34 || Sederhana Saja

5.6K 333 20
                                    

Follow sebelum membaca!

Untung aku sabar, ngadepin pembaca gelap. Tetep Up meskipun gak divote 😏

Happy Reading!!!

Enjoooyy!

••||🕊||••

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

••||🕊||••


Pria itu benar-benar menepati janjinya. Rela menahan rindu demi tidak dicap brengsek. Tak apa katanya, tidak akan lama, karena lusa mereka sudah bisa bebas mengeluarkan semua rindu dengan cara apapun.

Vyo tak dapat tidur. Entah mengapa dirinya merasa gelisah, tak bisa memejamkan mata meskipun hanya sedetik saja. Wanita itu menatap ke arah jendela yang menampilkan kerlap kerlip lampu dari gedung-gedung tinggi.

Langit malam ini cukup cerah. Menampilkan banyak bintang yang bertabur menghiasi gelapnya malam. Memutuskan untuk keluar, Vyo membuka pintu balkon. Membiarkan angin malam menembus kulitnya, menciptakan rasa dingin.

Perlahan ia menghela nafas, Vyo teringat bagaimana cara Sam melamar dirinya untuk kedua kali. Tentu ia merasa bahagia. Namun hatinya masih mengganjal. Vyo ingin mencari tahu, tapi takut.

Takut jika kembali terluka.

Vyo memeluk dirinya sendiri, menyilangkan lengannya mengusap masing-masing bagian sisinya.

Keputusannya, untuk memberikan Sam kesempatan kedua. Biarkan dirinya kembali memberikan kepercayaan untuk ayah bayi diperutnya.

Biarpun jika kembali terluka, setidaknya ia sudah pernah mencoba.

Suara notifikasi ponsel mengalihkan fokus Vyo dari bintang yang tengah ia tatap. Memilih masuk, mengecek siapa yang menghubunginya selarut ini.

Roomchat terbuka, menampilkan nomor tidak dikenal mengiriminya sebuah pesan.

+62xxxxxxxx

Memberinya kesempatan, huh?

Siapa? Batin Vyo bertanya-tanya. Mengernyit dahinya, berusaha mengingat nomor yang tertera. Tak ada foto profil yang terpasang. Status pun masih default, bisa ditebak jika itu adalah akun baru.

Ting!

Nomor tidak dikenal itu kembali mengiriminya pesan.

Nafas Vyo sempat tertahan. Cemas seketika, namun Vyo berusaha untuk tidak panik. Mengatur nafasnya, juga mengatur degup jantungnya. Refleks tangan wanita itu mengusap perut buncitnya. Seolah memberikan ketenangan pada bayi mungil didalam sana.

"Orang zaman sekarang, kalau kirim pesan random banget. Bercandanya kelewatan." Gumam Vyo, lalu mematikan ponselnya.

Berusaha tenang, Vyo memilih berbaring menyelimuti dirinya lalu berusaha memejamkan mata untuk menyelami dunia mimpi.

GARIS DUA (TERBIT)Where stories live. Discover now