya lancar, namun..."

Ucapannya terjeda, membuat semua orang disana menunggu dengan kekhawatiran yang dalam.

"Saya meminta maaf karena..."

"Istri saya pasti baik-baik aja kan, Dok?!"

Dokter itu menatap penuh pada Sam. "Maaf, tapi...istri anda...tidak selamat."

GARIS DUA (TERBIT)Where stories live. Discover now