18 || Are You Miss Me?

9.3K 495 182
                                    

Follow sebelum membaca!!!

Vote yuk!

Warning!!! 17+

Happy Reading!!!

Enjooooyyy!!!

Enjooooyyy!!!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

••||🕊️||••


Satu bulan semenjak Sam membiarkan Vyo pergi. Semenjak itu pula Vyo tinggal diapartemen milik Laskara. Pria itu benar-benar baik. Memberinya makan seperti pada istrinya sendiri. Memenuhi kebutuhannya, dan masih banyak lagi. Sekali lagi Vyo katakan, jika Laskara saaaangat baik padanya.

Selama itu pula Vyo tidak pernah keluar dari sana, bahkan sekedar membuka pintu keluar saja tidak. Kegiatannya setiap hari hanya menyiapkan sarapan untuk Laskara dan memasak untuk makan malam. Bagaimanapun Vyo tetap tahu diri tinggal disana tanpa membayar maka setidaknya ia membayar dengan memasak untuk Laskara.

Tidak jauh-jauh aktifitas Vyo seperti itu, paling-paling satu yang tidak pernah terlewatkan setiap hari. Yaitu, menangis. Selalu menangis, bahkan berkali-kali dalam satu hari. Jangan lupakan hatinya yang masih sangat kehilangan Sam.

Sudah mirip seperti membangun rumah tangga. Satu atap berdua, makan bersama, hanya tidur yang terpisah. Laskara, pria itu rela tidur disofa depan televisi. Merelakan ranjang nyamannya untuk Vyo.

Vyo dan Laskara semakin mengenal satu sama lain, tak jarang mereka menonton bersama saling bercerita dan sesekali Laskara berhasil membuat Vyo tertawa terhibur sesaat.

Tampilan Vyo semakin tak ada gairah, berat badannya pun menurun terlihat dari pipinya yang semakin tirus. Sudah 3 hari ini pula Vyo demam, sudahlah sebelumnya ia kurang bernafsu makan, kini semakin tidak bernafsu pula dirinya untuk makan. Bahkan melihat nasi saja dirinya merasa mual.

Vyo memaksakan untuk bangun, meraih ponsel yang Laskara beri pinjam satu minggu yang lalu. Pria itu mengatakan jika itu adalah ponsel lamanya. Haruskah Vyo katakan lagi jika Laskara memang baik?

Sejenak Vyo memijat kepalanya yang semakin pening.  Matanya menyipit mencari nomor Shelina. Vyo berhasil menghubungi Shelina lewat akun sosial medianya. Meminta sahabatnya itu untuk menjemputnya. Ia ingin pulang, Vyo tidak bisa terus disini. Merepotkan orang lain, terlebih dengan kondisinya saat ini.

Sudah dipastikan bagaimana hebohnya Shelina saat mengetahui apa yang Vyo alami. Wanita itu ngotot ingin langsung menghampiri sahabatnya. Lebih tepatnya, ingin segera membunuh Sam. Jika itu dihalalkan.

"Shel?" Vyo menempelkan ponselnya saat panggilan itu tersambung.

"Aku sudah didepan gedung apartemen yang kau sebutkan. Dipintu berapa kau tinggal?"

GARIS DUA (TERBIT)Where stories live. Discover now